Jeon Jungkook Butuh Vitamin Y!

669 74 2
                                    

Itulah hari terakhir Jungkook melihat Yoongi lagi.

Jungkook bangun di pagi hari dengan kepala yang terasa dipukul berkali-kali dengan sebuah papan kayu tebal. Ia tidak ingat apa-apa akan kejadian semalam. Ia hanya mengingat bahwa Namjoon dan Hoseok mengajaknya ke pesta perpisahan Yoongi di hari terakhirnya mengajar, kemudian ia meminum beberapa teguk bir. Ia tidak mengetahui bahwa beberapa tegukan bir tersebut berubah menjadi beberapa gelas dan beberapa botol.

"Bangunlah, pemalas," suara nyaring Yugyeom menghantam gendang telinga Jungkook yang malang.

"Bukankah hari ini hari Sabtu?"

"Sabtu, ya, selamat pagi, pemimpi! Aku juga berharap hari ini adalah Sabtu, sayang sekali, hari ini adalah hari Senin,"

"Berapa hari aku tertidur?"

"Terakhir kau tergeletak di tempat tidurmu dengan nyaman dari hari Jumat, kemudian Sabtu kau pun tidak terbangun, dan Minggu kau hanya bangkit untuk pergi ke toilet. Sebuah kemajuan, tapi sayang sekali mimpimu harus hancur saat ini,"

"Gila,"

"Memang,"

"Intinya, satu jam lagi kau akan terlambat, bagaimana bila kau mulai bersiap-siap?"

Dan begitulah, hari pertama Jungkook mengajar tanpa Yoongi yang duduk di sampingnya di ruang guru pun dimulai.

Jungkook tak sampai hati melihat Namjoon yang tersenyum sedih saat mata mereka bertemu. Hoseok berada di sebelah Namjoon, tangannya sibuk menulis sesuatu di selembar kertas. Jungkook penasaran, tapi Namjoon melarangnya untuk mengganggu guru sastra itu.

Hari pertama bagi Jungkook, Namjoon, dan Hoseok tanpa Yoongi yang selalu mengomentari topik pembicaraan mereka dengan sinis pun dimulai. Berat, tapi harus dilalui.

Pintu ruang guru terbuka perlahan, menunjukkan sesosok tenang yang sangat tidak ingin ditemuinya di pagi hari. Kim Seokjin, dengan setelan jas barunya, menapakkan kakinya yang beralaskan sepatu pantofel hitam mengilap ke dalam ruangan khusus guru tersebut. Senyum licik tersungging di bibirnya, menghiasi wajah tampannya.

"Selamat pagi," sapanya, mendapatkan beberapa sapaan dari para guru, kecuali Jungkook.

"Pagi ini saya akan memberikan persiapan untuk para guru sebulam bel pelajaran pertama berbunyi," ucap Seokjin, "jadi, seperti yang kita ketahui, Pak Min Yoongi memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya,"

Jungkook menggertakkan giginya. Tidak dapat diterimanya mendengar pernyataan bahwa Yoongi mengeluarkan dirinya. Bukankah kata kerja tersebut merupakan kata kerja aktif? Sedangkan, faktanya Yoongi dikeluarkan oleh seorang gila.

"Maka dari itu, saya ingin meminta tolong kepada Pak Jeon Jungkook untuk menggantikan Pak Yoongi untuk mengajar kelas-kelasnya,"

Sinting! Jungkook akan mengajar tiga angkatan sekaligus, dari kelas satu hingga kelas tiga, artinya ia akan mengajar 15 kelas? Ia menyukai olahraga, tetapi bukan begini caranya!

"Saya tidak sanggup, pak,"

Seokjin mengangkat salah satu alisnya, mempertanyakan maksud dari pernyataan Jungkook.

"Untuk mengajar 15 kelas dalam seminggu, saya keberatan," lanjut Jungkook.

"Saya mohon, cobalah terlebih dahulu," ucap Seokjin, "lagipula, saya tidak menerima penolakan,"

***

Jungkook menarik napas dalam-dalam sebelum ia mengetuk pintu kelas 2-C. Pertama kali ia akan bertemu dan mengajar murid-murid Yoongi. Tentulah mereka akan bahagia, guru psikopat itu telah keluar dari sekolah. Mereka telah merdeka.

You're My Hermes and I'm Your Heracles ; m.yg + j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang