Aku menghela napas, masih ku rasakan jemari tangan ku dingin akibat menahan takut. Senior di hadapan ku sangat seram hal-hal yang ku takutkan tentang MOS SMA benar-benar terjadi.
Ku lihat siswa yang sama sepertiku memakai atribut MOS dengan gantungan papan kardus bertuliskan karakter-karakter tokoh yang mereka sukai, ada yang bertuliskan Harry Potter, Bill Gates, Spongebob, dan banyak lagi. Aku? Haha aku menamai diriku Tinkerbell entah sosok peri kecil yang tengil,berani, dan suka bikin rusuh itu memang karakter kartun yang menarik perhatianku sayangnya sifat Tinkerbell berbanding terbalik dengan sifat ku. Entah bagaimana mendeskripsikannya bisa di katakan aku sosok yang pemalu dan cepat gugup, aku juga takut menghadapi hal-hal yang baru jadi tidak heran perjalanan sekolah ku dari SD-SMP biasa-biasa saja tidak ada hal menarik yang bisa ku ceritakan. Aku tidak tahu bagaimana kisah ku di SMA ini, ada yang berubah atau bahkan sama sekali tidak ada.
"Tinkerbell!!"
Aku tersentak ketika tahu-tahu ada yang memanggil namaku, itu Bella sekretaris OSIS yang katanya galak, begitu yang aku dengar. Aku segera berlari kecil menghampirinya,
"Iya kak?"
"Lo udah ngumpulin semua tanda tangan dari pengurus osis?"
Aku segera membuka note yang selalu aku bawa, entah kenapa aku kembali gemetaran kak Bella hanya bertanya terus mengapa aku harus takut?. Aku memeriksa seksama nama pengurus osis beserta tanda tangan tapi ketika sampai di no. 24 mataku terbelalak, aku mengira semuanya sudah lengkap tapi satu nama lagi dan itu membuat segalanya kacau.
Bella segera menarik note yang ada di tanganku, setelah itu mengembalikannya lagi padaku ia menatap tajam seolah-olah tatapannya itu mampu membelah diriku menjadi dua.
"Cari orang ini atau kalau nggak lo bakal kena hukuman!"
Demi Tuhan, aku benci ini!. Sambil menyusuri koridor sekolah aku kembali melihat nama di urutan ke 24 urutan terakhir sengaja karena hanya dia yang belum ku temukan.
"Genta Adiniawan"
Aku memberanikan diri bertanya pada salah satu peserta MOS yang sedang duduk di bangku taman sekolah, gadis berkaca mata minus dengan rambut di kepang dua itu duduk sendiri sambil menyeruput es jeruk yang mungkin baru saja ia beli di kantin tadi.
"Haloo, boleh nanya nggak?"
Aku menyapanya dengan nada canggung, harap-harap cemas karena bisa saja dia akan mengabaikan ku.
"Boleh kok, mau nanya apa?"
"Kamu udah dapat tanda tangan dari kak Genta?"
"Udah kok, lo emang belum dapat? Sumpah yah! Tuh senior emang ngeselin, kek hantu tau nggak! Dia ngilang mulu kagak jelas ada dimana"
Aku tercengang, aku kira gadis yang sedang duduk di hadapan ku ini sama sepertiku yang pendiam dan irit bicara tau-taunya itu salah!.
"Kalau boleh tahu ciri-ciri kak Genta itu gimana?"
"Hmm, di antara pengurus osis yang cowok dia yang paling cakep, senyumnya manis, punya lesung pipit, putih pokoknya cowokable banget"
Oh yah? Dia yang tertampan? Terus bagaimana dengan ketua osis yang bernama Juna dia juga punya senyum manis,lesung pipit, dan putih. Bisa gila rasanya!
"Nggak ada yang lebih spesifik gitu?"
Gadis itu kembali berpikir, mengingat apa yang gampang di kenali dari sosok Genta.
"Oh gue ingat!! gue ingat!! Di antara pengurus osis dia yang punya sepatu butut converse yang kayaknya nggak pernah di cuci sebulan"
Aku mengangguk tanda mengerti, sebelum pergi aku berterima kasih karena gadis yang supel ini mau membantu ku menemukan sosok Genta.
"Makasih yah,nama kamu siapa?
"Inggita Vee"
"Kalau lo?"
"Naya, Naya Rinjani"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey
Teen FictionAkan ku kenalkan kalian pada Genta ku asal janji jangan jatuh cinta padanya karena dia milikku meski semesta tak mendukung