20 - Berjumpa lagi

437 22 22
                                    

Seorang gadis berjalan di sebuah padang rumput hijau dengan bunga warna-warni nan indah disekitarnya, kaki telanjangnya terasa tergelitik rumput yang diinjaknya ketika berjalan, entah kemana ia akan pergi. Setelah lama berjalan tanpa arah, dilihatnya seorang yang nampak mengenakan pakaian kemeja putih dan celana panjang dengan warna yang senada, dengan rasa penasarannya ia berjalan mendekati sosok itu, setelah nampak wajah yang ada di depannya setitik air mata jatuh keluar dari kelopak matanya, ingin rasanya ia merengkuh tubuh tegap di hadapannya namun cahaya putih tiba-tiba menyilaukan pandangannya, membuat pandangannya seketika mengabur namun masih terlihat senyum dari lelaki di depannya.

🍁

Astaghfirullah, kata itu lah yang pertama terucap dari bibir Sarah setelah tersadar dari mimpi dengan keindahan dan kebahagiaan semu itu. Diusap wajahnya yang entah kenapa kini telah basah oleh air mata, entahlah.. Mimpi itu seolah-olah sangat nyata dan semoga memang akan menjadi kenyataan, Sarah sadar apapun yang ada dalam mimpinya hanya jin ataupun setan yang menjelama menjadi lakon dari mimpinya namun Sarah tetep percaya ada kalanya seorang manusia mengalami mimpi dimana mimpi itu berasal dari Sang Pencipta.

Tok. Tok. Tok

Terdegar ketukan pintu yang mengobrak abrik lamunan Sarah, tak lama setelah itu terdengar suara uminya memanggil.

" Sarah.. Bangun nak.. Kita sarapan "

" Iya Umi, Sarah udah bangun, bentar lagi turun " ujar Sarah lalu mengambil langkah seribu untuk menyelesaikan ritual paginya, tak ingin membuat Umi dan Abinya menunggu terlalu lama di ruang makan.

Sesaat kemudian Sarah sudah siap dengan gamis rumahan dengah hijabnya yang simple karena memang hari ini weakend, jadi Sarah pun tidak berangkat untuk mengajar, sesampainya di ruang makan, ia tersenyum ke arah Umi dan Abinya yang sudah menunggu.

" Pagi Mi, Bi.. " sapa Sarah lalu duduk berhadapan dengan Uminya.

" Pagi " balas Umi Fatimah dan Abi Hajar bersamaan sembari tersenyun ke arah putrinya itu.

Keluarga Sarah pun memakan sarapan mereka dalam diam, setelah sarapan, Sarah hanya bersantai di ruang keluarga sambil menonton acara televisi sembari memakan camilan yang di buat Uminya, sedangkan Umi Fatimah dan Abi Hajar tetap harus bersiap untuk pergi ke Panti Asuhan mereka, walaupun jarak rumah dan Panti cukup dekat, dimana di Panti juga sudah ada orang yang dipasrahi untuk mengurus Panti tersebut namun tetep saja Umi dan Abi Sarah ingin memantau sendiri perkembangan anak-anak asuhnya.

" Sarah.. " Panggil Abi Hajar ketika melewati ruang keluarga.

" Ya Abi " Sarah menengok ke arah Abi nya yang sudah siap dengan pakaian rapi.

" Nanti malam kamu ada acara ngga nak? " tanya Abi Hajar sembari mengambil posisi duduk di samping Sarah.

" Ngga ada lah Bi, emang Sarah mau ngapain mentang-mentang nanti malam, malam minggu, tapi Abi kan tau Sarah ngga punya gandengan.. Ehh.. Ada sih.. Tapi ngga tau lah bi, ko Sarah malah curhat yah.. " Sarah tertawa begitu menyadari apa yang dia bicarakan, merasa malu dengan Abinya.

Sedangkan Abi Hajar hanya tersenyum melihat tingkah putrinya itu " Anak teman Abi ada yang ngajakin kamu makan malem, kamu mau yah.. "

Sarah memandang ke arah Abinya heran, pasalnya seumur hidup setiap Sarah izin makan malam dengan teman-temannya ataupun jika ada orang yang mengajak Sarah makan malan, pasti Abi nya itu tidak akan mengizinkan " Kata Abi, Sarah ngga boleh keluar malem sembarangan, lah ko Abi malah nyuruh Sarah makam malem bareng anak temen Abi sih, kan sama aja bii.. " protes Sarah.

" Beda Sarah, kalo kamu yang izin Abi ngga tau kamu mau pergi sama orang yang kaya gimana, selama ini kan kamu ngga pernah ngenalin teman-temanmu sama Abi atau orang yang mengajak kamu pergi, itu sebabnya Abi ngelarang kamu, tapi sekarang orang yang ngajak kamu makan malam itu, Abi sudah sangat kenal, Abi percaya dia ngga bakal ngapa-ngapain putri Abi ini, justru Abi yakin disana dia akan njagain kamu " jelas Abi Hajar sembari membelai kepala Sarah yang tertutupi kerudung.

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang