6 - Ternyata

551 29 0
                                    

Author pov

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan baik Andra maupun Sarah tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu mereka berbicara hanya seperlunya saja misalnya ketika di persimpangan jalan maka Andra bertanya jalan kepada Sarah dan Sarah hanya menjawab juga seperlunya saja, sampai tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Sarah.

Setelah mobil berhenti Andra langsung keluar dan membukakan pintu untuk Sarah, tanpa Andra ketahui Sarah tersenyum di balik cadarnya. Mereka pun jalan beriringan.

Tok. Tok. Tok

" Assalamu'llaikum umi... abi.. " salam Sarah.

" Wa'allaikumssalam, siapa itu Sarah, kenapa tidak diajak masuk? " tanya abinya yang ada dibelakang umi Sarah yang mebukakan pintu sambil melihat ke arah Andra.

" Owh ini ka Andra bi, mi, dia kaka kelasnya Sarah, tadi Sarah mau pulang tapi udah sore jadi ka Andra nawarin buat pulang bareng " jelas Sarah yang diangguki oleh umi dan abinya.

" Ya sudah ajak masuk dong nak, udah sore juga sekalian makan malam disini saja ya nak Andra, nanti kamu pake baju abinya Sarah dulu" kata umi Sarah seraya tersenyum kearah Andra.

" iya umi, tapi-" ucapan Sarah terpotong oleh Andra.

" Makasih tawaranya om, tante tapi apa Andra ngga ngrepotin? " kata Andra ramah sambil melirik kearah Sarah yang menunduk.

" Ngrepotin apa sih nak, sudah ayo masuk " jawab umi lalu mempersilahkan Andra untuk masuk.

Setelah masuk ke rumah, Andra dipersilahkan mandi dan mengganti baju seragamnya dengan baju kemeja biru muda milik abinya Sarah beserta celana bahan berwarna hitam, tak terasa mereka mengobrol hingga adzan maghrib berkumandang.

" Alhamdulillah,, sudah azan mari nak Andra kita solat berjamaah " ajak abi Sarah yang membuat Andra bingung.

" Itu om...emmm... maaf Andra non muslim " kata Andra sambil tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Oh maaf nak, abi tidak tau, kalau begitu kamu duduk disini saja, abi, umi dan Sarah akan solat dulu " jawab abi.

" Tidak apa-apa bi " kata Andra lalu duduk di ruang tamu sambil menunggu keluarga Sarah selesai solat.

Setelah solat berjamaah umi Sarah mempersiapkan makan malam dan merekapun makan malam bersama dengan keheningan. Sehabis makan umi dan Sarah membersihkan meja makan. Dan menyusul abi dan Andra di ruang keluarga.

" Terima kasih tan makananya, Andra ngga pernah makan makanan seenak makanan buatan tante " kata andra sambil mengacungkan dua jempolnya kepada umi sarah yang baru saja duduk di sofa " nanti kalo Andra ada waktu numpang makan lagi ya tan " kata Andra semangat. Melihat perilaku Andra yang seperti anak kecil sontak umi, abi dan Sarah tersenyum.

" Nak Andra, kapanpun kamu mau makan masakan umi, datang saja nak, pintu rumah kami selalu terbuka, ya kan bi? " jawab umi.

" Iya nak... Benar apa kata umi. Walaupun abi dan umi ini baru mengenalmu entah kenapa kamu mengingatkan kita kepada seorang teman lama " kata abi Sarah yang membuat kedua alis Andra mengkerut.

" Teman lama? siapa bi? " tanya Sarah.

" Teman lama yang sering abi ceritakan itu Sarah " jawab abi sambil mengelus puncak kepala putrinya itu.

" Owh teman dekat sekaligus suami kerabat jauh kita? yang dulunya mualaf tapi setelah istrinya meninggal karena melahirkan dia keluar dari islam dan pergi ke luar negeri, iya bi? ? " kata Sarah yang membuat Andra membeku karena cerita orang itu mirip dengan ayahnya.

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang