•13. 4 Teman Menuju Gunung Burangrang

54 10 1
                                    

Disarankan menonton video setelah membaca cerita terlebih dahulu.

Perlengkapan sudah tersimpan rapi di dalam carrier. Pikiran sudah ingin berpetualang sebelum masa berakhirnya putih abu datang. Maroon mempatenkan badannya untuk melihat pegunungan yang terlihat di halaman indekos. Tidak seperti biasanya, pegunungan yang selalu terlihat tangguh dan indah, di tebali kabut putih yang sangat ketat, sehingga pegunungan serasa cakrawala yang ditutup kegelapan.

Maroon pun masuk kedalam indekos. Indekos yang mulai berantakan setelah persiapan tadi, Maroon acuhkan sejenak barang-barang yang tersimpan ditempat yang bukan tempatnya. Maroon pun tertidur dengan posisi membalikkan badannya di lantai yang sangat dingin sebelum waktu pemberangkatan dimulai.

••••

Maroon akan pergi menuju gunung yang dimiliki Bandung, Jawa Barat, bersama 3 teman tangguhnya. Perjalanan menuju puncak, sudah tidak diragukan lagi oleh Maroon. Karena, Isal yang sudah berpengalaman menelusuri harta karun Negeri ini, diantaranya Mt. Cikuray, dan MT. Guntur, keduanya berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lalu MT. Raung yang berada di Kediri, MT. Prau Batang Kendal, Wonosobo, Keduanya di Jawa Timur. Sampai ia menceritakan gunung yang tidak dikenali oleh ia sendiri alamatnya, MT. Gede Pangrango, MT. Papandayan, dan MT. Slamet.

Maroon sendiri tidak percaya, Isal sudah menelusuri beberapa harta karun milik Negeri ini. Ketika Isal bercerita tentang perjalanan pahitnya menuju puncak, banyak sekali yang perlu di perhatikan ketika mendaki, tentunya aturan-aturan mendaki dibeberapa gunung tersebut sangat kokoh. Begitupun MT. Burangrang, yang perlu sekali diperhatikan aturannya, agar diperjalanan dapat selamat sampai tujuan. Karena tujuan utama empat teman itu adalah 'kita pulang dengan selamat.'

••••

Terdengar suara mobil yang dibawakan oleh Reyhan di area parkir. Isal berlari menuju indekos huruf H, tempat dimana Maroon tinggal. Isal mengetuk pintu.

"Roon, ayo, berangkat." Seru Isal didepan indekos H.

"Eh, udah datang, Reyhan?" Tanya Maroon sembari menyipitkan matanya.

"Udah, Roon. Yuk."

"Yaudah, duluan aja ke mobil sal." Ujar Maroon.

"Oke." Isal langsung pergi menuju mobil. Maroon yang memakaikan carrier serta slempang yang berada di bagian tubuhnya.

Maroon pun berjalan menuju parkiran lalu masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah lengkap 3 teman yang siap berpetualang.

"Cabut!" Cetus Reyhan memakai logat Betawinya.

"Sikat abis, Han." Kata Isal

Maroon yang sibuk menyimpan carrier di kursi paling belakang. Jay yang sibuk memainkan HP nya. 4 teman pun mulai berjalan mengenakan mobil milik orang tua Reyhan, yang dibawa Reyhan sendiri menuju Cisarua, gerbang utama tujuan.

••••

Perjalanan menuju puncak akan dihadiahi kendala luar biasa menurut prediksi Maroon.

Mobil berhasil menempatkan tubuhnya di area parkir yang sangat sempit dilingkungan rumah warga. Maroon dan teman-teman packing di tempat parkir. Perjalanan akan dimulai pada pukul setengah enam sore.

Terlihat pendaki asing yang baru saja turun dari Gunung Burangrang, berjumlah  12 orang. Mereka menghampiri warung didekat parkiran.

Maroon dan teman-teman pun telah selesai persiapan, lalu mereka berdo'a terlebih dahulu agar diperjalanan dapat selamat. Berdo'a dipimpin oleh Reyhan.

Mobilitas Sang WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang