"Mau apa kemari?" sambutan sinis menyapa indra pendengeran begitu pintu kediaman Namikaze terbuka.
Sasuke meringis masam.
Naruto- nya masih marah.
Percuma kangen semalaman. Eh?
Tapi tidak apa- apa. Dia juga kesal kok kemarin. Jadi, berkunjung pagi- pagi begini, selain modus untuk mengajak berangkat sekolah bersama, ya untuk berbaikan sama si calon bini.
Boleh kan?
Cengiran kecil terpampang sekilas.
Ganteng sih. Sempat buat jantung ketar ketir.
"Mau main donk, Yang. Sekalian berangkat sama- sama. Memang mau apa? Menculik mama- mu?" Sasuke membalas asal.
Netra Naruto menyipit.
Panggil Yang. Tidak ingat kemarin kelakuan bagaimana?
Si pirang bersiap menutup kembali pintu ruang tamu sebelum akhirnya Sasuke berhasil menggagalkan niatnya.
"Hei, masa aku tidak boleh masuk?" tanyanya sembari menahan daun pintu.
"Setan tidak boleh masuk rumahku."
"Siapa setan?"
"Ya dirimu-"
"Wah, enak saja. Aku mau masuk."
"Tidak boleh!"
"Dobe-"
"Naruto!! Sopan pada tamu!!"
Tsk.
"Khilaf, Ma!"
..
..
..Suasana canggung sejak tadi. Naruto tahu ada yang disembunyikan kedua orang tuanya. Entah itu kabar buruk jika dirinya bakal punya adik kembar lima, atau kabar baik tentang naiknya jatah uang sakunya.
Yang pasti, interaksi kedua orang tuanya terlihat berbeda dari biasanya. Sempat ingin bertanya namun urung karena kedatangan pemuda Uchiha menghancurkan paginya.
"Sasuke, sarapan yang banyak, oke?" si mama tersenyum lembut pada sang calon mantu. Melirik sekilas pada si papa ganteng yang tengah memulai sarapannya.
Anggukan singkat jadi balasan.
Decihan samar menyusul berikutnya.
"Ma, aku berangkat dulu?"
Kushina melotot penuh ancaman.
"Mana boleh. Kan berangkat sama Sasuke," ujarnya. Si putri tunggal mengerang protes dalam hati. Lantas menyahut, "Tapi aku ada jadwal jam pelajaran paling pagi-"
"Utakata bilang tetap masuk seperti biasa karena sensei- mu melahirkan. Jadi jangan beralasan," potong Kushina cepat.
Naruto mendengus kasar. 'Hoo, jadi ternyata selama ini Guy- sensei perempuan?' batinnya.
Utakata itu kalau bicara tidak pernah benar ya. Naruto curiga kawan karibnya itu akan membuat ulah karena ucapannya suatu hari nanti.
"Naruto," panggil Minato.
Sang putri mendongak. Membalas tatapan si papa yang lantas bicara, "Selesaikan makanmu. Dan berangkat dengan Sasuke. Jangan membantah."
Lalu diangguki si pirang tanpa penolakan.
Sedang di sisinya, Sasuke sibuk bersorak dalam hati.
..
..
.."Nih, pakai helm," dua tangan terulur dengan sebuah helm berwarna biru.
Naruto diam. Menatap sejenak si pemuda titisan kegelapan dan menemukan manik kelam pria itu juga tertuju padanya. Jemari Naruto lantas meraih helm di tangan Uchiha dan menggunakannya.
Sasuke mengulas senyum tipis.
"Jadi, sudah marah- marahnya?" tanyanya tidak tahu malu. Siapa yang marah siapa yang menyindir.
Si pirang menghela nafas sejenak.
Tangannya meraih dasi si Uchiha untuk merapikan ikatannya. Lantas membalas dengan suara manis, "Sudah." Kemudian tersenyum kecil, "Kemarin aku menendang tong sampah itu karena sedang khilaf. Maaf ya, Sayang."
Lalu Sasuke memasang wajah masam. Tahu disindir, karenanya ia lekas mendaratkan cubitan pelan di pucuk hidung si pirang dan berkata, "Hoo, sudah berani bilang sayang sekarang?"
Naruto mengangguk manis.
"Supaya kau tidak sungkan kalau mau minta maaf padaku, ayo sini bilang maaf," tukasnya.
Sialan.
Jemari lentik ditarik, lalu digigit gemas.
"Teme!! Jorok! Kuso!"
"Whatever."
"Hiii!!"
..
..Sementara dari balik jendela ruang tamu, Kushina menangkup kedua pipinya sendiri. "Anata, mereka manis sekali~"
Minato melirik sejenak sang istri sebelum menghela nafas panjang.
"Tetap saja mereka harus bisa menjaga diri. Disuruh sekolah, bukan cari ilmu malah cari tempat untuk ..... anu(?)"
Anu?
Minato menarik kedua sudut bibirnya membentuk garis lurus. Wajahnya bersemu samar.
Kushina mengulum senyum geli melihatnya.
"Akan ku bicarakan dengan Mikoto siang nanti," putus wanita itu.
"Baguslah. Setidaknya mereka tahu batasan- batasan apa yang belum boleh mereka lakukan."
. . . .
Wooo... mo diapain ya idiot couple kita? 😅

KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy, oh, my enemy
FanfictionNaruto tidak mengerti kenapa di jaman sekarang istilah perjodohan masih saja berlaku. Bagus sih kalau jodohnya ganteng lalu baik, berhati malaikat. Dan bukannya Ganteng tapi berperilaku setan bin nyebelin macam Sasuke. Ini cerita santai. Dengan penu...