Gadis itu sudah mengetuk pintu kamar tamu dari lima menit yang lalu. Tapi tidak ada satu pun tanda-tanda Raffa akan membukakan pintu itu untuk-nya. Gadis itu berdecak sebal. Bila di perlukan, Raffa malah tidak merespon-nya.
"Raffa!!! Udah lima menit, hampir sepuluh menit malah gue ketokin pintu ini tau gak?!" Resha menarik nafas-nya lalu melanjutkan ucapan-nya lagi. "Lo masih ga mau buka sampe pintu gue jebol?! Bodo amat ya gue masuk. Ga peduli gue, lo lagi ngapain!" lanjut-nya seraya membuka pintu kamar tamu.
Resha memasuki kamar tamu itu, tapi tidak ada tanda-tanda Raffa berada di dalam. Resha mengecek semua sudut kamar itu, tapi tetap saja tidak menemukan lelaki itu. "Lah? Gue tadi ngapain gedor-gedor pintu kaya orang gila, kalo ga ada orang-nya?" Resha duduk diatas kasur.
Tiba-tiba lelaki yang dicari oleh Resha pun terlihat di ambang pintu. "Ngapain lo?!" tanya Raffa.
"Nyari lo lah! Dari mana lo?!" tanya Resha sewot.
Tanpa tampang berdosa Raffa malah meyodorkan sebuah es krim yang ia pegang. "Mau?" Raffa menawarkan secup es krim yang ia beli.
Resha membulatkan mata-nya. "Orang di tanya, bukannya di jawab. Malah nawarin sesuatu lagi!" ucap Resha. Jujur saja sebenar-nya dia tergiur dengan es krim yang Raffa bawa. Apa lagi es krim itu rasa favorit-nya, yaitu cokelat.
"Ya udah kalo ga mau," Raffa berjalan ke meja belajar dan duduk di kursi-nya. Kamar tamu ini cukup besar, memiliki semua-mua nya di sini termasuk kamar mandi. Hanya saja mesin air di kamar mandi-nya sedang rusak.
Resha mebelalakan mata-nya. Yang dia fikirkan hanya satu. Tidak peka sekali manusia itu!
Raffa membuka cup es krim pertama yang ia beli di supermarket dekat rumah Resha. Lalu ia menyendokkan es krim itu kedalam mulut-nya. Sambil memakan es krim itu Raffa bertanya kembali kepada Resha. "Yakin gamau?" tanya Raffa memastikan kembali.
"Ga!" jawab-nya ketus.
"Oh ya udah," ucap Raffa lagi sambil melanjutkan makan-nya.
'Ya Allah gusti, Ga peka banget ini manusia! Gue kutuk juga lo lama-lama jadi sendok es krim!' batin Resha.
Karena kursi yang Raffa duduki memiliki roda, jadi Raffa menjalankan kursi yang ia duduki mendekati Resha yang sedang duduk di atas ranjang. "Nih makan," Raffa memberikan satu cup es krim yang belum terbuka.
"Ga mau!" tolak Resha.
"Mulut lo doang bilang gamau! Tapi otak sama hati lo ga sinkron!" ucap Raffa.
'Tau aja monyet' batin Resha.
"Ga usah ngomong dalem hati gitu!" ucap Raffa.
'Lah dia peramal apa gimana si?' batin-nya lagi.
"Ini makan, nanti cair," ucap Raffa lagi.
Akhir-nya Resha menuruti otak dan hati-nya. Ia mengambil cup es krim yang di berikan Raffa. "Makasih."
"Hm."
Resha berfikir sejenak untuk mengingat apa tujuan-nya mencari Raffa.
"Btw, lo udah bilang ke orang tua lo?"
"Bilang apaan?"
"Yaaa bilang kalo lo nginep gini. Gue gamau ya, sampe di tuduh nyulik anak orang! Lagi pula kalo mau nyulik gue sih pilih-pilih dulu. Ga asal nyomot." ucap Resha.
Raffa terkekeh pelan mendengar ucapan Resha.
'Deh kesurupan apa ya? Di tanya malah ketawa' batin Resha.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL
Teen Fiction[SELESAI] [Part Masih Lengkap✨] "Lo tau ga?" tanya Gadis itu. "Ga" jawab Lelaki itu singkat. "Yaudah sama, gue juga ga tau" timpal Gadis itu. 'Lah gue kira mau ngomong sesuatu' -batin Lelaki itu.