Rencana Seungmin untuk naik kereta wisata hancur seketika ketika hujan deras tiba-tiba turun. Padahal pagi sampai siang tadi cuaca masih cerah. Tapi ketika waktu hampir menunjukkan pukul empat sore, awan hitam berbondong-bondong menjatuhkan beban mereka.
Jadi di sinilah mereka, duduk melingkar di ruang tengah dengan wajah tertekuk. Mereka sedang mengadakan rapat besar.
"Kenapa ngga besok aja sekalian sih? Ngga usah aneh-aneh deh kalian" Jeno memutar mata malas. Ia tidak habis pikir dengan rencana gila teman-temannya.
Jisung yang duduk bersebrangan dengannya menggeleng kuat, menolak perkataan Jeno. Dia paham kalau Jeno itu manusia dengan tingkat keasikan yang rendah. Tapi ya jangan segaring ini juga harusnya.
"Ayolaaah! Kan seru kalo malem-malem gini muterin kebun kopi. Nyetir sendiri juga. Gilaaa, berasa trip horror horror gitu."
Kali ini Jisung mengangguk heboh mendengar perkataan Haechan. Soulmatenya itu memang yang terbaik. Kemudian ia menambahkan,
"Besok kan juga weekend, pasti rame banget. Males ah"
"Lu ngga mikir apa masalah gerbang dan lain-lain? Ngga mungkin kalo tempat segede ini ngga ada penjaganya." sela Renjun. Sebenarnya dia itu netral. Tapi jengah juga lama-lama melihat mereka berdebat.
"Please guys, I don't wanna ruin my holiday,"
Felix tidak sebodoh itu. Sedari tadi Felix menyimak dan mencoba memahami. Yang dapat ia tangkap adalah, beberapa temannya yang memang tidak waras itu kini menjadi makin tidak waras. Orang normal mana sih yang memberi ide untuk memasuki kebun kopi pada malam hari dengan transportasi curian? Felix itu pindah ke Indonesia untuk mendapat pengalaman, bukan mendapat catatan kriminal.
"Udah-udah! Ini udah gue siapin semua kebutuhan kita-kita. Nih jaket kalian pake!"
Semua menoleh ke arah Hyunjin yang keluar dari kamar dengan tangan penuh barang. Satu tas besar teronggok di dekat kakinya. Di sekitarnya juga sudah ada beberapa tas pinggang dan stringbag milik yang lain. Jaket milik teman-temannya di lempar begitu saja hingga berceceran.
"Nah, tinggal berangkat. Ayo!" ujar Seungmin yang tiba-tiba sudah siap dengan jaket dan tasnya.
"Heh, gila lu! Lagian mau naik apa!?" Jeno meninggikan nada bicaranya. Bisa pecah kepalanya kalau begini terus.
"Ya pake ini lah,"
Sepertinya kepala Jeno benar-benar pecah ketika Jisung dengan entengnya menunjukkan kunci Kereta Wisata yang sudah ia curi dari si petugas yang malang.
●●●
"Sinting kalian!"
Jeno tidak berhenti memaki sejak Jisung benar-benar mengambil posisi di belakang kemudi. Jisung mengendarai Kereta Wisata itu dengan mahir, seolah-olah ia sudah terbiasa. Dan yang membuat Jeno semakin tidak habis pikir adalah, sedari tadi perjalanan mereka tidak terhambat sama sekali.
Jisung hanya cekikan bersama Haechan yang duduk di sebelahnya. Sepertinya malam ini malaikat maut menitipkan tugas mereka ke kedua anak sialan itu. Seungmin, Hyunjin, dan Jaemin yang duduk di kursi belakang bagian kanan hanya menengok kanan kiri untuk mengamati jalan. Sedangkan di seberangnya, Jeno, Renjun, dan Felix hanya pasrah sambil tidak berhenti memaki.
"Chan, buka gerbangnya sana!"
Jisung memberikan sebuah kunci dengan gantungan lonceng kecil. Haechan sih menurut saja. Anak itu langsung turun dan membuka gerbangnya dengan cepat, kemudian naik lagi dengan senyuman puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebun Kopi | 00liner [✔]
Mystery / Thriller"Ini kebun kopi apa kebun mayat sih?"