Suara bel rumah berbunyi, menandakan ada seseorang yang datang. Resha bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang serta membukakan pintunya.
Ketika pintu terbuka tampaklah seorang gadis yang tidak begitu asing dimata Resha. Tapi Resha lupa siapakah gadis yang berdiri dihadapannya ini.
"Assalamualaikum," ucap gadis itu.
"Waalaikumsallam. Cari siapa ya?" tanya Resha sopan.
"Kak Res. Kakak lupa sama aku?" tanya gadis itu.
Kening Resha berkerut. Bingung dengan ucapan gadis dihadapannya ini. "Eh? Maaf kamu siapa ya?" tanya Resha sopan.
Tangan Gadis itu langsung terjulur untuk menyentuh kedua telapak tangan Resha. "Ih aku Rini kak," ucap gadis yang menyebut namanya adalah Rini.
Resha masih memutar otaknya untuk mengingat gadis dihadapannya ini. "Rini? Rini yang mana ya?" tanya Resha lagi.
"Yang ad—" ucapan Rini terputus oleh ucapan Resha.
"Ohhhhh!!! Iya aku inget nih kayaknya. Kamu Rini adiknya Rio kan?" ucap Resha heboh.
Rini mengangguk antusias. "Iya kak," ucap Rini.
"Eh ayo masuk. Sampai lupa nyuruh masuk deh," ucap Resha mempersilahkan Rini untuk masuk ke dalam rumahnya. "Mau minum apa?" tanya Resha.
"Ga usah repot-repot kak. Aku bawa minum kok," jawab Rini.
"Beneran gamau teh, kopi, jus atau apa gitu?" tanya Resha lagi untuk memastikan.
Rini menggeleng pelan kepada Resha. "Ngga usah kak. Aku kesini mau minta ajarin tugas hehe. Soalnya kata bang Rio kakak jago banget di pelajaran IPA," ucap Rini.
Resha tersenyum riang mendengar ucapan Rini. Ternyata dirinya dianggap pintar oleh orang lain. Padahal menurutnya dirinya tidak begitu pintar seperti papa dan mamanya. Bahkan Nantha sering mengatainya bego. "Eh? Gitu ya? Jadi malu hehe," ucap Resha. "Emang tugas kamu apa?" tanya Resha kepada Rini.
"Masa aku disuruh buat power point tentang buku IPA ini kak," tangan Rini bergerak merogoh masuk kedalam tasnya, lalu mengeluarkan 3 jenis buku.
Resha membulatkan matanya saat melihat ketiga buku itu. "Dibuat power point? Yang bener aja, itu guru sadar ga pas ngasih tugas? Lagi dibawah efek lem kali. Ngefly- ngefly gitu," ucap Resha bergurau.
Rini terkekeh mendengar ucapan Resha. "Bisa bantu ga kak?" tanyanya.
"Tenang, yang begini sih aman. Tapi kayaknya kamu harus lembur disini," ucap Resha.
"Iya udah. Nanti aku laporan ke bang Rio kalo masih belum selesai," ucap Rini.
"Oke deh," Resha mengacungkan ibu jarinya kepada Rini.
***
Resha melirik jam yang tergantung rapi di dinding. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Resha menutup buku yang sedang ia pegang. Tatapannya pun berpindah pada gadis yang sedang duduk di sebelahnya.
"Rin laper ga?" tanya Resha.
Rini mengangguk malu-malu. "Sedikit sih kak," jawabnya.
Resha berfikir sejenak. "Delivery aja yuk?" ajaknya. "Aku traktir kok. Santai," ucap Resha ramah.
Rini tersenyum kikuk, sedikit merasa tidak enak. Menurut Rini, Resha adalah satu-satunya teman perempuan paling baik dari abangnya. Jika saja tipikal pacar yang disukai Resha seperti abangnya, mungkin sudah dari jauh-jauh hari dia menjodohkan Resha dengan abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL
Teen Fiction[SELESAI] [Part Masih Lengkap✨] "Lo tau ga?" tanya Gadis itu. "Ga" jawab Lelaki itu singkat. "Yaudah sama, gue juga ga tau" timpal Gadis itu. 'Lah gue kira mau ngomong sesuatu' -batin Lelaki itu.