"... Kemungkinan besar besok kami akan pergi dari sini" tak ada yang berbicara saat PERI selesai mengatakan itu.
Tak ada pilihan lain, kendatipun memang Alaska ingin sekali PERI tetap di sini di kehidupan Alaska, sesosok wanita yang telah mengisi sebagian hidupnya selama ini, tapi keinginannya tak patut untuk di penuhi karena itu hanya ke egoisan, lagi pula sekarang Alaska tak akan merasa sendiri lagi karena Elisa sudah terbuka padanya.
"Yeah... Jika itu memang keputusan final kalian" jawab Alaska dengan sedikit tak rela jika memang Ia akan kehilangan orang lagi.
Elisa sedikit bergerak di sisi Alaska
"Tapi... Kalian tidur di sini dahulu, aku yakin kalian tak akan menolak kan?!" ucap Elisa mengharapkan anggukan dari kedua Peri."Baiklah" respon Evans ada sedikit ekspresi sedih(?) di wajah Evans.
Senyuman Elisa mengembang
"Ini sudah siang apa kau tak akan sekolah?" tanya Elisa dengan tatapan tajam seperti biasa.Alaska sedikit terhenyak akan perkataan Elisa, Ia memang berniat akan sekolah tapi sekolah pun tak akan belajar lagi
"Aku sudah bebas... Minggu kemarin aku sudah ujian, besok saja aku sekolah" jawab Alaska hati-hati dalam mengucapakan setiap katanya.Alaska berjalan keluar setelah mendapatkan anggukan dari Elisa, dan menarik tangan PERI untuk keluar dari rumah Elisa.
Hari yang cerah, langit tampak biru mengkilap seperti lautan, tak ada awan yang menghambat terik matahari untuk menyinari bumi.
Kursi yang pernah melayang di malam hari tak pernah Alaska kebalikan ke asalnya, Ia menyimpan kursi itu di balkon tepat di sisi kamarnya, dan untuk hari ini Alaska memindahkan meja makan ke balkon yang sekarang penuh dengan buah.
Alaska menyuruh PERI untuk duduk di balkon sedangkan Alaska mengangkat telpon yang sendari tadi berbunyi.
"Kenapa kau tak datang?" sebelum Alaska membuka mulut suara teriakan terdengar dari ponsel yang di pegangnya.
Tangannya sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinga
"Males... Memangnya kenapa" sebenarnya Alaska malas untuk berdebat dengan si kembar, tapi apa daya hanya merekalah yang ingin berteman dengannya.Ada suara decakan dan dengusan dari seberang sana
"Malam kau tak kerja, sekarang kau tak sekolah" jelas suara itu dengan geraman.Giliran Alaska yang berdecak kesal
"Memangnya ada apa sih? Aku ingin Roy yang menjawab! Bukan kau Ron" tegas Alaska tak ingin mendengar ocehan yang mungkin akan menyembur dari mulut Ron.Ron sepertinya memberikan ponsel itu pada Roy karena samar-samar Alaska dapat mendengar gumaman dari sana
"Yeah kenapa kau ingin jawaban dari ku?" suara itu berbeda dari yang tadi, santai dan terkesan dingin."Apa yang ingin kalian bicarakan dengan ku?" Alaska langsung bicara pada intinya.
"Kau tau pembimbing itu?" tanya Roy yang tak begitu ingin jawaban karena Dia langsung bicara kembali
"Semalam dia mencari kau di Cafe kami! Dan tadi pagi dia bertanya kenapa kau tak sekolah?!" jelas Roy sedikit engan.Seketika Alaska terdiam dan menatap PERI
"Kenapa dia mencari ku?" replek mulutnya mengeluarkan suara."Entah, tapi sepertinya Dia ingin mengatakan sesuatu yang penting, ada urusan apa kau dengannya?" tanya Roy sedikit kencang.
"Sore ini aku akan kerja!" tukas Alaska dan mematikan sambungan telpon secara sepihak.
.🍁🍁🍁
Jam sembilan malam Alaska langsung pulang, kening bosnya berkerut saat Alaska ijin pulang mungin aneh akan keputusan Alaska yang tak biasa, tapi Bosnya tak banyak bicara dan mengangguk memberi ijin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Nyasar
Fantasi[Belum REVISI ]Apa yang akan kalian lakukan jika ada mahluk asing yang datang ke dalam kehidupan kalian? "Aku adalah peri" "Tak mungkin" "Kau tak percaya?" "Wajah mu tak memungkinkan jika kau adalah seorang peri!" "Ck.....hidup emang susah ya, udah...