9.

1.2K 112 0
                                    

"aku gadis yang jahat dan tidak pantas untuk dicintai oleh orang yang benar-benar tulus mencintai ku. Aku senang melihatmu, aku senang kita bertemu kembali, tapi pertemuan kali ini kita akan berpisah untuk selamanya. Maaf..."

-(namakamu) Zevana-

**
(namakamu) mengucek kedua matanya, matahari yang cerah masuk ke sela-sela jendela kamar gadis itu.
rambut yang berantakan, muka bantal dan mata yang masih ingin tertutup ini harus memaksakan dirinya untuk bangun.

"(namakamu) bangun sayang. Jam sepuluh kamu kuliah ini udah jam tujuh lewat masa tidur terus." tutur farah yang masuk kedalam kamar putrinya.

"Hm..." (namakamu).

Gadis itu segera bangun dan merapikan tempat tidurnya mulai dari melipat selimut, bantal dan boneka yang menemaninya sepanjang malam.

(namakamu) melangkah kearah kamar mandi dan segera membersihkan dirinya beserta muka bantalnya itu.
Setelah 10 menit berada dikamar mandi gadis itu keluar lagi dan mengganti pakaiannya.

Sementara iqbaal.

Kebiasaan iqbaal adalah melamun dipagi hari, tapi untuk kali ini ia memikirkan (namakamu).
Apalagi kejadian semalam yang membuatnya bingung, kaget, dan lainnya.

Semuanya berantakan begitu saja dipikiran iqbaal dan hatinya, selalu saja ragu dengan dugaannya.

"gue harus ketemu dia." ucap iqbaal lalu bangkit berdiri dari sofa kamarnya.

Iqbaal sudah bangun sejak jam enam pagi jadi ia sudah membersihkan seluruh tubuhnya dan memakai pakaian biasa.

Langkah laki-laki itu menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya, pakaian favoritnya jika ingin pergi kuliah.

Setelah selesai mengganti pakaian iqbaal mengambil kunci motornya lalu berpamitan pada ibunya.

"baal kamu nggak pake mobil?" tutur rike ibu iqbaal yang membuat iqbaal harus menghentikan langkahnya dan menatap dirinya.

"enggak bun. Kalau kakak mau pakai, pakai aja kunci mobil ada di kamar iqbaal cari aja dimeja belajar." iqbaal.

Rike mengangguk mengerti lalu membiarkan iqbaal menuju garasi mengeluarkan motornya dan menyalakan mesin motor.

Diperjalanan iqbaal menggas motornya dengan kecepatan normal biasa juga iqbaal akan menambah kecepatan 60.

*
(namakamu) sampai dilingkungan universitasnya melangkah dengan mantap menuju kelas.

"(namakamu)!" panggil reina membuat langkah (namakamu) terhenti.

"kenapa?"

"mau nggak lo taruhan dengan gue? Taruhannya gampang kok siapa yang duluan jadian dengan iqbaal, dia pemenangnya. Gimana? Dan kalau yang kalah dia nggak boleh deket dengan iqbaal." tutur reina dengan santai.

(namakamu) menghela napas kasar dan menggelengkan kepalanya, reina benar-benar terobsesi dengan iqbaal.

"lo sakit? Kok jadi obsesi banget pengen jadian sama iqbaal, memangnya lo udaj perfect? Sorry kali ini ngomong kasar sama lo. Reina lebih baik kejar impian daripada berusaha dengan keras supaya iqbaal jadi milik lo. Itu buang-buang waktu" (namakamu) tersenyum pada reina lalu masuk kedalam kelas.

"reina! Gue bukan barang yang lo mainin. Jadi nggak usah ngejar gue lagi, lo nggak capek? Kaki lo pegal-pegal cuma demi ngejar gue? Stupid." ujar iqbaal yang tiba-tiba berada disamping reina.

Iqbaal tersenyum miring menatap reina lalu masuk kedalam kelas, iqbaal sempat mendengar reina mengajak (namakamu) untuk taruhan tapi gadis itu menolak mentah permintaan reina.

Reina mengepalkan jarinya, dirinya terasa tersaingi dengan kedatangan (namakamu).

(namakamu) mengambil sebuah novel dari tasnya lalu membuka halaman yang belum ia baca.

Iqbaal melangkah kearah mejanya lalu duduk disana, seperti biasanya iqbaal selalu meletakkan tasnya diatas meja dan terarah pada gadis yang tengah membaca novel.

"Lo orangnya! Orang yang gue cari, yang gue kangenin setiap hari. Tapi kenapa lo nggak kenal dan ingat gue? Apa harus gue tanya sama lo supaya lo bisa jawab kalau lo kenal sama gue? Ah... Baal jangan berlebihan." batin iqbaal.

Tring...!!
Notification dari handphone (namakamu) berbunyi, membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya membaca novel dan beralih kehandphonenya.

Message

Mama :
sayang mama pergi kerumah eyang kamu dibandung, mama nginep tiga hari dibandung sama eyang kamu. Jaga rumah baik-baik yah nak, maaf tadi pagi mama nggak kasih tau kamu. Tenang aja kalau mama ketemu temen-temen kamu nanti, mama sampaikan salam kamu ke mereka.

(namakamu) :
Iya ma, mama hati-hati dijalan. Aku pasti jagain rumah😋😊 aah akhirnya aku bebassssss, nggak ada mama yes!

Mama :
Dasar kamu! Awas yah kalau mama balik rumah berantakan, mama tau betul kamar mama jadi kalau kamu berantakin kamar mama, mama nggak segan-segan mukul kamu.

(namakamu) :
Jahat banget ma😅

Mama :
Jangan berantakin setiap ruangan awas kamu.

(namakamu) :
Iya ma 😉

**
"(namakamu) tunggu!" panggil iqbaal.

(namakamu) menghentikan langkahnya dan membiarkan iqbaal berjalan menghampiri dirinya.

"kenapa?" tanya (namakamu).

Iqbaal terdiam sejenak dan menghela napasnya pelan. (namakamu) hanya menatap heran dan aneh dengan sikap iqbaal. Ditambah lagi dengan headphone yang ia pegang saat ini membuat (namakamu) semakin bingung.

Ya! Memang dari beberapa hari terakhir ini iqbaal memang aneh.

"gue mau tanya sesuatu ke lo dan gue mau lo harus jujur" jawab iqbaal serius.

"tanya apa?"

"Do You Remember Me?" tanya iqbaal

(namakamu) terdiam menatap iqbaal yang serius menanyakan pertanyaan itu padanya. Hatinya berdebar apa yang harus ia katakan? Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Pura-pura tidak tau?
Berusaha tidak tau?
Atau Bagaimana?

Iqbaal memasangkan headphone berwarna putih miliknya pada (namakamu) dan memplay lagu yang mungkin saja gadis itu tau lagu kesukaan iqbaal.

Sebenarnya iqbaal tidak suka dengan lagu kpop tetapi lagu yang satu ini menjadi salah satu lagu favorit iqbaal dengan terjemahan yang begitu mengenai hatinya.

(namakamu)lah yang memperkenalkan lagu ini padanya saat SMA.
Maka sampai sekarang masih menjadi favorit iqbaal maupun (namakamu).

Iqbaal menatap (namakamu) dengan penuh harapan jika gadis dihadapannya ini memang dia.

Dari kejauhan nampak jelas ada reina yang menyaksikan drama yang diperankan iqbaal dan (namakamu).

Iri? Tentu saja.

Reina merasa kesal dan mulai membenci (namakamu) awalnya ia ingin menjadikan gadis itu sebagai temannya tapi karna melihat hal ini niatnya ia urungkan.

Sementara itu.
(namakamu) terus mendengar lagu itu sampai habis, selama lagu itu diputar (namakamu) memikirkan apa yang akan ia katakan jika lagu ini sudah habis?

"Mungkin ini saatnya... Tapi gue bingung sekarang. Bertahan karna dia atau pergi.. Alasan apalagi kalau gue pergi ninggalin dia? Iqbaal udah nunggu lo (namakamu) kenapa lo masih aja mau jauhin dia? Salah dia dimana? Dia nggak punya salah (namakamu), why?" batin (namakamu).

Gadis itu menghela napas pelan dab mengangguk mengerti dengan apa yang harus ia lakukan dam katakan.

(namakamu) melepaskan headphone iqbaal mengembalikan kembali kepada tuannya.
Lalu menatap iqbaal yamg sepertinya menunggu jawabannya.

"Yeah... I Remember You" jawab (namakamu) dengan mantap.

Bersambung.

Do You Remember Me? [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang