16 - Bahagia, rencana & keresahan

308 21 2
                                    

Sebelumya author mau mengucapkan " selamat menunaikan ibadah puasa " (bagi yang menjalankan), semoga tahun ini puasanya berkah dan dapat kembali menjumpai bulan Ramadhan tahun depan... Aamiin...

Oke Let's read...

🍁🍁🍁

" Maaf ka... Sa-sarah ngga... " ucap Sarah menggantung membuat jantung Andra seakan ingin melompat keluar dari tempatnya. Tak terasa air mata Andra pun menumpuk di ujung matanya, tak kuasa untuk mendengar penolakan Sarah. Andra pun hanya dapat menunduk mengenyahkan semua pikiran negatif di benaknya sebari menunggu Sarah melanjutkan kalimatnya.

" Hiks.. Sa-sar-rah ng-ngga hiks.. Hiks " mendengar tangis Sarah yang semakin kencang membuat Andra mengangkat kepalanya dan benar saja bahu Sarah bergetar dan suara tangisnya pun terdengar pilu di telinga Andra 'apa aku salah? Sampai Sarah nangis segitunya' ucap dewi batin Andra bingung melihat Sarah menangis seperti orang ditinggal mati. Aduhhh...

" Hei! Kamu kenapa? " tanya Andra semakin bingung ketika melihat Sarah yang menangis sesenggukan " aku ambil minum dulu yah, jangan kemana-mana " tawar Andra, dan langsung beranjak menuju dapur ketika melihat Sarah mengangguk samar.

Tak lama Andra telah kembali dengan gelas di tangannya, diberikannya gelas berisi air hangat itu kepada Sarah yang langsung disambut Sarah.

" Udah mendingan? " tanya Andra ketika melihat tangis Sarah yang mereda. " Kalau pun perasaanku bertepuk sebelah tangan juga ngga papa, jangan dipaksain, apalagi sampe nangis-nang--"

" Bu-bukan begitu! " seru Sarah tanpa menunggu Andra menyelesaikan kalimatnya. Dan hal itu membuat sebelah alis Andra terangkat.

" lah trus? " pancing Andra agar Sarah terus terang kepadanya.

" Sa-sarah ng-ngga tau kenapa... Tapi yang jelas Sarah bahagia " cicit Sarah namun masih dapat terdengar oleh Andra " Sangat" imbuhnya.

Andra pun tersenyum karena mendengar tanda-tanda lampu hijau dari Sarah " Maksudnya? " tanya Andra menegaskan.

" Sa-sarah bahagia mendengar pengakuan ka Andra " ucap Sarah " it-itu berarti perasaan Sarah tersambut " lanjutnya membuat senyum Andra tambah mengembang.

" Apa kamu juga mencintaiku Sarah? " tanya Andra memastikan.

" I-iya, Sarah sudah jatuh hati pada kaka saat pertama kali tatapan kita beradu di waktu masa orientasi dulu " aku Sarah membuat Andra berdiri dari duduknya dan melompat-lompat girang sambil meneriakan kata 'yes!' berulang-ulang.

" Kaka... " panggil Sarah heran dan tersenyum kecil melihat kelakuan Andra.

" Demi Tuhan, Sarah! Aku sangat ingin memelukmu " ujar Andra antusias membuat pipi Sarah merona di balik cadarnya.

" Ja-jangan.. " ucap Sarah pelan, membuat tawa Andra pecah.

" Hahahahaa... Tenanglah Sarah, aku tak akan menyentuhmu sampai kita sudah memiliki ikrar di hadapan-Nya" ujar Andra kemudian duduk kembali di samping Sarah, ucapan Andra membuat Sarah bingung.

" Ta-tapi kita berbeda ka, bagaiman---"
Ucapan Sarah terpotong ketika Andra menghadap dan memandang ke arahnya.

" Sarah.. Aku sudah memiliki keputusan, namun berikan aku waktu satu minggu untuk merencanakan jalannya keputusanku itu.. "ucap Andra lembut.

" Memangnya keputusan apa yang kaka ambil? " tanya Sarah bingung.

" Yakinlah Sarah... Apapun keputusan yang kaka ambil itu merupakan keputusan yang terbaik untuk kita " ucap Andra menyakinkan.

" Ba-baiklah " jawab Sarah, entah mengapa ketika Andra yang mengucapkan kata-kata tersebut jantung Sarah berdetak lebih kencang walaupun setiap bersama Andra, Sarah mengalami hal yang sama namun entah mengapa malam ini terasa berbeda.

" Ya sudah, ayo masuk ke dalam, sudah semakin malam " ajak Andra " Tapi sebelum itu, hapus dulu air matamu, nanti dikira aku ngapa-ngapain anak orang " kelakar Andra yang diangguki oleh Sarah mereka pun masuk ke dalam rumah beriringan, di dalam rumah papa Dirgan, abi Hajar dan umi Fatimah yang tengah duduk di ruang keluargapun menyambut mereka dengan senyum merekah setelah tadi sempat bingung karena melihat Andra yang berlarian ke arah dapur dan keluar lagi membawa segelas air dan ketika mereka melihat mata sembab Sarah, mereka yakin jika air tadi adalah untuk Sarah yang menangis.

" Gimana nak? Berhasil? " goda Papa Dirgan kepada Andra sembari menepuk pundak anak semata wayangnya itu yang kini telah ikut duduk di sampingnya sedangkan Sarah duduk di depan Andra, tepatnya di samping umi dan abinya.

" Berhasil dong " jawab Andra PD kemudian menengok ke arah Sarah " iya kan dek? " tanya Andra yang diangguki oleh Sarah entahlah Sarah terlalu bahagia hanya untuk berpikir hingga apapun itu, ia angguki saja.

" Jadi apa keputusanmu nak? " tanya Abi Hajar, ya. Abi Hajar dan Umi Fatimah telah mengetahui rencana Andra akan berpindah kepercayaan jika cintanya bersambut dan akan pergi ke Kairo untuk menuntut ilmu agama sekaligus melanjutkan kuliah disana serta hal lainya, dan itu semua diberi tahu Dirgan ketika Sarah dan Andra makan malam tadi.

" Aku akan berusaha menjadi terbaik bagi Sarah " ucap Andra mantap.

" Syukurlah, semoga ini yang terbaik untuk kalian, do'a serta restu kami sebagai orang tua akan selau menyertai setiap langkah yang kalian ambil asalkan kalian bersungguh-sungguh " ujar Abi Hajar yang diangguki oleh Umi Fatimah dan Papa Dirgan.

" Ma-maaf sebenarnya ada apa ini? Apa yang kaka rencanakan? Langkah apa? "
Tanya Sarah bingung pasalnya ia sama sekali tak paham, beberapa pikiran terlintas di otaknya namun Sarah tak mau ambil kesimpulan terlebih dahulu.

" Kau tidak menceritakan rencanamu Ndra? " tanya papa Dirgan heran.

" Bukan 'tidak' pa.. Tapi 'belum', Andra akan menyiapkan semuanya terlebih dahulu setelah itu Andra akan menceritakan semuanya kepada Sarah, Andra ngga mau ngasih harapan palsu Pa, Bi, Mi..." jelas Andra membuat semua orang disana mangangguk paham " Satu minggu, beri Andra waktu satu minggu, lagi pula Sarah sudah bersedia menunggu persiapan Andra selesai, dan ketika saat itu telah datang.... " ucap Andra menggantung, lalu menengok ke arah Sarah " Tolong jaga bidadari surga Andra " lanjut Andra, yang dibalas anggukan dan senyuman oleh semua orang diruangan itu, kecuali Sarah.

" Ka.. " entah mengapa mendengar perkataan Andra bukannya senang Sarah malah merasa sedih, seakan Andra akan pergi dalam waktu yang lama.

" Jangan menangis.. kumohon.. Saat itu tiba, aku mohon, jangan menangis.... " bujuk Andra mencoba menghalau air mata yang sudah di pelupuk mata Sarah agar tidak membali menetes.

" Betul kata Andra nak, jangan menangis, setelah rintangan selesai di lewati pasti akan ada kebahagiaan yang menyambutmu " nasehat umi Fatimah merengkuh Sarah ke dalam pelukannya.

" Sudah-sudah lebih baik kita bersiap untuk pulang, hari pun sudah semakin malam " Ajak Abi Hajar ketika melihat Sarah menangis.

Mendengar perkataan abinya, Sarah mengangguk dalam pelukan uminya lalu mengurai pelukan itu, sejenak ia menatap Andra yang duduk di hadapannya. Entah lah malam ini Sarah merasa bahagia namun di sisi lain ia juga merasa resah pasalnya semua perkataan Andra, Papa Dirgan, Umi dan Abinya tentang sebuah rencana itu seolah mengatakan jika Andra akan pergi jauh dalam waktu yang tidak sebentar. Namun Sarah mencoba berfikir positif, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.

" Ya Allah...Yang Maha Berkehendak, kehendakilah semua yang baik agar terjadi, mudahkanlah segala urusan agar dapat terselesaikan serta ridhoilah setiap langkah agar keinginan dapat tercapai "
(Sarah Assyifa)

Sorry for typo.. Jangan lupa tekan bintang terus comment yah...

See you..

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang