"apa ini sebuah kebetulan? Atau aku saja yang terlalu berharap kalau gadis itu adalah gadis yang aku cari selama ini."
**
(namakamu) bangkit berdiri saat dosen sudah keluar dari kelas. Ia menghampiri iqbaal yang sedang mendengarkan alunan musik lewat headphone."cowok yang tadi kan?" tebak (namakamu) membuat iqbaal melepaskan headphonenya kemudian menatap dingin (namakamu).
(namakamu) menelan ludah lalu tersenyum pada iqbaal.
"nggak usah natap gue kayak gitu, gue bukan penjahat kok. Jangan bikin gue takut." ujar (namakamu) lalu pergi dari hadapan iqbaal.Reina datang ke kelas iqbaal menghampiri meja iqbaal yang berada dibelakang paling sudut. Iqbaal memang anak yang tidak mudah bergaul walaupun dulu ia punya banyak teman waktu SMA.
Tapi untuk sekarang dia memilih untuk jadi anak yang pendiam, dingin, masa bodoh, cuek, dan tidak bergaul dengan mahasiswa yang ada dikelas.
"lo udah makan? Gue bawa roti selai coklat kesukaan lo." ujar reina yang duduk berhadapan dengan iqbaal sambil membuka penutup tempat bekal berwarna hijau muda.
"lo bisa pergi dari sini?" iqbaal menatap dingin reina berharap reina akan segera pergi.
Reina menyukai iqbaal dan iqbaal tau itu hanya saja iqbaal tidak menganggap reina sebagai orang yang special entah dia masih menunggu gadis itu atau yang lain.
"gue disuruh sama nyokap gue buat bawa ini buat lo. Jadi nggak usah banyak komentar, baal lo kayaknya benci banget yah sama gue? Tega banget ngusir gue." kesal reina.
"gue bilang pergi dan bawa makanan itu buat lo makan. Gue nggak suka roti." ujar iqbaal.
Reina terbelalak tidak percaya padahal yang dia tau iqbaal menyukai coklat bahkan roti. Kenapa tiba-tiba berubah seakan ingin mual menyantap roti berisikan coklat.
"nggak!! Gue nggak mau tau lo harus makan. Masa lo tega nyokap gue udah susah payah buatin lo roti" tutur reina membujuk iqbaal.
"kalau gue bilang enggak yah enggak!" bentak iqbaal. "lo kenapa sih jadi cewek keras kepala banget dikasih tau! Lo liat gue hari ini nggak mood jadi nggak usah sok manis dihadapan gue. Bilang aja lo suka sama gue, tapi sori gue nggak ada perasaan lebih buat lo!" sambung iqbaal membuat reina diam membeku menahan pahitnya perkataan iqbaal.
"hei!"
Iqbaal melirik gadis yang tengah berjalan menghampiri dirinya dan reina.
(namakamu) menghela napas pelan melirik reina lalu menatap iqbaal dengan tatapan tajam.
"lo memang nggak punya perasaan yah! Dia ini cewek dan lo harus hargai itu jadi cowok nggak usah kayak dispenser deh. Dia punya hati!" kesal (namakamu) tidak peduli jika harus mengikut campur urusan kedua insan ini.
"lo siapa ngatur-ngatur gue? Bukan urusan lo buat ikut campur." balas iqbaal.
"sebenarnya gue nggak mau ikut campur cuma karna lo terlalu kelewatan jadi gue terpaksa ikut campur." (namakamu).
"lo nggak usah ikut campur anak baru." ujar reina.
"nggak bisa. Masa lo hanya diem aja? Dia udah bentak lo dan buat lo nangis,gue sebagai cewek nggak bisa terima" jelas (namakamu).
Iqbaal tertawa dan menggelengkan kepalanya menganggap remeh gadis yang ada dihadapannya.
"cewek ini juga punya hati, setidaknya lo ngomongnya baik-baik jangan ngebentak. Pandang enteng banget lo jadi cowok!" ujar (namakamu).
"lo suka drama korea?" tanya iqbaal tiba-tiba membuat (namakamu) mengangguk dengan cepat tanpa merasa berdosa. "pantes, DRAMA!" Sambung iqbaal lalu pergi dari kelas.
(namakamu) syok mendengar perkataan pria itu ingin sekali ia mencakar laki-laki itu dengan kukunya yang tajam.
"anak baru lo nggak usah jadi Pahlawan kesiangan belajae yang baik biar bisa wisuda" ujar reina lalu merapikan tempat bekal yang berisikan roti dengan laburan coklat di dalamnya dan pergi.
"di bantuin malah nggak tau terimakasih" gumam (namakamu).
**
Iqbaal duduk dikursi taman mengatur nafasnya sebenarnya ia tidak mau membentak reina hanya saja reina terlalu kekanak-kanakan dan membuat dirinya muak menghadapi gadis itu.Ditambah lagi dengan anak baru dikelasnya membuatnya semakin muak dan malas untuk masuk kuliah. Tapi karna terlahir sebagai anak yang rajin ia terpaksa harus kuliah.
Waktu SMA iqbaal adalah siswa paling rajin membuat tugas, aktif belajar dan lainnya. Tapi saat masuk di area perkuliahan iqbaal merasa lelah untuk terus menjadi anak yang rajin.
Sesekali ia ingin membolos Mata perkuliahan hanya saja kata hatinya selalu membujuknya untuk kuliah.
Sekarang di pikiran iqbaal adalah anak baru itu. Mulai dari mata, suara dan sikapnya membuat iqbaal menyamakan gadis itu dengan gadis yang pergi dan tidak kembali lagi dihadapannya.
Tiga tahun yang lalu.
"gue harus pergi.." ujar gadis cantik yang tengah tersenyum pada seorang pria tampan.
"pergi kemana? Kenapa mendadak?" tanya pria tampan bernama iqbaal.
"gue nggak bisa ada disini gue harus pindah baal"
"kenapa lo harus pergi? Lo harus selesain skolah lo disini" iqbaal.
"nggak bisa baal, gue juga udah terlanjur kecewa, Gue harus pergi gue nggak kembali lagi disini. Maaf baal" ujar gadis itu kemudian pergi.
Iqbaal menghela napas lagi ia ingin sekali melupakan kejadian itu tapi tidak bisa dan tidak mudah melupakan kenangan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Entah apa yang mengusiknya iqbaal tidak sengaja mengarahkan pandangannya ke arah kanannya dimana ada gadis itu yang sedang duduk sambil menulis disebuah buku catatan.
"dia lagi..." gumam iqbaal dengan muka malas menatapnya.
Iqbaal bangkit berdiri membiarkan gadis itu sendirian ditaman. Sementara (namakamu), tinta hitam tertulis di kertas kosong berwarna putih menghiasi kertawa itu dengan perkataan yang di ciptakan (namakamu).
Hari ini gue ketemu dengan cowok nyebelin, rese, sok ganteng idih.
Ya mungkin terlalu alay sih, tapi gue pengen mukul dia sekuat tenaga gue. Ya cuma gue terlalu lemah buat mukulnya.
Dia ganteng sih cuma jutek!
Ada juga yah cewek yang suka sama dia.
Ya tuhan, hamba mu ini cuma pengen nikmati kehidupan dengan aman, damai dan sejahtera. Jauhkan dari para laki-laki seperti cowok dispenser itu.(namakamu) tersenyum sesekali mengangguk terlihat aneh bagi orang yang melihatnya tapi tidak bagi (namakamu) sendiri.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Remember Me? [COMPLETED]
RomanceApa kamu sama sekali tidak mengingat aku?