"Saat ini polisi berhasil menemukan dua mayat terduga pelaku pembunuhan dan penculikan di Kampoeng Kopi Banaran yang selama ini meresahkan. Mereka berdua tewas karena ikut meledak bersama markas mereka dua hari lalu. Namun sampai saat ini polisi masih belum bisa menemukan jasad dari saudara Atー"
Pip
"Kok dimatiin sih, Cas!?" Protes Doyeon ketika Lucas mematikan tv di hadapannya.
"Ngeri ah dari kemarin beritanya itu mulu. Tau sendiri kan ntar malem kita lewat situ?"
Doyeon memutar mata jengah mendengar penjelasan kekasihnya. Kemudian ia kembali melanjutkan aktifitas packingnya yang sempat tertunda.
"Mark kok belum dateng?" tanya gadis itu sambil memasukkan baju terakhir, lalu menutup kopernya.
Baru saja Lucas akan menjawab, suara pintu depan yang terbuka mengintrupsinya. Kemudian Lucas hanya mengangkat bahunya singkat, memberi gestur bahwa ia tidak perlu lagi menjawab Doyeon.
"Gimana? Udah pada siap?"
Doyeon mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mark. Sedangkan Lucas sudah kembali ke kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum beres, meninggalkan Doyeon dan Mark berdua di ruang tengah.
"Doy, lu ngga takut apa udah seatap aja sama Lucas?"
Mendengar pertanyaan Mark, Doyeon hanya tertawa kecil, kemudian menjawab, "Lu itu temenan sama Lucas udah berapa lama sih, Mark? Lu tau sendiri kan kalo Lucas itu orangnya lugu banget menjurus ke bego?"
Mark menghela nafas. Benar sih kata Doyeon, ia seharusnya tau persis seperti apa Lucas karena ia sudah berteman dengannya selama hampir seumur hidup. Tapi rasa khawatir masih menghampirinya. Wajar saja, Lucas kan tetap remaja laki-laki yang kelebihan hormon.
"Tapi tetep aja, Doy."
"It's okay, I'm still a virgin"
Setelah itu, Mark tersedak ludahnya sendiri.
●●●
"Cas, lu beneran mau lewat Banaran? Ini udah hampir malem loh."
Hanya anggukan yang didapati oleh Doyeon setelah bertanya hal itu sebanyak lima kali selama perjalanan. Lucas sendiri sebenarnya sudah malas untuk menjawab, tapi kalau tidak dijawab, kekasihnya bisa mendiamkannya selama beberapa hari.
"Santai kali, Doy. Lagian di sana kebetulan habis ada yang mati. Siapa tau kita dapet job tambahan hehe." Akhirnya Lucas membuka suara.
"Enak banget kalo ngomong ya! Lu pikir nangkep setan kayak nangkep ayam!?"
Setelahnya Lucas hanya tertawa mendengar jawaban Doyeon. Benar sih pekerjaan mereka itu adalah menangkap hantu yang berkeliaran. Tapi lucu baginya mendengar Doyeon membandingkan tingkat kesulitan menangkap hantu dengan menangkap ayam.
"Omong-omong, kenapa kita ya yang dikasih job susah begini? Kenapa ga si kembar aja yang udah banyak pengalaman?" tanya Mark yang berada di kursi tengah.
"Itu artinya pak bos percayanya sama kita,"
Lucas memukul setirnya bersemangat. Pemuda itu kemudian menekan gas semakin kuat, membuat Fortuner hitamnya membelah jalanan semakin cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebun Kopi | 00liner [✔]
Mystery / Thriller"Ini kebun kopi apa kebun mayat sih?"