11.

772 54 10
                                    

Hari baru, hari cerah, hari berseri.
Hari ini alvira nampak gembira sekali. Karena ia sudah kembali ke aktifitas biasanya.

Berangkat bareng renal, di jemput renal, masuk kelas bareng renal, diucapin selamat belajar sama renal. Ya udah lengkap ini mah.

Alvira bangun sengaja agak pagi. Jam 05.00.
Tapi, herannya. Renal sudah datang untuk menjemputnya. Bangun jam berapa coba renal.

Setelahnya, mereka sarapan bersama. Dan pukul 05.30 alvira dan renal berangkat sekolah.

Selama di perjalanan, mereka mengikuti alunan musik dari radio mobil renal. Dari nyayi yang jelas sampe yang ya kalian ngerti lah~~~

"Ren, lo tumben jemput gue pake mobil."

"Ga suka?."

"Suka suka, cuman aneh aja ga biasa."

"Iya, biar cuman gue yang bisa liat komok lo baru bangun tidur."

Pliss ren. Masih pagi lo bikin gua jantungan.

"Apaan si lo, gue tuh jelek banget kalo baru bangun tidur ren. Sumpah dah, mending ga usah liatin."

"Kata siapa?." Tanya renal sambil memajukan wajahnya ke wajah alvira.

"Kata gue barusan. Mundur napa ren, ga enak ih." Rengek alvira karena memang jarak mereka dekat dan hampir bersentuhan.

"Cantik kok. Lo mah always."

Ren udah ren, ga kuat gue.

Wajah alvira sudah merah tak karuan. Ia hanya berpura pura melihat jalan ibu kota untuk menghilangkan bulshingnya.

Entahlah ada apa ibukota hari ini, masih pagi padahal. Tapi, jalanannya tetap saja sudah macet.

"Macet parah lagi. Nanti telat ren, ga mau gue."

"DL."

"Ish, lo gimana sih. Gua kan ketos coi, ga enak kalo telat. Ih gimana si, ga ngotak banget."

"Engga, tenang."

"Ah, ini mah pasti telat ren. Gila macet banget gitu juga. Ren, duh gimana dong. Ren, ayolah ren. Ga ada jalan pintas apa yak. Lu sih bawa mobil. Kan ga bisa nyelip nyelip gitu."

"Engga sayang, tenang."

Oke, hanya kata itu yang dapat membuat alvira diam. Alvira tak dapat menyembunyikan pipi tomatnya.

"Dari tadi kek diem. Eh, gua kan ga apa apain lo. Kok lo merah si."

"Eh? Engga engga kok. Gak papa."

"Ngebet banget si lo. Udah papa mama aja. Nanti al, tunggu lulus."

"Ish, apaan si lo."

Tak usah tanya bagaimana wajah alvira sekarang. Merah, penuh keringat, basah. Tak beraturan.

"Ambil tisu tuh, mau gua yang ngeLap ?."

"Ga usah, bisa sendiri. Makasi ren, tisu lo wangi."

"Tisu gua, atau gua yang wangi."

Iya ren, lo juga wangi. Wangi banget malah.

"Tisu lo lah."

"Yaudah, ga usah ngegas semut sayang."

SKIP DI SEKOLAH.

Hingga sampai di sekolah, seperti biasa. Ia berjalan bersama dengan renal.

Sampai di kelas XI Ipa 2.

"Gua masuk ya ren. Makasih tumpangannya."

"Iya, semut kesayangan."

"Ya allah, semut mah kecil. Ga kayak gue."

"Lo kan sakit kalo nyubit. Mirip semut."

"Jahatnya lo. Udeh ah, gue masuk ya."

"Belajar yang bener semut kesayangan."

Iyaa, semangat juga kesayangan semut.

"Bacot lu, kadal."












Bodo, ini part gaje bget menurut gue.
Ya yaudah lah ya, gua mah bodo amat.

Don't forget to vote and comment❤









the jutek girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang