13 - Debat tak berfaedah

492 26 3
                                    

Sudah dua hari Andra tidak diperbolehkan masuk sekolah, hal itu membuat Andra dilema, pasalnya ia merasa senang karena tidak usah mengikuti pelajaran yang membosankan, tapi disisi lain Andra juga merindukan Sarah. Dan sekarang Andra tengah duduk berdampingan bersama papanya sambil memohon seperti anak kecil, pada awalnya Andra sangat tidak mau melakukan hal memuakan itu 'memohon', tapi mau bagaimana lagi, sedari tadi papanya hanya mengacuhkan keinginan Andra, lagian menurut Andra papanya saja yang terlalu berlebihan sekaligus aneh, dimana-mana tidak ada orang tua yang melarang anaknya sekolah hanya karena hal sepele bukan?.

" Ayolah pa... Andra besok berangkat sekolah yah... " ucap Andra sambil memasang puppy eyes nya.

"........." tidak anda jawaban dari Dirgan, ia malah tetap sibuk dengan tabletnya tampa memperdulikan rengekan memohon Andra.

" Pa! Ayooo... " rengek Andra.

Dirgan pun menjawab tanpa mengalihkan pandangannya kepada Andra yang sedari tadi terus merengek " Ck ayo kemana sih Ndra? Jalan aja masih di tuntun kaya balita "

" ih papa, bukan gitu, Andra tu ngajak papa ke sekolah, papa ko kaya Idoi sih " geram Andra " Ayo pa... " rengeknya lagi.

Dirgan pun akhirnya menatap Andra jengah " Kamu itu laki-laki, jangan ngrengek kaya anak gadis minta boneka lah Ndra " tegur Dirgan lalu kembali mengalihkan tatapanya ke arah tablet di tangannya.

" Ya udah makanya ijinin Andra berangkat sekolah " ucap Andra.

".........." Dirgan yang sudah bosan dengan ocehan Andra hanya memutar matanya malas lalu kembali fokus kepada tabletnya.

" Ah! Kalo papa diem berarti, Andra boleh sekolah besok " jawab Andra sendiri karena papanya itu tak kunjung menjawab keinginannya.

Dirgan yang sudah merasa kesal dengan rengekan memohon Andra yang menurutnya terlalu seperti anak kecil itu, mengehela nafas berat dan menaruh tabletnya ke atas meja lalu menatap Andra " Pokoknya papa bilang ngga boleh berangkat dulu ya berarti ngga boleh Andra " jawab Dirgan lalu mengalihkan pandangannya ke kaki Andra yang di terkilir dan dibalut perban elastis di pergelangan kakinya " Kaki kamu itu masih sakit Andra...bentuknya aja masih kaya gitu, gayanya mau berangkat sekolah "

" Ya elah pa.. Andra tuh udah sembuh kali pa.. Lebay banget sih " rajuk Andra sambil membenarkan posisi duduknya, sehingga bersender di sofa ruang keluarga sambil menyilangkan tangannya di depan dada. " Terus Andra boleh sekolahnya kapan pa? Kan Andra udah kelas XII bentar lagi ujian, nanti kalo Andra ketinggalan pelajaran terus nilainya jelek gimana? " kata Andra alasan.

" Intinya papa ngga ngijinin kamu berangkat sekolah sebelum kakimu sembuh total, terus buat masalah nilai, papa yakin nilai kamu bakalan baik-baik aja kalo kamu pakai otak warisan papa itu " jawab Dirgan mantap.

Andra pun semakin bingung, cara apa lagi yang harus Andra lakukan untuk membuat papanya mengijinkan Andra berangkat sekolah dan mengakhiri perdebatan tak berfaedah ini.

" Ya udah kalo gitu Andra mau mogok makan, titik! " putus Andra.

Dirgan pun tersenyum sinis mendengar ancaman Andra " Silahkan anaknya papa yang tampan 'katanya',... kalo kamu berani mogok makan! papa cabut kartu kredit kamu " ancamnya balik.

" Ya tuhan papa! Andra itu emang ganteng kali, Terus hih yah papa itu sebagai papa yang baik harusnya ndukung Andra dong, jangan terlalu manjakan Andra lah pa, nanti kalo Andra nikah kan Andra harus bisa jadi pemimpin, nanti kalo Andra kebiasaan manja kaya gini, gimana nasib keluarga Andra pa " kata Andra memelas. Padahal dihati ia hanya ingin bertemu dengan Sarah.

Dirgan pun menghela nafas berat mendengar penuturan Andra tersebut, pasalnya apa yang Andra katakan sepenuhnya benar apa adanya.

" Oke fine, besok kamu boleh berangkat sekolah " putus Dirgan " tapi kamu harus mau dikawal sama satu body guard papa, paham? " lanjutnya.

" Pa.. Tap--- "

" Ngga ada tapi-tapian, kalo kamu mau berangkat sekolah kamu harus mau ngikutin omongan papa Ndra " sela Dirgan sebelum Andra menyelesaikan omongannya.

" Iya " pasrah Andra, mau gimana lagi, asalkan dia diijinkan berangkat sekolah dan menemui Sarah, kenapa ngga?.

🍁

Pagi harinya Andra dengan semangat bersiap-siap berangakat sekolah dibantu oleh beberapa maid di rumahnya, begitu ia turun dari tangga sudah ada papanya, satu orang body guard dan satu orang sopir.

" Papa ngga bisa antar kamu Ndra, nati kamu berangkat sama mang Agus(supir Andra) dan nanti disekolah dikawal sama pak Jefri (body guard Andra), ngga papa kan? " tanya Dirgan yang dibalas senyum kemenangan oleh Andra, pasalnya Andra lebih suka diantar oleh supir dari pada papanya. Dan soal pak Jefri Andra tidak terlalu memusingkannya walaupun nanti dia akan dikawal seharian, pasalnya pak Jefri itu salah satu body guard papanya yang paling pendiam, tapi jangan salah, kemampunya ngga perlu diragukan.

" Oke " jawab Andra setelah sampai di ujung tangga dengan dibantu oleh salah satu maid. " sukur malah, papa ngga bisa nganter " imbuhnya dalam hati.

" Ya udah, mang, Jef saya titip anak saya yah " pesan Dirgan yang langsung di iyakan oleh kedua orang tersebut, lalu menghampiri Andra " Papa berangkat dulu yah, jaga diri baik baik, kalo ada apa-apa telfon papa dan ka-- "

" Iya papa, Andra udah mau telat ini " potong Andra lalu mencium tangan papanya " Yu mang, pa Jef " ajak Andra kemudian beranjak pergi ke luar rumah. Meninggalkan Dirgan yang tersenyum melihat anaknya.

" Maryam, anak kita telah dewasa " gumamnya lalu ikut beranjak, tak ketinggalan sopir dan dua body guard yang telah menunggunya di mobil.

Setelah mobil Andra beranjak dari pelataran mansion Andra, ya.. Karena untuk ukuran sebuah rumah mungki terkalu megah dan mewah.

" Mang nanti sekalian jemput Sarah ya mang " perintah Andra.

" Neng Sarah? Yang dimana rumahnya den? " tanya mang Agus, karena belum terlalu paham nama teman Andra yang bernama Sarah.

" Nanti Andra yang tunjukin jalannya, kalo jalan ini masih lurus aja mang " jawab Andra.

Dalam hati Andra sudah mulai memikirkan rencana-rencana di otak tampanya untuk seharian ini bersama Sarah, secara Andra yang sedang sakit pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Sambil menyelam, minum air. Itulah keinginan Andra untuk hari ini. Dan Andra bersukur bisa memenangkan perdebatan dengan papanya kali ini.

TBC

Jangan lupa vote and commet yah.. Dan tunggu next nya juga, Insha Allah ngga lama-lama...
SEE YOU 😉😘

"sorry for typo"

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang