14 - Absurd

427 23 4
                                    

Tak terasa Andra sudah selesai melaksanakan ujian nasional dan otomatis dia sudah hampir satu tahun mengenal Sarah dan selama itu banyak yang mengira Andra dan Sarah berpacaran, namun kenyataanya tidaklah seperti itu, selama mereka saling mengenal tidak ada satupun dari mereka yang terus terang akan perasaanya, hanya saja Andra yang cenderung selalu lengket dengan Sarah, mengikuti kemanapun Sarah pergi dan selalu berusaha terlihat perhatian seperti pasangan kekasih. Lain halnya Andra, Sarah lebih perhatian kepada Andra secara diam-diam tidak seperti Andra yang selalu blak-blakan menujukan perhatiannya kepada Sarah kapan saja.

" Sarah... " panggil Andra ketika melihat Sarah berjalan keluar dari gerbang sekolah, ya.. Sekarang Andra sudah tinggal menunggu pengumuman hasil ujian, otomatis dia tidak masuk sekolah.

" I-iya... " Sarah pun terkejut melihat Andra yang tengah berdiri menyender di samping mobilnya yang terparkir di depan gerbang sekolah.

" Kenapa de? " heran Andra lalu berjalan mendekati Sarah yang tak bergeming dari tempatnya.

" Owh, ngga papa ka " jawab Sarah lalu sedikit melirik penampilan Andra " kaka mau kemana? " tanyanya setelah melihat Andra yang terlihat lebih tampan dengan kemeja putih panjang dengan lengan yang tergulung sampai ke siku dan celana jeans hitamnya.

" Mau jemput papa di bandara " jawab Andra, memang beberapa bulan yang lalu setelah kaki Andra sembuh Dirgan langsung kembali ke Inggris untuk mengurusi bisnisnya dan sekarang Andra akan menjalani kelulusan di sekolahnya jadi Dirgan menyempatkan diri untuk pulang " Abi sama Umi juga udah otw ke sana, aku suruh duluan tadi sama supir, soalnya mau jemput kamu dulu " jelasnya.

" Harus banget yah?, Sarah ikut? " tanya Sarah berusaha bernegosiasi pasalnya hari ini hari terakhir ujian kenaikan kelas, Sarah sudah merencanakan, hari ini ia akan bersantai di rumah dan nanti malam ia akan tidur awal untuk menganti malam-malam lalu yang ia gunakan untuk terus bergadang memelajari materi ujian.

" Ya harus de... Soalnya nanti malam Papa, Umi sama Abi mau dinner di rumah kaka, jadi kamu harus ikut " jelas Andra.

" Tapi baj--"

" Tenang dirumah banyak baju mendiang mama kaka, kalo kamu mau, tinggal pake aja, kalo ngga ya kita mampir beli baju dulu, gampang kan? " potong Andra tanpa menunggu Sarah menyelesaikan kalimatnya.

" Iya iya... " jawab Sarah pasrah, memang tidak ada gunanya berdebat dengan orang yang mempunyai IQ diatas rata-rata seperti Andra.

" Ya udah ayo " ajak Andra sambil membukakan pintu mobilnya untuk Sarah.

Di dalam mobil seperti biasa, hanya ada suara mesin mobil Andra, tanpa ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan, hingga suara notifikasi hp Andra berbunyi.

" De, tolong bacain " pinta Andra sambil menyodorkan hpnya kepada Sarah.

Sarah pun menerima hp Andra begitu ia geser layar hp Andra, terlihat pola kunci hp tersebut " ka polanya? " tanya Sarah sambil mengotak atik hp Andra.

" S " jawab Andra dan langsung Sarah gerakan jarinya membentuk huruf 's' pada pola tersebut dan 'klik' ternyata benar, hal itu membuat Sarah tersenyum, walaupun tak ada dari mereka yang mengucapkan kata cinta, tetapi dari tindakan Andra maupun Sarah, sudah menggambarkan jika mereka saling memiliki perasaan lebih " apa isinya de? " tanya Andra membuat Sarah berhenti tersenyum dibalik cadarnya itu dan buru-buru membuka pesan di hp Andra.

Setelah Sarah membaca pesan itu Sarah bukan lagi tersenyum melainkan tertawa kecil dan hal itu membuat Andra sedikit mengalihkan pandangannya ke arah Sarah " Dari siapa de? " tanyanya.

