Iblis 2.0

608 86 15
                                    

Memang, setelah makan malam yang kurang mewah di restoran sushi tersebut selesai, pada keesokan harinya, Yoongi sempat tidak ingin bangkit dari tempat tidurnya. Ia bergulat dengan selimut yang telah melilit dan menariknya semakin dalam ke dalam kehangatan di tengah udara yang dingin. Mungkin ia tidak hanya ingin menjauhi jadwal mengajarnya hari ini, ia pun ingin bersembunyi dari Jeon Jungkook.

Bila dipikir-pikir kembali, memang Yoongi mengambil langkah yang bodoh nan konyol untuk menyatakan perasaannya pada Jungkook. Ia hanya mengatakan bahwa ia mencintainya, kemudian meninggalkannya begitu saja tanpa pernyataan yang lebih mendalam.

Yoongi tahu Jungkook mencintainya dan kini Jungkook pun tahu kalau Yoongi memang membalas perasaannya. Lalu apa? Apa hubungan yang sedang mereka jalani? Tentu seharusnya bukanlah teman, kecuali kalau salah satu pihak menganggap pihak yang lain merupakan teman dengan berbagai "keuntungan". Mereka juga bukanlah sepasang kekasih, tidak ada salah satu di antara mereka yang meminta yang lain untuk menjadi kekasihnya. Lalu, mereka ini apa?!

Jangankan berpikiran tentang hubungan mereka, Yoongi saja masih berlanjut dengan pemikirannya tentang Jungkook.

"Aku tak menyangka seorang laki-laki berumur 25 tahun dan berprofesi sama denganku berhasil membuatku merasakan jatuh cinta," gumam Yoongi pada dirinya sendiri.

Matanya menatap langit-langit kamarnya, tubuhnya terbaring dengan penuh kemalasan. Ia menghela napas panjang. Yoongi tidak dapat lari dari masalahnya, ia perlu menghadapinya layaknya seorang pria jantan.

Butuh hampir satu jam dan sedikit paksaan bagi Yoongi untuk sampai di sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Jungkook sudah duduk di tempatnya dan tampak menawan bahkan tanpa berusaha sekali pun. Hidup ini tak adil.

"Jeon Jungkook,"

"Oh, Yoongi hyung,"

"Apakah hari ini ada jadwal baru?" Yoongi bertanya setelah ia memerhatikan Namjoon yang berulang kali mengumpat sambil melihat selembar kertas di tangannya.

"Ada, tetapi tampaknya jam mengajar kita tetap sama,"

"Aku heran mengapa Namjoon tidak pernah menghadapi perubahan jadwal mengajar dengan tenang dan santai,"

"Mungkin dia hanya agak sedikit lebih sibuk dibandingkan kita,"

"Sibuk menonton video pornografi maksudmu?"

"Hei, aku dapat mendengarmu, Min Yoongi! Aku punya telinga!" Teriak Namjoon dari tempatnya, membuat Yoongi tersenyum jahil.

"Wah, bagus untukmu! Selamat menikmati fungsi dari telingamu!" Balas Yoongi dengan senyuman lebar terukir di wajahnya.

Jungkook hanya dapat tertawa, tidak berani untuk terjun secara langsung dalam perdebatan dua sahabat yang sedang berlangsung di hadapannya. Ia senang mengamati Yoongi dan kejahilannya yang sukses membuat orang-orang terkejut melihat tingkah laku kekanak-kanakannya. Sebuah sisi lain yang membuatnya jatuh cinta pada Yoongi.

Bel masuk pun berbunyi, Yoongi kembali berkonsentrasi pada Jungkook. "Jadi, apakah kita akan saling bertemu di lapangan?"

"Pada jam pelajaran keempat, aku akan mulai mengajar dan berhubung kau mengajar sejak jam ketiga, maka kurasa kita akan saling bertemu,"

"Bagus," Yoongi membalasnya singkat, mengirimkan senyuman manis pada Jungkook.

***

Papan target berjejer dengan rapi di hadapan para murid dari kelas 2-A dan kelas 2-C yang lagi-lagi harus berolahraga bersama karena jam pelajaran mereka yang saling berimpitan. Jauh di depan mereka pula, terdapat dua orang laki-laki dengan postur sempurna sebagai atlet panahan. Satu tampak jauh lebih pendek daripada yang lain, tetapi tentu hal tersebut tidaklah terlalu penting untuk dibahas karena bila dibicarakan pun hanya akan memancing murka dari manusia tersebut.

You're My Hermes and I'm Your Heracles ; m.yg + j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang