Regret. || GC🐾

T W E N T Y

Author's POV.

Mobil yang ditumpangi Eston dan Aletta telah sampai di sebuah rumah yang terlihat sederhana dan menenangkan, walau tidak se-menenangkan yang kita pikirkan.

Aletta merasa ada yang ganjal saat ia turun dari mobil. 'Mobil siapa ini?' pikir Aletta. Ia pun melangkahkan kakinya mengikuti ayahnya.

Didalam, ia disambut dengan seorang pria yang tidak kalah tampan dengan ayahnya. 'Apa yang aku pikirkan? Mengapa aku memikirkan ketampanan sih?' batinnya bersuara.

Tiba-tiba saja, pria itu memeluk Aletta dengan erat, seolah-olah Aletta adalah hartanya yang telah lama hilang. Melihat Aletta yang kebingungan, pria tersebut pun melepaskan pelukannya.

"I miss you. We miss you" katanya.

"Cukup. Duduklah." Eston berkata dengan ketus. Illiana –Aletta's Mom– hanya memperhatikan mereka dengan senyum tipis, tipis karena jika ia tersenyum terlalu lebar, lebam di sudut bibirnya mengeluarkan rasa sakit.

Aletta mengikuti perintah ayahnya, karena ia mencari aman dan penasaran. Pria tadi duduk di sofa single di depannya.

"Katakan apa tujuanmu kemari." Dengan matanya yang menatap tajam pria itu, Eston berbicara.

"Aku ingin mengambil hartaku kembali." Jawab pria tadi dengan lancar. Mendengar itu, Aletta terkejut. Apa yang ia sebut harta?

Illiana yang melihat itu angkat bicara, "Ehem, maaf. Jadi, Aletta, perkenalkan. Ia adalah—

"Aku Andreas Scottler. Your biologic father."

Sekali lagi, mendengar itu Aletta terkejut. Saking terkejutnya ia refleks berdiri.

"DUDUKLAH!" bentak Eston. Illiana yang melihat itu, menyuruh Eston untuk bersikap lebih lembut. Andreas menatap Eston dengan tatapan tidak percaya.

"Apasih yang kalian bicarakan?! Aku tidak mengerti sama sekali! Aku pusing dengan semua ini! HIDUPKU SANGAT RUMIT!" Aletta yang tidak tahan dengan keadaan meluapkan emosinya.

"Aku akan jelaskan, tenanglah." Andreas angkat bicara.

--------------------

Apaan nih? Cerita kok gini? .-.