Kekhawatiran Jungkook

697 117 20
                                    

"Pak Jungkook, kau menang!" Teriak Jimin dari ujung lapangan.

"Mengecewakan." Jungkook berjalan, mengumpulkan bola basket yang bertebaran di tengah lapangan. "Hyung tidak melakukan apa-apa, ia bahkan tidak berusaha untuk mengejar bolanya. Aku belum menang, Park Jimin."

Jimin menatap guru olahraganya. Ia tahu bahwa kedua guru olahraganya merupakan orang yang sangat serius dalam masalah pertandingan, bahkan walaupun hanya pertandingan kecil sekali pun.

"Pak Jungkook, ayolah! Mungkin kau harus mengajaknya untuk bertanding kembali? Mungkin ia kelelahan,"

"Yoongi hyung selalu kelelahan, Jimin," potong Jungkook, "dan kau seharusnya kembali ke kelas sekarang,"

***

Hoseok berdiri di tengah kebun, mencoba untuk mengeringkan dirinya sendiri. Hujan memang belum menyentuh Seoul sama sekali, bahkan matahari bersinar dengan terik, membuat siapa pun yang menatapnya memincingkan mata mereka.

"Apa yang kau lakukan hingga kau basah kuyup seperti ini?" Yoongi muncul dari balik dinding, berhasil membuat Hoseok mengumpat.

"Hyung, apakah hobimu adalah mengagetkan orang lain? Kau seperti hantu, kau tahu?"

"Datang tak diundang, pulang tak diantar?"

"Diamlah! Jangan sekali-sekali kau menyebut kalimat itu lagi!"

"Oh, Hoseok yang penakut percaya pada takhayul?"

"Hantu bukanlah takhayul." Hoseok mencoba melawan Yoongi.

"Bukan takhayul, tetapi imajinasi,"

"Terserah apa katamu," jawab Hoseok, menyerah begitu saja, "dan bila kau penasaran, bajuku basah seperti ini karena bapak tukang kebun sekolah tidak sengaja menyiramku,"

"Sudah kukatakan berkali-kali, hentikan kebiasaanmu untuk mengobrol dengan bunga-bunga itu sambil berjongkok! Bila bapak tukang kebun tidak melihatmu sedang berjongkok di hadapan bunga-bunga yang kau puja itu, inilah jadinya!" Yoongi menggerutu, kemudian duduk di sebelah Hoseok. "Aku tahu kau sangat menyukai bunga, tapi apakah kau tidak malu bila kau harus selalu berdiri di bawah sinar matahari untuk mengeringkan dirimu?"

Hoseok tersenyum lebar. Pemandangan di mana Yoongi menampakkan sisi kemanusiaannya merupakan peristiwa langka. Bila Yoongi merupakan orang yang sangat baik, mengapa ia belum memiliki kekasih?

"Hyung ada masalah?" Tanya Hoseok tiba-tiba.

"Tidak, mengapa?"

"Seingatku, kau tidak pernah pergi kemari bila kau tidak memiliki pikiran yang menyulitkan harimu,"

"Ya, baiklah aku berbohong. Aku punya masalah,"

Hoseok menegakkan punggungnya, merasakan antusias saat Yoongi mulai melemaskan pundaknya.

"Aku memimpikan Jeon Jungkook tadi malam,"

"Apa?" Tanya Hoseok tak percaya.

"Aku tidak akan mengulangi perkataanku,"

"Aku mendengarnya, tetapi aku tidak yakin apakah ini benar ataukah hanya tipuanmu belaka?"

"Jangan berani-beraninya kau melontarkan gaya bahasa sastramu kepadaku saat kita berada di luar kelas," ancam Yoongi, "serta, aku tidak berbohong tentang Jeon Jungkook di mimpiku,"

"Apakah Min Yoongi akhirnya menapaki masa-masa pubertasnya? Apakah akhirnya Min Yoongi mengalami mimpi basah?"

"Tertawalah sebelum aku memutuskan untuk mengembalikan nyawamu pada Tuhan,"

You're My Hermes and I'm Your Heracles ; m.yg + j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang