23 - Keluh kesah sebelum akad

360 26 8
                                    

Andra pov

Astaghfirullah
Astaghfirullah
Astaghfirulah

Berulang kali aku lafalkan kalimat itu dalam hati juga lisanku.  Lusa aku akan resmi menjadi suami Sarah, wanita yang Insha Allah akan menjadi ma'mumku, entahlahh, perasaanku rasanya tak tenang. Setelah acara lamaran beberapa hari yang lalu, aku memang tak dibolehkan untuk bertemu dengan sarah, ah ya dipingit, sungguh, dulu ketika aku mendengar ada kenalanku yang akan menikah dan bercerita masalah pingitan dengan ekspresi yang menyedihkan, aku selalu berfikir bahwa mereka hanya terlalu melebih-lebihkan saja terlalu mendramatisir. Sekarang, aku merasakan sendiri, sungguh, kalo kata dilan mungkin rindu berat dan rasanya aku menyesal pernah menertawakan mereka yang sedang dipingit, ahhhh rasanya susah untuk dijelaskan. Dan ketika perasaan aneh itu muncul dengan bayang-bayang Sarah, akupun selalu berdzikir mengingat Allah SWT dan nasihat umi Fatimah, bahwasannya orang yang akan melaksanakan pernikahan pasti setan akan lebih gencar menggodanya.

Beberapa hari ini pun tak ada kegiatan yang terlalu menyibukan seperti halnya persiapan pernikahan-pernikahan lainnya karna memang nyatanya semua persiapan pernikahanku dan Sarah sudah diselesaikan oleh papaku, entah apa yang membuat papaku itu begitu semangat menyiapkan pernikahanku dan Sarah.

Author pov

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu itu menyadarkan Andra dari lamunannya. Tak lama kemudian papa Dirgan masuk dengan tangan yang memegang ponsel yang ditempelkan di telinganya.

" ....... "

" Ayolah mom, tidak usah kemari biarkan mereka yang menemuimu kesana "

" ....... "

" Iya.. Iya.. Lusa mom.."

" ....... "

" Come on mom.. Aku khawatir dengan kesehatan mom dan dad "

" ....... "

" Iya sudahlah sehari setelah resepsi mereka akan langsung kesana "

" ....... "

" Iya janji "

" ....... "

" Oke mom, love you, salam buat dad, jangan lupa jaga kesehatan "

" ........ "

" Hemm "

Tut.

Sambungan telefon itu terputus, papa Dirgan menghela nafasnya lega, pasalnya orang tuanya (oma-opa Andra) kekeh ingin menghadiri pernikahan Andra di Indonesia, sedangkan Papa Dirgan menentang keras keinginan itu mengingat usia orang tuanya yang sudah semakin tua dan mudah kelelahan itu melakukan perjalanan jauh dari Ingris ke Indonesia, walaupun nanti Andra pasti akan sedikit sedih karena ketidakhadiran oma opa kesayangannya itu tapi kesehatan mereka  jauh lebih penting.

" Yo pap, whats wrong with you? " sapa Andra so gaul kepada papanya yang kini telah duduk disampingnya.

" Lah, emang salah ya, kalo papa itu dateng ke kamar anaknya yang lagi uring-uringanan gara-gara dipingit " goda Dirgan setelah mematian panggilan telfonnya.

" Hehe.. Ya ngga salah pa, btw Andra ngga uring-uringan tuh" jawab Andra sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal " Owh ya oma opa gimana, dateng kan? "

" Tadi yang papa telfon itu mereka, mereka sih pengen banget dateng kesini, tapi papa larang "

" yahh ko dilarang sih pa, masa cucu kesayangannya nikah mereka ngga dateng " rajuk Andra sembari membenarkan posisi duduknya.

 Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang