"Pokoknya kamu yang ibu tunjuk sebagai penanggung jawab acara foto bersama kelas 12!" (16.00 WIB)
Ibu Tri yang memberikan kepercayaan kembali lewat jejaring sosial media kepada Maroon untuk menyelesaikan acara foto bersama kelas 12. Tentu tekanan demi tekanan Maroon bebankan kepada diri Maroon sendiri. Pada akhirnya, Maroon berpikir agar beban Maroon dapat kembali stabil.
Maroon memanggil tim hebatnya untuk membantu pekerjaan yang cukup rumit dilakukan sendirian. Maroon membuka HP, langsung mengabari di grup whatsup kepada tim. Alhamdulillah, malam ini mereka siap datang ke indekos Maroon terlebih dahulu sebelum ke sekolah, untuk membicarakan konsep yang akan di atur sedemikian rupa.
Terdengar suara klakson motor dari teman Maroon, yaitu Ahmad, membawa Burhan dan Fadjar. Nampaknya mereka siap bermalam mengatur konsep yang akan di siapkan. Ahmad menyimpan motornya di garasi indekos, lalu naik ke lantai dua menuju indekos bercirikan H, tempat Maroon tinggal.
"Assalamu'alaikum.." Ucap Burhan yang mengetuk pintu, Fadjar dan Ahmad hanya melihat pemandangan di depan indekos Maroon.
"Wa'alaikumsalam. Eh, Bur. Dateng juga. Mana yang lain?" Tanya Maroon yang keluar dengan tangan harum Downy karena selesai mencuci baju.
"Itu, tuh. Hey sini!" Dengus Burhan kepada Fadjar dan Ahmad.
"Whaha, liat apa?" Tanya Maroon sembari mengelapkan tangannya ke lap kecilnya.
"Itu gunung apa, Roon?" Tanya Fadjar, Burhan hanya melihat Maroon dan Fadjar.
"Itu Tangkuban Perahu, Jar." Balas Maroon sembari menyimpan lap kecilnya. "Ayo masuk kedalam!" Maroon menyuruh teman-teman untuk masuk kedalam Indekos, untungnya siang tadi sudah beres-beres indekos. Jadi tidak seperti kapal pecah. Teman-teman pun masuk kedalam Indekos.
Sepertinya, satu teman seperjuangan belum terpanggil oleh Maroon. Maroon pun memanggil Enji agar bisa bergabung diskusi untuk persoalan konsep. Maroon membuka HP, lalu berbicara lewat voice note kepada Enji. Pada akhirnya, Enji mudah di komunikasi dan siap untuk bergabung diskusi dan bermalam.
Teman-teman sudah mulai duduk di karpet yang bergambar Barcelona. Maroon yang belum selesai mencuci rupanya harus menjemur cuciannya. Maroon berkata kepada Burhan perihal lanjutan diskusi pagi tadi.
"Bur, lanjut aja diskusi. Tinggal tambahannya kok dari yang lain, saya jemur baju dulu keluar." Ujar Maroon yang membawa ember berisikan baju dll.
"Oh, iya-iya." Burhan langsung sigap mengarahkan teman-teman untuk berdiskusi perihal pematangan konsep. Maroon menjemur di malam hari.
Malam sudah menunjukkan sekarang pukul 20.30, Maroon dan teman-teman bersiap untuk menuju ke sekolah menyiapkan apa yang interupsikan oleh Ibu Tri. Konsep demi konsep telah di siapkan, hanya saja satu masalah yang membuat pembahasan sering di ulang-ulang.
"Besok ada acara istigosah, ya?" Dengus Burhan yang memecah keheningan seraya sedang berjalan kaki. Maroon dan yang lain duduk di kursi pajangan sekolah depan ruang piket.
"Wah, acara nangis-nangisan, ya? Haha." Cetus Fadjar yang duduk bersebelahan dengan Maroon. Maroon hanya tersenyum melihat tingkah teman-temannya.
"Saya tebak nih, kalian bertiga pasti pada mau nangis ya besok?" Seru Maroon menjadikan suasana semakin hangat.
"Haha.. Saya mau nangis duluan aja, dah!" Cetus Ahmad yang menjawab didekat gerbang sekolah.
Tiidd..