Hari Kasih Sayang, Hari Kepergian Yoongi

541 80 12
                                    

"Hari Kasih Sayang tinggal menghitung hari," gumam Jungkook, tangannya sibuk memutar-mutar pulpennya, "mengapa Yoongi hyung harus keluar saat hari Kasih Sayang?"

Yoongi tersenyum, matanya sesekali melirik Jungkook yang duduk di sebelahnya. "Memangnya apa yang ingin kau lakukan bersamaku?"

"Aku ingin merayakan Hari Kasih Sayang bersama Yoongi hyung," suara Jungkook semakin pelan, kepalanya semakin menunduk.

"Jeon Jungkook, kau sudah berumur 25 tahun, jangan bertingkah seperti anak SMA,"

"Apa salahnya bila aku ingin merayakannya?! Lagipula, itu menandakan bahwa aku punya hati yang masih berfungsi, bukan seperti kau yang bahkan tidak punya hati!"

"Bila aku tidak pernah punya hati, aku tidak akan pernah mengatakan bahwa aku mencintaimu, mengerti, Jeon Jungkook?"

Tatapan Yoongi menusuk dada Jungkook. Tatapannya tajam dan dominan, membuat jantung pemuda berumur 25 tahun itu berdetak dengan cepat. Jungkook kembali menunduk, mengakui kekalahannya melawan Yoongi yang pandai bersilat lidah.

"Baiklah, kalau begitu, apa cokelat kesukaan hyung?"

"Couverture,"

Jungkook melongo, "kau serius?"

"Untuk apa aku bercanda?"

"Bukankah couverture itu pahit dan mahal?"

"Sepahit hidupku," jawab Yoongi, "dan aku memang orang berhidup mewah, aku tidak bisa memakan cokelat batangan murahan seperti yang biasanya kau dapatkan dari para murid perempuan,"

"Katakan saja kalau hyung cemburu padaku,"

Yoongi memutar matanya, disusul gelak tawa dari Jungkook.

Hari Kasih Sayang memang hanya dua hari lagi, maka artinya dalam dua hari pula Yoongi akan keluar dari "penjara" yang telah mengurungnya selama dua tahun. Artinya pula ia akan meninggalkan Jungkook, harusnya Yoongi bahagia, bukan?

Lalu, mengapa ia hanya dapat tersenyum dan menatap Jungkook dengan sedih?

Bahkan, saat dua hari yang seharusnya terasa lama tersebut akhirnya datang di depan mata Yoongi, ia menatap Jungkook. Jungkook yang tertidur di atas mejanya dengan earphone terpasang di telinganya tampak terlalu berharga bagi Yoongi. Kemudian, Yoongi menatap tangannya yang dengan erat menggenggam sebatang cokelat bertuliskan couverture dan secarik kertas berwarna biru muda bertuliskan menggunakan pulpen bertinta merah muda. Laki-laki yang hampir menginjak usia 30 tahun itu tersenyum.

Untuk Min Yoongi Genius Jjang Jjang Man Bbong Bbong

Selamat Hari Kasih Sayang, aku mencintaimu

Tangannya gemetar, menatap kembali pemuda yang disangkanya sebagai pemberi cokelat tersebut.

"Selamat hari Kasih Sayang, Jeon Jungkook." Dengan lembut, tangan Yoongi yang kasar mengelus kepala Jungkook, mengirimnya semakin dalam ke alam mimpinya. "Aku mencintaimu juga."

***

Suara gelas kaca saling bertemu, disusul sorakan dan diiringi suara berdesis dari daging yang sedang dipanggang. Lima laki-laki lajang (kecuali dua lainnya—Yoongi dan Jungkook—yang statusnya belum diketahui) berkumpul mengelilingi meja makan di sebuah restoran, menyantap makanan yang dirasa cukup mewah oleh Hoseok dan dompetnya di hari terakhir Yoongi mengajar di sekolah.

Berulang kali bir sudah dituang dan dihabiskan begitu saja, menyusul daging bakar yang beberapa mulai menghitam akibat terlalu lama berdiam di panggangan. Gelak tawa pun ikut terdengar, meramaikan suasana sebuah pesta perpisahan.

You're My Hermes and I'm Your Heracles ; m.yg + j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang