3 - Tanda tangan

733 27 0
                                    

Bel tanda istirahat sekolah pun berbunyi, semua siswa siswi berebut untuk sampai di kantin terlebih dahulu lain halnya dengan seorang siswi yang hanya menundukan kepalanya seraya memandangi selembar kertas folio yang telah terisi tanda tangan lebih dari separuhnya. Dia terlihat termenung sendiri dimeja pojok, karena memang hari ini peserta mos dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya berjumlah empat puluh anak dan setiap kelompok ditempatkan di kelas-kelas untuk penjelasan lebih lanjut mengenai sekolah, sebab besok adalah upacara penutupan mos dan lusanya siswa dan siswi peserta didik baru sudah memulai pelajaran di awal semester ini.

Sarah pov

'Besok adalah hari terakhir mos jadi hari ini aku harus menyelesaikan hukuman ini. Semangat sarah!.' Ucapku pada diriku sendiri, setelah kulihat kelas yang aku tempati ini sudah kosong karena semuanya pergi ke kantin dan ku lihat lewat jendela memang lorong di depan kelas yang aku tempati ini sudah mulai lenggang segera ku berdiri dan ku langkahkan kakiku untuk mencari kira-kira siapa panitia mos yang belum aku mintai tanda tangan. Sungguh ini adalah hukuman yang paling menyebalkan bagaimana aku akan meminta tanda tangan semua panitia mos jika wajahnya saja aku tidak kenal kecuali yang perempuan karena memang jika setiap ada kakak kelas atau panitia laki-laki yang memperkenalkan diri maka aku enggan untuk memandang wajahnya jadi bagaimana aku mengetahui mana panitia yang sudah aku mintai tanda tangan dan mana yang belum, tapi sejauh ini aku bersyukur karena setiap aku kebingungan ada beberapa peserta mos lain yang tidak sungkan ku mintai bantuan. Sekarangpun aku sedang mencari Rani teman satu kelopok ku tadi, dia adalah perempuan yang baik, berhijab dan ternyata orang tuanya kenal dengan umi dan abiku dan setelah aku memasuki kantin yang cukup ramai ku lihat Rani tengah berbicara dengan seseorang yang duduk didepanya tapi setelah dia melihat ke arahku, diapun tersenyum dan melambaikan tangannya dan menepuk-nepuk bangku disebelahnya, aku yang paham akan perintahnya segera ku langkahkan kaki ku mendekat ke arahnya dan duduk di sebelahnya.

Ranipun tersenyum ke arahku " perkenalkan ini Sarah temanku dan Sarah ini ka Alin anak dari teman sekaligus rekan bisnis ayahku " jelas Rani memperkenalkan aku pada perempuan dihadapanya. Akupun tersenyum ke arah perempuan itu dan perempuan bernama Alin itu juga tesenyum ke arahku sambil mengulurkan tangannya ke arahku. Dan akupun menyabut uluran tangan itu dengan senang hati.

" Alinna Parmeswara, kelas XII ipa 1, senang berkenalan denganmu " kata perempuan itu, dan setelah mendengar dia kelas XII, itu artinya dia lebih tua dariku, setelah menyadari hal itu akupun agak mencondongkan badanku berniat mencium tanannya akan tetapi dia malah terkejut dan mendorong bahuku agar aku kembali menegakan badanku dan aku malah menatapnya bingung, kenapa aku tidak boleh mencium tangannya? pikirku.Setelah memperhatikanku yang merasa bingung,

dia malah terkekeh " jangan mandangin gue kaya gitu dan jangan cium tangan sama gue, perasaan gue masih muda ya Ran? " katanya sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Rani yang hanya dibalas dengan senyuman" anggap saja aku temanmu, sama seperti kau dengan Rani, oke? " imbuhnya.

" Baiklah, saya Sarah Assyifa, senang berkenalan juga dengan kaka " jawabku dengan senyuman.

" Sudah dulu perkenalannya oke, sekarang aku laper banget yakin " kata Rani sambil mengusap-usap perutnya. Aku dan ka rani hanya memutar bola mata jengah, benar saja kalaupun Rani ini badanya kecil tapi makanya jangan ditanya lagi lah yah,,banyakkk " Dan sarah kamu mau pesan apa biar sekalian " imbuhnya

" Tidak usah Ran aku abis ini juga mau langsung pergi, ngumpulin tanda tangan lagi " kataku

Ka Alin menatapku bingung " tanda tangan?? " tanyanya

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang