24 - Akad

124 5 0
                                    

“ Saya terima nikah dan kawinnya Sarah Assyifa binti Hajar Arraf’i dengan mas kawin tersebut dibayar tunai “

“ Bagaimana saksi, sah? “ tanya penghulu ketika Andra selesai mengucapkan ijab kabul dengan lancar satu tarikan nafas

“SAHH!!”

“Alhamdulillah “

Dalam hati Andra mengucap syukur sebesar-besarnya setelah berhari-hari ia dirundung keresahan karena rasa takut akan salah mengucapkan ijab kabul akhirnya prosesi tersebut telah dilalui dengan lancar, tinggal menunggu pengantinya, Sarah yang entah kenapa sangat lama menurut Andra.

Ditengah pemikirannya sendiri tiba-tiba Andra tertegun melihat wanita yang ditungu-tungunya tengah dituntun umi Fatimah berjalan kearahnya, Andra hilang akal ketika umi Fatimah mendudukan Sarah disampingnya, rasanya seperti mimpi, Sarah, wanita itu telah menjadi istrinya dan tengah menandatangai buku nikahnya.

“ Nak Andra, itu istrinya mau salim, jangan dianggurin atuh “ sontak cletukan pak penghulu tadi mengundang tawa anggota keluarganya yang hadir, bagaimana tidak, saat ini Andra hanya melamun sedangkan Sarah sendiri terlihat gugup karena suaminya tidak juga mengulurkan tangannya padanya.

“ Eh I-Iya “ jawab Andra gugup dan mengulurkan tangannya yang gemetar kepada Sarah, sungguh ketika sarah mengecup punggung tanggannya Andra merasa jantungnya hendak meloncat dari tempatnya. Namun ketika Sarah tersenyum kepadanya, tak sadar Andra pun ikut tersenyum dan memberanikan diri mengecup dahi Sarah seraya mengucap doa dalam hati, diusapnya ubun-ubun Sarah dan kembali tersenyum menatapnya.

“ Bimbing Sarah ke surge Nya ka “ ucap Sarah sembari tersenyum kearah Andra, tak berbeda dengan Andra gadis itu pun merasakan bagaimana jantungnya bertalu-talu ketika ia dan Andra bersentuhan untuk yang pertama kalinya.

“ Insya Allah “ balas Andra mantap “ Ingatkan aku ketika melakukan kesalahan, tegurlah aku “ imbuhnya yang dibalas anggukan oleh Sarah.

Setelah sholat isya dan makan malam, semua anggota keluarga Sarah maupun Andra tengah bersiap untuk persiapan resepsi Sarah dan Andra yang akan dimulai jam delapan malam. Semua anggota keluarga serta kerabat sibuk memperispkan ini itu sedangkan sang pengantin kini hanya disuruh duduk manis di dalam kamar dengan alasan takut merusak penampilan mereka jika ikut turun tangan mempersiapkan resepsi sedang di dalam kamar yang didominasi suasana canggung tersebut tidak ada yang memulai pembicaraan, hingga dengan inisiatifnya Andra mengusap kepala Sarah, entah kenapa melihat Sarah terus saja menunduk, tak pernah melihat ke arahnya Andra merasa aneh, padahal sebelum-sebelumnya ia sangat menjaga pandangannya.

“ Sarah “ panggilnya

“ Ya kak? ” jawab Sarah masih belum mengangkat pandangannya

“ Sarah “ panggilnya lagi, dan respon yang diberikan Sarah masih sama

“ Sarah, lihat aku “ pintanya pada Sarah, dengan perlahan Sarah megangkat pandangannya, ketika mata mereka bertemu Andra tersenyum yang membuat Sarah kembali menunduk.

“ Sarah.. “ tegur Andra mebuat sarah mendongak, dosa kan yah jika melawan suami, itu yang ada di pikiran sarah.

Ketika Sarah mengangkat pandangannya menghadap Andra, lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya itu mengusap pipinya yang tertutup cadar dengan lembut.

“ cantik “ gumam Andra yang membuat wajah Sarah memanas dibalik cadarnya.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk dan tak lama terbuka menampilkan wajah uminya

“ Sarah, Andra ayo keluar nak, para tamu sudah mulai berdatangan “ ajak umi Fatimah yang diangguki keduanya. Umi Fatimah berjalan kearah Sarah dan mebantunya berdiri mengingat gaun yang dipakai Sarah cukub berat. Andra dengan sedirinya menggengam tangan sarah dan menuntunya keatas pelaminan.

Tiga jam sudah terhitung resepsi itu berlangsung namun entah berapa banyak tamu yang diundang orang tua mereka hingga saat ini pun masih banyak tamu yang ada di tempat tersebut.
Andra melihat Sarah menggerakan kakinya seperti tidak nyaman pun berjongkok dan menyuruh Sarah duduk, disusul dirinya.

“ Kenapa? Kakinya sakit?” tanya  Andra pelan sembari menggenggam dan mengusam punggung tangan Sarah.

“ Iya ka, sepatu Sarah ngga nyaman “ adu Sarah

Andra yang merasa khawatir kaki Sarah lecet atau bengkak karena biasanya gadis itu selalu memakai flat shoe atau sandal, bukan hils seperti sekarang pun berujar “ ganti flat shoe aja ya?”

“ Ngga usah ka, sebentar lagi juga acaranya selesai “ jawab Sarah.

“ ya udah terserah kamu aja “ putus Andra “ Ngomong-ngomong kamu mau manggil kaka ‘kaka’ aja ngga mau ganti panggilan, saying, mas, aa atau apa? “ tanya Andra tiba-tiba membuat Sarah merona.

“ Mas Andra aja ya? “ jawab Sarah yang dibalas senyuman serta nggukan lembut dari suaminya.

Ketika Andra dan Sarah tengah saling berhadapan dan tersenyum tiba-tiba cletukan salah satu teman mereka ketika SMA membuat mereka menegang.

“ udah mesra-mesraannya nanti aja, sekalian malam pertama “ ujar Leo, masih ingat Leo teman Andra kan.

Sorak-sorak pun memenuhi ballroom hotel tempat mereka melakukan resepsi.

‘malam pertama’

Andra dan Sarah canggung mengingat memang benar malam ini adalah malam pertama mereka.

Entah apa yang terjadi di malam itu tunggu saja di next chap, Insya Allah Author update ngga lama-lama… maklum, libur sekolah auto ngga ada tugas kaya biasanya.. maaf yah author baru comeback, lama ninggalin kalian.. See u ^_^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang