"Kapan putra Ratu kalian meninggal?" Tanya Arerny sedikit terkejut mendengar jeritan Vi.
"Tujuh belas tahun yang lalu, ketika masih bayi." Biggo menjawabnya setengah engan, mungkin merasa konplik ini tidak seharusnya di bahas dalam keadaan seperti ini.
"Aku tak percaya! tadinya aku tidak perduli, tapi sekarang kalian berada dalam masalah ... dan hal itu menyangkut pada putra Ratu kalian-"
"Kupikir tidak!" Nyra menyela. "Masalah mereka menyangkut diriku Ar! aku harus sedikit kepo tentang kenapa mereka memasuki dunia kita. Itulah kenapa aku singgah kesini dalam jam tugasku," sambung Nyra mengalihkan pembicaraan.
"Oke! turuti saja Reg mu yang tercinta!" cemoh Arerny. Lalu beranjang menuju pintu yang di tutupi tirai merah dengan ujung setengah terbakar.
Nyra sempat mengerucutkan bibirnya sebelum membuka mulut untuk kembali berbicara pada peri, tapi sebelum perkataan keluar dari mulutnya Dirga langsung membuka suara. "Kami tidak sengaja memasuki kawasan penyihir!"
"Dan kami tidak ada maksud apapun!" gertak Darla yang kini tidak lagi dalam tahanan Dirga.
"Dan tentunya kami tidak patut di curigai!" timbal Biggo.
"Diam!" perintah Nyra.
Vi yang tertunduk sedikit terlonjang Risa yang tadinya ingin berbicara langsung terhenti.
"Aku tau itu! tapi ..." Nyra melihat satu persatu peri dengan raut wajah meneliti, "siapa diantara kalian yang mempunyai tongkat sihir?" sambungnya sedikit berbisik.
Semua menggeleng, kecuali Risa.
"Kau punya?" kata Dirga setengah tidak percaya.
Risa tidak punya. Hal yang membuatnya tidak menggeleng adalah; Dia merasa ada yang aneh dengan logo tongkat di jubah penyihir yang bernama Nipper, tongkat berujung kristal. berputar di kepalanya gambar seseorang yang mengacungkan tongkat dengan ujung bersinar biru, lalu pintu dimensi muncul di hadapannya.
"Ex!" peri yang mengaku punya pengaruh besar di dunia sihir sekaligus ketua dalam kelompok peri pemburu.
"Ya! Ex punya tongkat sihir," Vi melanjutkan perkataan Risa yang tidak sempurna.
"Ex? apa dia yang bertubuh jangkung dan tidak bisa ... di bilang gemuk ku rasa?" Nyra tepat dalam menyebutkan ciri-ciri si peri yang berlari bersama Evans ke arah selatan.
"Bagaimana kau tau?" Darla bertanya mewakili semua peri yang merasa 'itulah Ex.
"Seharusnya kau sadar, dua peri itu lari kearah istana saat Nipper dan yang lainnya berusaha menangkap, dan tentunya sekarang mereka berada dalam tahanan untuk sementara sebab tidak mau menjawab pertanyaan kami. tapi kau cerdas sekali," Telunjuk Nyra yang berwarna seperti rambutnya menunjuk Vi. "mengatakan hal yang sangat ingin kami ketahui. oke! seharusnya kalian berterima kasih pada Arerny; berkat dirinya kalian tidak di bawa ke istana oleh The Nipper-"
"Bagaimana dengan mereka yang di tahan? bisakah kau bebaskan mereka dan persilahkan kami keluar dari dunia sihir?" Biggo terlihat risih saat mendengar Ex dan Evans tertahan.
Nyra mengangkat dagunya, berusaha menghadap Biggo yang lebih tinggi dari dirinya. "Ternyata otakmu tidak sebesar tubuhmu! Kalian dalam masalah besar, tidak akan mungkin langsung pulang pada dunia kalian sendiri, sebelum kami mendapatkan penjelasan kenapa peri bisa mempunyai tongkat sihir?" katanya sedikit sinis, "hal yang tidak lajim bukan?" sambungnya membuat semua peri terbungkam. "Bersikaplah seperti tamu karena itu yang akan menyelamatkan kalian. aku segera kembali!" ujrnya sambil beranjang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Nyasar
Fantasy[Belum REVISI ]Apa yang akan kalian lakukan jika ada mahluk asing yang datang ke dalam kehidupan kalian? "Aku adalah peri" "Tak mungkin" "Kau tak percaya?" "Wajah mu tak memungkinkan jika kau adalah seorang peri!" "Ck.....hidup emang susah ya, udah...