Pikiran Raffa terus melayang-layang memikirkan kejadian tadi malam. Kelakuan gadis keras kepala tadi malam, membuat hidup-nya akan mengalami perubahahan drastis. Pasti!
Ia menggaruk-garuk kepala-nya yang merasa gatal seketika. Pagi ini Raffa masih berada di rumah Resha. Karena Resha tadi malam meminta Raffa untuk menemani-nya sampai hari minggu ini selesai.
Sebenar-nya Raffa malas. Meski tampang-nya layak seperti batu, kutub es, atau tembok berjalan. Tapi hati Raffa bagai tahu empuk. Hehe.
Tok...Tok...Tok...
Raffa mendelik ke arah pintu. "Siapa?!" teriak Raffa
"Jodoh-nya Manu Rios," jawab gadis di luar sana.
Raffa mendengus pelan. "Masuk aja."
Klek...
Suara pintu terbuka menampilkan gadis berkaus biru dengan celana training hitam sedengkul. "Raffa!" ucap gadis itu.
"Apaan?"
"Ayo temenin gue ih," pinta Resha.
"Kemana?"
"Jogging elah."
"Males ah."
"Ihhhh Raffa temenin. Ga enak lari pagi kalau ga ada temen-nya."
"Sendiri aja sana!" ucap Raffa.
"Ih kesel deh. Tau ah. mau nonton tv aja!" Resha kembali menutup pintu kamar tamu dengan kencang.
Resha menuruni anak tangga lalu berjalan menuju ruang tamu. Ia mendudukan bokong-nya di atas sofa empuk. "Jadi cowok mageran banget," dumel Resha. "Udah tau ini hari minggu. Enak buat jogging." ucap Resha lagi. "Kesel ah. Coba kemaren gue nginep di rumah Kirana. Pasti udah jogging sama Kirana." lanjut-nya lagi.
"Ayo keluar!" suruh lelaki berkaus hitam dengan celana training biru.
Resha menoleh ke sumber suara. "Lo?" tanya-nya. "Tadi kata-nya mal—" ucapan Resha terpotong.
"Cepet!" ucap Raffa.
Resha segera bangkit dari duduk-nya. "Iya ayo," ucap Resha. "Lo pake sepatu yang dikamar tadi?" tanya Resha saat melihat sepatu yang dikenakan Raffa.
Raffa mengangguk. "Gapapa?" tanya Raffa.
Resha menganggukkan kepala-nya. "No problem," jawab-nya
***
"Ih Raffa tungguin gue! Lari jangan ngebut-ngebut napa. Ini jogging bukan maraton!" dumel Resha.
Raffa berhenti sejenak lalu berbalik ke belakang. "Ayo!" ajak Raffa sambil melanjutkan lari-nya.
Resha mendengus sebal. Niat hati mengajak jogging, tapi malah jadi maratonan gini. "Pelan-pelan napa!" pinta Resha.
Raffa menghentikan lari-nya lagi. "Iya," ucap-nya.
"Ayo lanjut!" teriak Resha sembari lari meninggalkan Raffa.
Raffa menggeleng-gelengkan kepala-nya. Manusia ajaib. Udah ditungguin, malah ninggalin. Raffa menyusul Resha yang sudah berada jauh di depan-nya.
"Stop-stop!" ucap Resha sembari mengatur nafas-nya.
"Kenapa?" tanya Raffa polos.
Resha melirik Raffa sejenak. "Capek, goblok!" ucap Resha kesal. "Duduk dulu. Udah dua puluh menit lari. Pegel. Nafas udah tinggal separuh." pinta Resha sembari duduk asal di rerumputan taman.
"Lo ga du—" ucapan Resha terpotong saat melihat Raffa yang sudah tidak ada di samping-nya. Kemana Raffa? Menghilang kemampuan baru yang di milikki Raffa kah? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL
Ficção Adolescente[SELESAI] [Part Masih Lengkap✨] "Lo tau ga?" tanya Gadis itu. "Ga" jawab Lelaki itu singkat. "Yaudah sama, gue juga ga tau" timpal Gadis itu. 'Lah gue kira mau ngomong sesuatu' -batin Lelaki itu.