9 - Malu dan entahlah

506 24 0
                                    

Pagi harinya Andra mengrejapkan matanya bingung, melihat abi, umi dan Sarah yang berdiri mengerubunginya sambil memasang ekspresi seperti menahan tawa, Andra pun melihat tempatnya berbaring, 'sofa ruang tamu?'. Andra menatap ketiga orang itu bingung, apa lagi saat ingin menggerakan kakinya, entah mengapa terasa sakit.

" Ini sebenarnya ada apa sih? " tanya Andra penasaran.

" Ka Andra ngga inget? " Sarah balik tanya.

" Ngga, kenapa emangnya dek? Kaki kaka juga ko sakit yah? " tanya Andra heran.

" Begini ka.... "

Flasback on

" Aaaaaaa!!! " teriak sosok yang mengenakan putih-putih.

" Ya tuhan! Setan! Demit! Papaaa..! Mamaaaa!!! Tolonggg!!! " teriak Andra sambil lari tunggang-langgang kearah tangga, begitu hampir sampai di ujung tangga Andra terpeleset hingga terbaring di bawah tangga, bisa dia lihat sosok yang Andra temui tadi tengah berjalan cepat ke arahnya hingga pakaian sosok itu berkibar menambah kesan mistisnya. Entah apa yang terjadi setelah itu, kegelapan menghampiri Andra.

Sarah yang tak lain adalah sosok yang tadi dilihat Andra itu menatap bingung lelaki yang terjatuh dari tangga itu dan kini tengah berbaring dilantai, setelah itu Sarah berusaha berlari untuk membantu Andra, tapi ketika Sarah telah sampai di hadapan Andra lelaki itu ternyata pingsan.

" Umii...Abi..! " teriak Sarah, jujur ingin rasanya Sarah tertawa melihat Andra, tapi dia juga kasihan sekaligus bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

" Ada ap- Astaghfirullah kenapa Andra Sar?! " pekik umi Sarah melihat Andra yang tengah pingsan di lantai.

" It-itu mi.. " bingung Sarah akan menjawab apa, apalagi melihat uminya yang jarang panik dan berteriak seperti ini.

" Sudah jangan panik, ayo kita bawa Andra ke sofa dulu " ucap abi mencoba menenangkan umi " Nak tolong panggil pak Mardi(saptam rumah Sarah) kesini buat mbantu abi ngangkat Andra, jangan kelamaan nak " tambah abi, langsung saja Sarah keluar rumah dan memanggil pak Mardi. Sesaat kemudian Sarah dan pak Mardi datang, abi Sarah dan pak Mardi pun menggotong Andra dan menidurkanya di sofa ruang tamu.

Setelah hampir dua jam menunggu Andra siuman, tetapi Andra tidak kunjung siuman juga dan itu membuat Sarah, umi dan abi mulai panik, akhirnya abi Sarah pun memanggil dokter padahal jam menunjukan pukul 4 subuh, biar bagaimanapun mereka sangat khawatir pada anak temannya ini.

" Maaf mengganggu dokter pagi-pagi buta begini " ucap abi Sarah ketika dokter tengah memeriksa Andra.

" Jadi gimana keadaannya dok? Nak Andra baik-baik saja kan? " tanya umi Sarah khawatir.

Dokterpun tersenyum " Tidak apa-apa bu, nak Andra hanya kecapaian dan kakinya sedikit terkilir serta mengalami sedikit syok saja, jadi biarkan istirahat dulu, mungkin nanti sebelum siang juga sudah siuman " terang dokter.

" Kalau begitu terima kasih banyak dok, mari saya antar keluar " ucap abi sambil berlalu bersama sang dokter.

" Umi, Sarah...sudah biarkan Andra istirahat dulu, lebih baik kita bersiap-siap jama'ah sholat subuh, ayo " ajak abi Sarah setelah kembali.

" Iya bi " jawab Sarah dan uminya.

Setelah sholat subuh keluarga Sarah menunggui Andra siuman.

Flasback off

Setelah mendengar cerita Sarah, Andra merasa malu sekaligus tidak enak karena telah merepotkan keluarga Sarah.

" Maafkan Andra, mi, bi dek " kata Andra menyesal, akan tetapi melihat Andra, umi dan abi Sarah malah tertawa, membuat Andra mengernyit kan dahinya bingung.

" Kaka lucu...hahahaaa " kata Sarah sambil tertawa " kaka pingsan gara-gara liat Sarah pake mukenah? " lanjutnya lagi, sambil berusaha menghentikan tawanya.
Sedangkan Andra terpana sekaligus malu dengan Sarah dan keluarganya, mau ditaruh dimana muka Andra 'ya Tuhan'

" Kamu ini nak, ternyata sangat berbeda dengan papa mu " kata abi Sarah semakin membuat Andra mengalihkan perhatianya dari Sarah dan menatap abi bingung.

" Kenapa bisa beg- " belum selesai bertanya Andra mendengar suara ponselnya berdering dari arah kamar atas, " Emm dek, boleh minta tolong? " tanya Andra, belum juga Andra menyampaikan keinginannya Sarah sudah mengangguk dan berjalan cepat ke arah kamar Andra, tak beberapa lama Sarah sudah datang sambil membawa ponsel Andra yang ada di tempat tidur, dan memberikannya kepada Andra.

" sebentar, Andra angkat telfon dulu " izin Andra setelah mengambil ponselnya dari tangan Sarah, yang diangguki oleh keluarga Sarah.

" Halo Andra kamu dimana sekarang?! " tanya orang diseberang sana dengan suara keras, sontak Andra menjauhkan ponselnya dari telinganya.

" Papa? " tanya Andra kurang yakin.

" Iya ini papa mu Andra! Sudah lupa kamu, dasar! Kamu dimana sekarang?! Pulang! Para maid bilang kamu dari sekolah kemarin tidak pulang, kemana saja kamu hah?! Tidur dimana kamu?! Jangan bilang kamu tidur dipinggirkan jalan seperti gelandangan, iya?! " jawab papa Andra berapi-api, sedangkan Andra hanya memutar matanya malas.

" Ck. Sabar Pa... Andra ngga macem-macem ini, lagian bukannya papa pulangnya akhir bulan yah? " tanya Andra bingung.

Terdengar suara helaan nafas dari seberang " Salah yah kalo papa mau ngasih kejutan buat anak papa satu-satunya ini tapi sayangnya anak itu malah ngga tau kemana, sekarang kamu dimana? Kiriman alamatnya, biar papa jemput " kata papa Andra, lagi-lagi Andra memutar matanya jengah, selalu saja seperti ini, papanya selalu saja bertingkah posessif terhadap Andra, padahal Andra sudah mau lulus SMA tapi jika papa nya dirumah pasti papa nya lah yang mengantar Andra kemana-mana, dengan dalih membayar kerinduan. Sedangkan Andra hanya menghela nafas pasrah. jika tidak dituruti bisa-bisa Andra tidak dikirim uang bulanan.

" Ck. Papa Andra sedang menginap di rumah teman lama papa, pak Hajar, papa tau alamatnya kan? " jawab Andra.

Hening.....

" Pa?... "

Hening....

" Papa masih disana kan? " tanya Andra, bingung.

" Eh! I-iya, papa akan kesana "
Bip. setelah itu panggilan dimatikan secara sepihak. Sedangkan Andra menatap ponselnya bingung. Tidak biasanya.

" Siapa nak? " tanya abi Sarah.

" Papa, dia bilang akan kesini " jawab Andra seadanya.

Mendengar itu umi dan abi Sarah senang bukan main " Nak Andra lebih baik istirahat dulu, jangan banyak bergerak nak, kakimu terkilir jadi kalau butuh apa-apa bilang yah.. " nasihat umi Sarah yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Andra " Sarah ayo kita beres-beres nak, kita akan kedatangan orang penting " ajak umi Sarah semangat.

Tentu saja umi dan abi Sarah sangat bahagia setelah 19 tahun tidak bertemu dengan temannya. Dan hari ini mereka akan bertemu.
Lain hanya dengan Andra yang merasa seolah ada yang aneh dengan papanya.

" Kamu kenapa nak? Bingung seperti itu? " tanya abi Sarah sambik duduk di sofa samping Andra.

Andra pun tersenyum " Tidak apa-apa bi "

" Tenanglah nak, abi tau apa yang kamu pikirkan " kata abi Sarah yang membuat Andra semakin bingung, mendengar kegugupan seorang Dirgan Wijaya ayahnya entah mengapa Andra merasa seolah ada yang tersembunyi selama ini dan Andra tidak mengetahui hal itu.

" Entahlah bi... "

TBC

Sorry lama up datenya...
Jangan lupa tinggalin jejak bintang yah....

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang