2. Firasat

19.8K 4.3K 1K
                                    

"Daf, gantian nyetir ya. Kaki gue pegel banget."

Hyunjin hanya mengangguk singkat. Setelah selesai memakai sepatunya kembali, ia segera menuju ke mobil dan mengambil tempat di belakang kemudi.

"Nih minum. You look so thirsty," Felix yang sedari tadi tidak ikut turun dan hanya menghabiskan cemilan di mobil menyodorkan sebotol air mineral dingin.

"Thanks,"

"By the way, emangnya air wudhu ngga boleh diminum ya?"

Hyunjin hampir tersedak mendengar perkataan random dari Felix. Setelah menuntaskan minumnya, ia memutar tubuhnya ke belakang, menatap Felix memicing.

"Gue kan wudhu pake air keran. Ya kali gue minum air keran??"

Felix hanya mengangguk dan mulutnya membulat, menandakan ia mengerti.

Sambil menunggu anak-anak lain selesai sholat, Hyunjin dan Felix karaoke tidak jelas di dalam mobil. Sesekali Hyunjin menghadap belakang untuk meraih keripik kentang yang sedari tadi di dekap oleh Felix.

Tok tok

Hyunjin segera membuka kunci mobil setelah melihat bahwa teman-temannya sudah kembali. Belum sempat Felix menyingkir untuk membukakan akses masuk ke kursi belakang, Haechan sudah melepas sepatunya dan melompat begitu saja diikuti oleh Jisung dan Seungmin. Felix sih senang-senang saja, dia jadi tidak usah repot.

"Jae, lu kalo mau duduk depan jangan molor lagi dong. Temenin gua biar ngga ngantuk." Pinta Hyunjin saat Jaemin menyamankan duduknya dan menarik safety belt.

"Iya iya. Lagian gue udah beli jajan banyak banget ini," jawab Jaemin sambil menunjuk kantong plastik yang terletak di dekat kakinya.

Setelah memastikan semuanya sudah masuk, Hyunjin menjalankan mobilnya. Jalanan cukup lenggang malam ini. Hanya ada beberapa mobil keluarga dan satu dua mobil-mobil besar. Hyunjin berjalan dengan kecepatan rata-rata.

"Chan, operin jaket gue dong. Dingin nih," ujar Hyunjin. Tangannya sudah menengadah ke belakang.

Bukannya mendapat operan jaket yang diterima oleh tangannya, ia justru mendapati wajahnya menjadi tempat pendaratan jaketnya sendiri. Untung saja ia sedang berada di lampu merah.

"Goblok!"

Haechan dan Jisung hanya cekikikan di belakang. Seungmin yang terjebak di tengah-tengah mereka hanya bisa pasrah. Niat tidurnya hanya menjadi angan-angan semata.

"Masih jauh, ya?" Renjun akhirnya bersuara setelah sejak tadi hanya diam.

"Kira-kira sampe Semarang jam enam pagi. Tidur aja kalian, jangan berisik."

Jeno menguap malas. Lagian, punya teman kok sukanya ribut semua. Dikira perjalanan dua belas jam itu tidak melelahkan apa? Dia kan juga butuh tidur.

"Ah ngga asik nih Jeno. Perjalanan itu dinikmati bareng-bareng. Ayo karaokean sampe pagi!"

●●●

Nyatanya, ucapan Jisung tadi hanyalah wacana semata. Baru juga pukul sepuluh, tapi semuanya sudah teler. Hanya tersisa Jaemin, Hyunjin, dan Felix yang masih terjaga. Jaemin menepati janjinya untuk menemani Hyunjin. Sedangkan Felix sekarang bertahan mati-matian agar tidak tertidur. Bahkan sudah berkali-kali kepalanya terantuk jendela.

"Tidur aja sih Lix kalo ngantuk,"

Hyunjin mulai risih mendengar benturan kepala Felix dengan jendela. Kasihan. Ia tidak ingin sampai Semarang Felix menjadi bodoh karena otaknya habis terantuk jendela mobil.

Kebun Kopi | 00liner [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang