XXI 🍁 Apa Kau PERI?

1.1K 92 5
                                    

"Syarat?" apa harus ada syarat saat tak ada uang untuk membayar?!

"Yah, syarat, apa kau akan merubah pikirkan?" Lala masih memberi peluang bagi Alaska untuk berpikir.

Tangan Alaska menggaruk belakang telinganya yang sebetulnya tak gatal, syarat? Kenapa di dunia ini tak ada yang gratis sih, batin Alaska
"Apa syaratnya?".

Lala mengayunkan tangannya tampak seperti menimbang-nimbang kata yang akan di ucapkan
"Akan ku beri tau jika masa ujian telah berakhir" jelas Lala dengan wajah puas seperti yakin akan pilihannya.

Ujian akan berlangsung selama seminggu, itu berarti Lala akan menagih janji pada hari minggu tepat di mana Ia harus menerebos hutan, mungkin selama ujian Alaska tak akan bimbang soal belajar atau tidaknya toh Lala akan memberikan contekan berarti Ia bisa bekerja dengan santai, tapi... Apa Ron tak akan mengetahui tentang ini? Karena kemungkinan syarat dari Lala akan berakibat fatal pada temannya
"Apa syaratnya besar?... Maksudku apa persyaratannya berat?" Alaska membenarkan ucapannya.

Lala memasang raut berpikir dengan memutar-mutar matanya
"Ku rasa... Itu tak akan membuat mu merasa terbebani, karena aku tak akan mencari kesempatan dalam kesempitan" kata Lala, percaya diri.

Alaska sedikit tidak mempercayai perkataan yang di ucapkan Lala apalagi  Lala sudah beberapa minggu ini terus berusaha mendekatinya
"Kalo gitu Janji tidak membebani ku?" tegas Alaska.

Lala tersenyum lalu megangguk.

"Okeh! Aku duluan" ucap Alaska dan kembali melangkahkan kakinya.

.🍁🍁🍁

Drrrt...Drrrrt...

Tangannya menggeser notip hijau dengan terburu-buru
"Yeah?" ucap Alaska ke Handphone nya.

"Apa kau akan bekerja?" tanya suara dari seberang telepon.

Alaska menyambar jaket yang tergantung, meninggalkan Handpone di meja belajar
"Ya! Memang ya kenapa?" raung Alaska karena sekarang sudah berada di dekat pintu, memasukan kakinya ke sepatu.

"Syukurlah...Kami pikir kau akan libur lagi!" suaranya terdengar bersemangat.

Tangan Alaska berusaha menalikan tali sepatunya
"Aku ketiduran! 15 menit lagi aku sampai!" jelas Alaska lalu berjalan menghampiri meja belajar nya, setelah kedua sepatu terpasang.

"Oke! Kami tunggu" jawab suara itu dan mematikan sambungan.

Alaska mengibaskan jaketnya sebelum akhirnya di pakai.

Sreeeut.... PRAAK

"Apa itu?... Weeh Handphone ku!" pekik Alaska lalu mencari nya di lantai, karena mungkin Handphone itu tergeser oleh jaketnya hingga terjatuh.

"Di mana sih!" gerutu Alaska sambil meraba-raba kolong meja dalam kegelapan.

Alaska memasukan kepalanya ke kolong meja, tak ada apa-apa, kecuali seberkas cahaya kuning bersinar dari benda yang panjang dengan beberapa lubang di sisinya
"Itu akan membantu" gumam Alaska, lalu meraih suling dan mengarahkannya ke tempat yang mungkin saja ada Handphone nya.

"Nah... Ternyata di sana"

Tangannya meraih ponsel dan melemparkan suling itu
"Aku tak bisa melakukannya hari ini" kata Alaska saat suling itu terjatuh di buku kecil yang sempat membuatnya menganga.

"Tadinya kami akan menjemput mu, tapi Ayah melarang jika aku akan membawa mobilnya" ucap Ron dengan nada kesal, Roy hanya mencibir saat mendengarnya.

"Kenapa kalian tiba-tiba ingin menjemputku?" tanya Alaska, merasa penasaran apa mungkin mereka menginginkan hal yang berkaitan dengannya.

"Aku hanya ingin jalan-jalan, aku bosan terus-menerus di kamar dan membaca buku, macam cewek nerd!" umpat Ron sembari mengangkat tangannya saat Alaska akan mengelap meja yang mereka tempati.

Peri NyasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang