17 - Pamit

352 22 7
                                    

Jeng jeng jeng!!
Author up date lebih cepet dari biasanya, khusus buat bembaca Hijrah Cinta yang udah mau kasih vote sama commentnya..thank you 😘 oke... Let's read..

🍁🍁🍁

Seminggu telah berlalu, selama seminggu itu tak ada kabar apapun dari Andra, 'sebegitu sibukah ia menyiapkan rencana tak jelas itu' gumam Sarah dalam hati. Setelah beradu argumen dengan hatinya, Sarah memantapkan diri untuk menanyakan janji Andra seminggu lalu, bahwa Andra akan menceritakan semuanya... Entahlah apa yang dimaksud 'semua' itu... Baru saja Sarah akan beranjak mengambil ponselnya, namun suara notifikasi pesan whats up masuk terlebih dahulu terdengar di telinga Sarah.

" Ka Andra..." gumam Sarah sembari tersenyum kecil melihat nama yang tertera di ponselnya.

Sarah.. Bisakah kita bertemu hari ini?

Boleh.. Dimana ka?

Hati Sarah berdebar seiringan dengan tulisan 'mengetikk...' pada nama 'Ka Andra'.

Ting.. Bunyi notifikasi membuyarkan lamunan Sarah.

Taman dekat rumahmu, aku akan kesana..

Baiklah...

Setelah membalas pesan Andra, Sarah buru-buru bersiap untuk menemui Andra dan menelfon Abinya yang kini berada di panti untuk meminta izin dan memberi tahu jika ia akan ke taman dekat rumah untuk menemui Andra dan tentu saja Abinya itu memberikan izinnya.

Sesampainya di taman yang kini tidak terlalu ramai itu Sarah menuju ke bangku taman yang terletak tak terlalu jauh dari jalanan agar ketika Andra sampai ia bisa langsung melihat Sarah. Setelah beberapa lama Sarah menunggu terdengar suara deheman dari sampingnya dan kini seorang laki-laki berparas tampan telah duduk di sampingnya, senyum Sarah pun mengembang di balik cadarnya ketika melirik sekilas lelaki itu yang tak lain adalah Andra.

" Sudah lama nunggunya? " tanya Andra membuka percakapan.

" Tidak terlalu..." jawab Sarah seadanya.

" Maaf... " ucap Andra pelan. Entah hanya perasaan Sarah atau memang keyataannya, hari ini Andra terlihat lebih kurus dengan kantung mata hitam di sekitar matanya tanda bahwa ia kelelahan dan kurang tidur.

" Kenapa kaka minta maaf? " tanya Sarah heran pasalnya selama seminggu terakhir ini mereka tidak pernah bertemu dan sekarang Andra meminta 'maaf'?

" Karena telah membuatmu menunggu... " jawab Andra sendu.

" Tidak apa-apa ka... Lagian Sarah itu bukan tipe orang yang ngga sabaran... " kelakar Sarah membuat Andra tersenyum. Setelah itu entah kenapa suasana menjadi hening, Sarah yang tak tau harus berbicara apa dan Andra yang tak tau harus memulai pembicaraan dari mana. Setelah beberapa lama dalam keheningan barulah Andra memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu kepada Sarah.

" Sarah.. " panggilnya membuat Sarah menengok ke arahnya " Aku sudah mengambil keputusan yang besar " ucap Andra yang terdengar ambigu di telinga Sarah.

" Keputusan? " tanya Sarah cengo.

" Ya... keputusan yang akan merubah masa depan kita... " ucap Andra lagi-lagi terdengar ambigu.

" Sarah ngga paham... " jujur Sarah.

" Aku akan berbindah keyakinan yang sama denganmu " ucapan Andra bagai petir di siang bolong bagi Sarah.

" Ta-tapi kenapa? " ujar Sarah bingung kenapa Andra bisa mengambil keputusan yang akan merubah hidupnya.

" Hanya itu yang dapat membuat kita bersatu.. " jawab Andra mantap. Dan Sarah tak bisa membendung rasa harunya hingga tanpa sadar air matanya menetes.

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang