And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I amAnd you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to know you're alive(Goo Goo Dolls - Iris)
Hilang Arah
"Pergi kamu!""Aku bakal pergi kalau Regan sudah datang dan aku bisa mengajaknya pulang!"
Ardi menahan amarah yang menggelegak. Pagi mereka tenang seperti biasanya, bahkan hari ini tampak cerah.
Diana sepuluh menit yang lalu menggedor rumah Ardi, begitu pintu dibuka oleh Fatma, dia langsung merangsek masuk. Mengabaikan niat baik Fatma yang ingin memeluknya.
Diana datang bukan untuk minta disambut. Dia datang untuk membawa Regan pulang.
Begitu memasuki rumah itu, Diana membuka pintu ruangan satu per satu sambil meneriakkan nama Regan.
Percuma. Regan sedang pergi mengantar Riana ke sekolah.
Begitu menemukan kamar Regan, Diana melangkah masuk. Tanpa bisa ditahan, dia membuka lemari. Mengeluarkan koper serta baju-baju Regan.
"Kamu keterlaluan, Diana!" Ardi menatap nyalang dari ambang pintu kamar Regan yang terbuka.
Fatma tidak berani ikut campur. Dia tahu, dalam hal ini dia tidak berhak mencampuri.
"Apa yang kamu mau dari Regan? Kebahagiaan? Regan bahagia di sini, Diana. Dia bukan boneka yang bisa seenaknya kamu buang lantas diambil lagi!"
"Regan anakku! Kamu lupa itu? Aku berhak atas dia!"
"Aku tahu. Sangat tahu." Ardi menurunkan suaranya. Diana tidak pernah berubah. Jika salah satu tidak ada yang mengalah, semakin runyam urusannya.
Meski masalah mereka sudah telanjur runyam.
Diana berusaha mengosongkan lemari. Memindahkan semua barang Regan ke dalam koper.
Ardi akan membujuk sekali lagi. "Aku menyayangi Regan seperti anakku sendiri, Diana. Aku sama sekali tidak membeda-bedakan dia dengan Riana. Mereka anak-anakku. Bukan seperti ini caranya kalau kamu ingin Regan pulang-"
"Dengan cara apa memangnya? Aku ibunya! Aku berhak membawa Regan pulang."
Ardi mengerti. Tidak perlu Diana menekankan berkali-kali tentang Regan anak siapa.
"Kamu egois, Diana! Kalau kamu ingin Regan pulang, bukan begini caranya. Kamu ingin melukai dia lagi?"
"Tahu apa kamu?!" Diana masih sibuk mengemasi barang Regan.
"Biar aku yang jelaskan ke Regan. Biar aku saja. Biar aku yang bicara pelan-pelan ke dia. Regan sudah besar, Diana. Bukan begini cara membawanya pulang. Beri aku waktu!"
"Kamu ingin terlihat baik di depan Regan? Sementara aku yang terlihat jahat?"
"Kamu sendiri yang selama ini menutupi fakta kalau Regan bukan anakku, Diana!"
"Kamu sendiri bagaimana? Kamu menutupi fakta itu agar Regan memilihmu?"
"Tarik ucapan kamu! Aku sama sekali tidak punya niat sepicik itu! Aku menyayangi Regan seperti anakku sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
R E T A K [1] ✓
Teen Fiction#1 Long Way to Home [teenlit] JUDUL AWAL: PULANG Hidup seorang Regan memang tak genap, tapi lantas bukan berarti retak; compang-camping. Dia bahagia, meski hanya hidup berdua dengan sang Mama. Sampai suatu hari, Regan dipaksa untuk mengerti keegoisa...