" Papa " jawab Sarah singkat lalu kembali fokus ke pesan tadi.

" Papa ngomong apaan de? " tanya Andra heran melihat Sarah yang begitu geli membaca pesan dari Dirgan.

" Ehem cek-cek.. , dengerin yah " pinta Sarah bersiap-siap mempraktikan apa yang ada di pesan itu " Andra! Kamu itu yah, dasar anak ganteng tapi ngga tau diri siapa yang bikin! Masa iya papanya pulang kerja banting badan! Peras kencing! Buat jajanin kamu! Tapi apa!? Cuma papa suruh buat jemput papa di bandara aja! Malah nyuruh orang lain! " Sarah menarik nafas mengambil jeda sebentar " Sekarang kamu dimana hah?! Papa udah sampe rumah! Cepetan!! Kalo ngga papa pot-potong sen-senjata kamu.... " perkataan Sarah yang tadinya semangat, mengendur malu dan bingung apa yang harus ia lakukan ketika membaca bagian akhir pesan itu dan wajahnya sontak memerah biar bagai manapun ia tetap saja gadis remaja yang sudah paham apa maksud dari 'senjata' Andra.

Melihat Sarah yang tiba-tiba gelagapan itu, membuat tawa Andra pecah, sedangkan Sarah memalingkan wajahnya ke sisi lain, menghindari tatapan geli Andra yang masih tertawa dengan satu tangan memegangi perutnya sedangkan tangan yang lain tetap memegang kemudi.

" Jawab aja, 'jangan dipotong pa, udah lagi otw ini...' " kata Andra setelah berusaha menghentikan tawanya.

" I-iya... " Jawab Sarah malu lalu mengetikan jawaban kepada papa Andra.

" Cieee Sarah malu... " goda Andra.

" Ish kaa.... " kesal Sarah, masih mengalihkan pandangannya.

" Biasa aja kali de, santai... " ucap Andra membuat Sarah sedikit tenang, namun tidak dengan perkataan Andra selanjutnya " Lagian papa ngga mungkin motong 'aset' pencetak generasi penerus keluarga Wijaya kali de. Jadi kamu jangan hawatir yah, sampai nikahpun, kaka masih punya 'senjata' oke.... " lanjut Andra dengan santai, lain halnya dengan Sarah yang ingin segera melompat turun dari mobil meninggalkan topik pembicaraan yang absurd ini. 'Lagian apa hubungannya 'senjata' Andra dengan Sarah coba? 'Menjengkelkan' batin Sarah.

" De... " panggil Andra " tenang aja... Percay-- "

" Iya iya, jangan godain Sarah kaya gitu dan berhenti bahas topik ngga jelas lah ka... Kasian papa, umi sama abi udah nungguin " alasan Sarah.

" Oke oke... " jawab Andra namu setelah beberapa menit saling berdiam diri...

" Kalo kamu masih ragu, sehabis nemuin papa kamu bisa pastiin 'senjata' kaka masih ada apa ngga? Jadi jangan diem aja dong..." tawar Andra kembali menggoda Sarah sedangkan Sarah semakin kesal dalam hatinya.

Ingin sekali Sarah menjawab ' Kaka itu ngga peka atau gimana sih?! Sarah itu malu!!! Bukannya ngekhawatirin 'senjata' kaka! '

'Ya Allah, sabar, sabar.... ' kata Sarah dalam hati sambil mengelus pelan dadanya. " Sarah ngga khawatir ka... " kata Sarah berusaha menekan kekesalannya.

" Owh kaka kira kamu khawatir sama 'sen--"

" Sekali lagi kaka ngomong ngga jelas, Sarah marah loh... " ancam Sarah membuat Andra menggangguk, mengantupkan bibirnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, pasalnya Andra baru ngeh sama hal yang ia bahas karena terlalu asik menggoda Sarah. Dalam hati ia meruntuk 'Pantas saja jika Sarah marah, mana ada perempuan yang tidak kebakaran jenggot ketika ditawari melihat 'senjata' laki-laki, aduh Andra...' batin Andra ingin menjedotkan kepalanya ke stir mobil.

Sorry for typo.. Hehehee jangan ngeres yah para readers cukup author aja😅

Ditunggu nextnya yah.. Part selanjutnya ada yang mau jujur-jujuran tentang perasaan oke...

Jangan lupa voment yah... 😋

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang