Best friend and boy friend

BFBF-12

"Cinta sejati adalah cinta yang terdiri dari dua orang saja dan tidak ada tempat bagi orang ketiga"

***

Dendam yg terbalasakan~

Kamar rawat wanda~

Keempat gadis ini sedang membagi jadwal untuk menjaga wanda,memang hanya merekalah yg akan menemani dan menjaga gadis yg masih tak sadar kan diri itu,
Ayah wanda seorang pengusaha sukses tetapi wanda tak pernah tau dimana keberadaan sang ayah,sedangkan ibunya sudah lama meninggal dunia akibat penyakit jantung yg dimiliknya

"Ok jadi fix,hari ini erlin sama cici yg jaga wanda,gue dan wafa akan kekantor polisi untuk mengurus kasus ini"ucap ara

Ketiga gadis ini menganggukan kepalanya itu bertanda bahwa mereka setuju

"Ok gue sama wafa ke kantor polisi dulu,jagain wanda baik baik"ucap ara

Kedua gadis ini pun langsung keluar dari rumah sakit ini dan ara langsung memakai kaca matanya karena sinar matahari pada siang hari ini sangat menyilaukan matanya,dan mereka langsung berjalan menuju mobil berwarna putih milik wafa

Kantor polisi~

Ara dan wafa masuk kedalam kantor polisi ini,jujur ini adalah pertama kalinya bagi mereka untuk  mengurus sebuah kasus

"Selamat siang pak,saya almira,saya sahabat dari arwanda korban kecelakaan malam kemarin"Ujar ara

"Oh apakah kasus ini akan dilanjutkan?"tanya seorang polisi sambil membuka buku agenda nya

"Iya saya akan menerusi kasus ini,sampai si pelaku mendapat hukuman yg sesuai"

"Baiklah,kalau begitu apakah anda ingin bertemu sama si pelaku?"

Ara dan wafaa saling berpandangan

"Iya sebaiknya kami bertemu dengan si pelaku"ujar wafaa

"Baiklah mari saya antarkan"jawab polisi itu sambil berjalan menuju jeruji besi tempat si pelaku itu

Seorang pria yg menghadap kedinding posisnya membelakangi ara dan wafa,ara dan wafa sempat bertatapan

"Keluarlah,mari selesaikan kasus mu"ujar polisi itu kepada pria itu

Betapa terkejutnya ara dan wafa ketika melihat revan

"Re....van?"tanya ara yg masih tak menyangka

"Iya ini gue Revan"jawab cowok itu

Dimukanya dapat dilihat perasaan kecewa dan perasaan emosi

"Tinggalkan kami bertiga disini"pinta ara kepada polisi itu

Polisi itu langsung pergi meninggalkan ara,wafa,dan revan

"Jadi lo yg numbur wanda?"

"Kenapa lo lakuin itu?"

"Bukan nya lo suka sama wanda?"

Tanya wafa dan ara yg sangat penasaran

"Santai aja nanya nya,gue punya alasan kenapa gue numbur cewek itu"jawab revan santai

"Alasan lo apa,lo mau ambil harta wanda?"tanya ara dengan sinis

"Gue nggak serendah itu,kalau saja ayah si perempuan itu tidak membunuh ayah gue,pasti gue nggak bakalan ngelakuin ini"jawab revan jujur

"Maksud lo?" Tanya wafa dan ara bersamaan

"Ayah gue dan ayah nya wanda waktu dulu sedang memperebutkan sebuah perusahaan terkenal,dan 1 jam sebelum waktu rapat perebutan perusahaan itu ayah gue di jebak sama anak buah ayah nya wanda yg sekitar 30 orang yg membawa pistol dan pisau Dan saat itu juga ayah gue meninggal"

"Jadi maksud lo ayah wanda melakukan itu agar ayah lo nggak datang di rapat itu?" Tanya ara

"Iya,karna ayah gue nggak datang,jadi perusahaan itu menjadi milik ayah wanda,gue dan bunda gue terima dengan keadaan itu,tapi satu yang kami tak terima yaitu kenyataan bahwa ayah gue meninggal,bunda gue depresi berat,ia sempat ingin bunuh diri"

"Terus bunda lo juga sudah nggak ada?"tanya wafa

"Bunda gue masih hidup,tapi dia nggak di indonesia dia jadi seorang model di negara rusia,sebelum dia pergi,dia ingin gue balas dendam akan kejadian itu,dan di saat dia pergi gue di titipkan di panti asuhan,hampir 8 tahun gue di sana,dan gue memutuskan untuk mencari tau tentang keluarganya ayah wanda,dan gue dapat info bahwa anak nya sekolah di SMA Garuda Bangsa jadi gue putuskan untuk sekolah disana,lagian bunda gue juga menyetujui akan rencana gue"

"Jadi maksudnya lo balas dendam?"tanya ara dan wafa bersamaan

"Sebenarnya gue mau langsung bunuh wanda,tapi entah kenapa gue nggak tega,jadi gue hanya ingin buat pelajaran sama dia"Jelas revan,tanpa di disadarinya air matanya jatuh

Ara dan wafa masih tak percaya akan cerita revan,tapi setelah melihat revan menetes kan air mataya,mereka dapat merasakan bahwa revan sedanng berkata jujur

Bersambung