55. Misi Penyusupan

15.9K 1.1K 69
                                    

Setelah pengaturan rencana kemarin malam, akhirnya disinilah dirinya. Tepat di lobby PT. Boby Indotama bersama Kina. Belum apa-apa saja, Dinan sudah diuji kesabarannya ditempat ini. Perusahaan sebesar ini sangat dijaga dengan ketat. Sebelum sampai di resepsionis pun, Dinan harus melewati dua security dengan tubuh tegap yang bertugas ditempat ini .

Pertama, ia harus melewati security yang berada di pos depan. Tadinya security bersikekeuh tidak mengijinkan Dinan masuk tanpa bukti pengaturan janji. Namun setelah menjelaskan berulang kali, akhirnya security penjaga pos itu pun memberinya ijin masuk. Kedua, setelah ia berpikir bisa langsung menuju resepsionis, ternyata pikirannya salah. Ada satu security penjaga pintu utama yang kembali menghadang mereka berdua. Mau tak mau Dinan harus menjelaskan agar security itu dapat percaya kepadanya.

"Maaf, mas. Ada yang bisa saya bantu?" Resepsionis yang melihat perdebatan kecil antara Dinan dan Kina akhirnya angkat suara.

Kina dan Dinan sontak menghentikan perdebatan kecilnya. Kina memasang tampang sedikit kesal. Ia menyuruh Dinan untuk mengurus resepsionis yang bertanya barusan. Kina menunjuk resepsionis itu dengan dagunya.

Dinan menghela napasnya panjang. Ia maju mendekat ke meja resepsionis tersebut. "Bisa saya bertemu dengan pak Boby?" tanya Dinan pelan.

"Maaf, boleh diulang? Saya kurang mendengar. Sebaiknya dilepas dulu maskernya," ucap resepsionis membuat Dinan malas.

"Saya alergi, mba. Maaf. Biar saya ulang aja. Bisa saya bertemu dengan pak Boby?"

"Pak Boby? Apa sudah ada janji sebelumnya?"

"Belum. Saya mahasiswa yang kebetulan ada tugas penelitian untuk semester akhir saya."

"Sebentar, bisa silakan duduk dulu untuk menunggu."

Dinan mengangguk paham lalu berjalan mendekati Kina. "Duduk dulu," Dinan menarik pelan tangan Kina.

"Gimana?"

"Tunggu dulu."

Kina mengangguk paham. Tangannya merogoh tas serutnya untuk mengambil air minum.

Setelah menunggu lima menit, akhirnya sang resepsionis memanggil Dinan dan Kina. "Silakan ikuti security," resepsionis itu menunjuk security yang sedari tadi berdiri disamping meja resepsionis.

Dinan dan Kina mengangguk lalu mengikuti security yang sudah berjalan duluan menuju lift.

***

Security itu mengetuk pintu yang tertutup itu. Setelah terdengar sautan yang menyuruhnya masuk, security itu pun langsung masuk kedalam ruangan tanpa mengajak Dinan dan Kina masuk.

"Permisi, pak. Orang yang ingin bertemu bapak ada diluar," ucap security itu.

Pria berjas hitam itu mengangguk-anggukan kepalanya. "Suruh masuk."

"Baik," security itu pun keluar dari ruangan tersebut dan menyuruh Dinan dan Kina untuk masuk kedalam. "Silakan masuk," ucap security itu.

Dinan dan Kina mengangguk dan mengucapkan terimaksih kepada security tersebut. Setelah itu mereka berdua masuk kedalam.

"Selamat siang. Saya D—" belum kelar ia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba gadis disebelahnya menginjak kakinya. Untung Dinan sudah terbiasa mendapat perlakuan itu dari gadis disampingnya.

"Nang..." mata Kina memberi kode halus kepada Dinan.

Nang?

Dinan tampak berpikir sejenak, namun selanjutnya ia dapat menangkap apa yang dimaksud oleh Kina. "Saya Danang dan ini teman saya namanya Lina," ujar Dinan berusaha berucap seramah dan sesopan mungkin saat melihat pria dengan jas hitam tersebut. Dinan menjulurkan tangannya untuk berjabat oleh lelaki itu.

REGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang