Bunga dan Seorang Pemuda

830 125 20
                                    

Park Jimin berlari menuruni tangga, dari kejauhan ia melihat gurunya sudah menunggu di tengah lapangan. Guru olahraganya merupakan guru baru. Nilai tambahannya, ia tampan. Namanya Jeon Jungkook.

"Pak Jungkook!" Seru Jimin.

"Selamat pagi,"

"Apa yang akan kita lakukan hari ini?"

"Kita akan mengambil nilai lari jarak jauh. Menyenangkan, bukan?"

Senyum ceria Jimin seketika berganti dengan senyum kosong dan pasrah. Ia menyukai jam pelajaran olahraga, tetapi ia membenci lari jarak jauh. Setiap kali ia menyelesaikan pengambilan nilai lari jarak jauh, dirasanya kakinya hendak terpisah dari dirinya dalam hitungan detik!

"Aku dengar dari Taehyung waktu maksimal untuk menyelesaikan tiga putaran adalah 15 menit,"

"Taehyung dari kelas 2-C? Pak Yoongi memang kejam dalam memberikan penilaian," Jungkook hanya terkekeh, "tetapi aku tidak sekejam dia,"

"Syukurlah,"

"Nilai maksimal akan kalian dapatkan bila kalian berhasil menyelesaikan tiga putaran dalam waktu kurang dari 20 menit. Bagaimana?"

"Masuk akal," jawab Jimin.

Jimin kembali tersenyum, kemudian berlari bergabung dengan teman-teman sekelasnya untuk membagikan kabar gembira tersebut.

"Bukankah 20 menit agak terlalu mudah?"

"Yoongi hyung, kau mengagetkanku," Jungkook tertawa.

"Itu bukanlah sesuatu yang patut ditertawakan,"

Jungkook menutup mulutnya. Begitulah Yoongi, selalu datang entah dari mana, kemudian tiba-tiba muncul di belakangnya. Bahkan, di saat jam mengajar mereka tidak saling bertemu pun, ada saja kesempatan bagi Jungkook untuk melihat Yoongi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi guru olahraga artinya memiliki jam mengajar yang cukup sedikit dibandingkan dengan guru mata pelajaran lainnya. Hal ini membuat Yoongi maupun Jungkook selalu mencari kegiatan lain untuk menyibukkan diri mereka.

"Apakah kau tahu mengapa aku selalu memberikan waktu sedikit kepada muridku untuk menyelesaikan pengambilan nilai mereka?"

Jungkook menggeleng. Dalam hatinya, ia tertarik dengan topik yang diangkat oleh Yoongi.

"Karena nantinya, di saat mereka berada di kelas tiga, ujian praktek mereka pun akan sulit. Misalnya, di saat mereka harus menyelesaikan tiga putaran dalam 15 menit di kelas dua, sedangkan pada ujian praktek mereka harus menyelesaikan tiga putaran dalam 20 menit, bukankah itu akan membuat mereka terbiasa untuk menyelesaikannya dengan cepat?"

Alis tebal Jungkook terangkat. Memang yang diucapkan oleh Yoongi masuk akal. Idenya sangat baik, tapi tetap saja, Jungkook kurang setuju. Berlari dalam waktu 15 menit untuk mengelilingi gedung utama sekolah sebanyak tiga kali putaran bukanlah ide yang bagus pula.

"Tapi, bukankah itu penyiksaan?" Jungkook bertanya.

"Ada peribahasa, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian," jawab Yoongi, "sekarang, aku bertanya kepadamu, apa arti dari peribahasa itu?"

"Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,"

"Mengerti?" Tanya Yoongi.

Jungkook hanya cemberut. Ia mengerti, tetapi ia tidak ingin kalah. Ia tidak ingin kalah dari perdebatannya dengan Yoongi. Ia tahu betapa pandainya Yoongi dalam membalik kalimat orang lain untuk digunakannya sebagai senjatanya. Jungkook kalah telak bila ia membiarkan Yoongi terus-menerus melakukan hal tersebut padanya.

You're My Hermes and I'm Your Heracles ; m.yg + j.jkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang