Chapter 1 - Daniel and his friends

52.7K 2.4K 161
                                    

Chapter ini paanjang, jangan lupa meninggalkan jejak!

***

"Bagaimana kabarmu dengan wanita itu?" Erick Doughteen, seorang CEO muda dari perusahaan Doughteen's Group menuang sampanyenya ke dalam gelas besar, lalu dengan senyuman menawan dia kembali ke tempat duduk. Suasana sebenarnya sangat bising karena musik berdentum keras dari luar. Tapi untunglah, karena mereka menyewa ruangan VIP yang terletak agak jauh dari dancefloor, bunyi lagunya tak terlalu kencang. Well, setidaknya mereka tidak perlu berteriak-teriak.
Dan ya, Daniel mengenal Erick sekitaran 10 tahun yang lalu, setelah dia mengenal William.

"Margo?" Daniel mengendurkan dasinya lalu menghela napas pelan. "Kami ... baik-baik saja mungkin?"

"Mungkin?" William, seorang lelaki pendiam yang jarang bicara tiba-tiba menyela ucapan Daniel. Dia adalah pemilik Aendrov Group yang telah tersebar di seluruh penjuru Eropa. Keluarganya kaya raya, tapi dia malah memutuskan untuk membuka kafe kecil di tengah kota. Kafe dengan suasana menenangkan dengan interior penuh tanaman. Daniel sempat bingung, William mau membuka sebuah tempat nongkrong atau hutan di dalam ruangan?

Namun meskipun demikian, William sudah berteman dengan Daniel sejak SMA. Dia teman Daniel yang paling lama ia kenal dan sesungguhnya William tak seburuk itu.

"Iya mungkin. Kami baik-baik saja sebetulnya. Hanya saja setelah sebulan tinggal dengannya aku mulai ... terbiasa?" Daniel menarik napas sebelum melanjutkan. "Aku terbiasa dengan dirinya yang tidur di sampingku. Aku terbiasa ketika ada yang menungguku pulang sehabis bekerja. Aku terbiasa dengan semua perhatian serta senyumannya yang menyambutku setiap pagi. Tapi aku ...."

Daniel menggantungkan ucapannya, membuat ketiga sahabatnya yang lain merenung sembari menunggu lelaki itu melanjutkan. Namun setelah agak lama menunggu, Daniel masih saja diam membuat mereka kesal sendiri.

"Tapi apa?!" Darwin, lelaki mandiri yang baru berteman dengan Daniel sejak beberapa tahun yang lalu kesal karena sahabatnya itu lambat sekali dalam menjelaskan. Ya, mungkin hanya Darwin satu-satunya orang di sini yang kaya bukan karena harta orang tua melainkan usaha sendiri. Katanya, dia sempat hampir bangkrut dulu sebelum mengenal mereka semua, dan Daniel tidak tahu darimana ia mendapat dana yang luar biasa besar sampai ia bisa melanjutkan usahanya yang sempat d ujung tanduk.

"Tapi ... aku masih menganggap dia sebagai pengganti Amy." Daniel menarik napas lagi. Sulit menyebut nama dari wanita yang pernah ia cintai 15 tahun silam. Cinta pertamanya di masa sekolah, gadis manis yang sejak dulu mencuri hati Daniel lalu menghancurkannya dengan sadis. Hingga Daniel tak bisa jatuh cinta lagi, dan terus-menerus bermain-main dengan wanita.

Daniel tahu, Amy meninggalkannya. Tapi kenapa? Kenapa dia terus-menerus mencintai wanita itu? Bahkan setelah 15 tahun berlalu, kenapa Daniel tidak bisa melupakan dirinya?

Bahkan semua sahabatnya tahu kisah cinta Daniel yang berakhir tragis, di mana dia menunggu seseorang yang jelas-jelas meninggalkannya, lalu melampiaskan kemarahan itu pada wanita lain.

Pengecut? Jelas. Daniel memang bajingan pengecut.

"Kau tidak bisa memperlakukan Margo begitu." William bergumam, tapi masih terdengar oleh ketiga sahabatnya. Wajahnya tampak seram, seolah marah pada Daniel. Tapi Daniel tidak ambil pusing, karena William memang selalu bersikap datar, cuek, dan dingin pada Daniel.

"William benar." Erick menimpali. Lelaki itu sempat ingin memanggil para wanita jalang untuk menemani malam mereka tadi, tapi Daniel menolak dengan alasan sedang tidak mood. Aneh, karena biasanya dia lah yang paling suka bercumbu dengan perempuan-perempua itum "Mau bagaimanapun juga dia punya hati, dan dia mengandung anakmu. Kau tidak bisa menganggapnya sebagai penganti Amy, Niel. Mereka berdua berbeda, dan kau harus sadar kalau ... Margo lah yang berada di sisimu sekarang, bukan Amy."

[#W2] The Bastard That I Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang