Keesokan harinya, senyum merona nan membinar di wajah alvira tak pernah hilang. Pikirannya masih sibuk bergelut dengan kejadian semalam yang membuatnya susah untuk tidur.
Waktu terus berjalan hingga salsa datang untuk menjemputnya karena memang hari ini salsa, alvira, dan intan akan berkumpul bersama di rumah intan.
Terlepas perasaannya yang masih berbunga karena renal, alvira pun juga merasa tak enak dengan perasaan intan atas kejadian kemarin saat steven menyatakan perasaannya.
Alvira tak pernah menyangka bahwa steven ternyata menyukai dirinya bukan intan. Padahal selama ini alvira merasa hanya biasa saja saat dekat dengan steven. Yaa atau mungkin memang alviranya yang tidak peka.
"Lu masih mikirin kejadian kemarin?." Tanya salsa membuyarkan lamunan alvira
"Yaa masih lah gila, gua ga enak banget sama intan." Ucapnya dengan raut wajah penuh dengan kegelisahan
"Yaudah hari ini kita omongin aja ya." Ucap salsa menenangkan
"Gua takut intan marah."
"Enggaa santai aja." Ucap salsa sambil setengah memeluk alvira.
Setelah 20 menit mereka berdua sampai di halaman rumah intan. Rumah intan tidak lah terlalu besar, hanya rumah sederhana yang cukup dan layak dihuni oleh 4 orang anggota keluarga ini.
Saat baru turun dari mobil alvira dan salsa melihat seorang anak laki laki yang sedang bermain tanah dengan seorang anak perempuan yang mungkin temannya.
"Hai de, intannya ada?." Tanya salsa kepada anak laki laki itu
"Oh temennya ka intan ya? Bentar ya aku panggil.
Ka intaan
Kaa,, ka intaaan
KA INTAN INI ADA TEMENNYA KA
KAAA INTAAANNNNNN." Panggilnya sambil sedikit teriak
"Ih rava bawel, kaka denger kali." Jawab intan dengan agak melihat risih adiknya
"Lagian dipanggil dari tadi juga. Ini ada temennya." Ucapa rava alias adik intan sambil menunjuk salsa dan alvira.
"Masuk al, sal, maaf ade gua emang rusuh." Ucap intan sambil mengajak salsa dan alvira ke kamarnya
Satu kata tepat dari alvira untuk deskripsi rumah intan adalah sederhana. Rumah 1 lantai dengan dilengkapi hiasan ala kerajaan keraton ini menimbulkan efek tenang, dan damai dengan angin sepoi sepoi yang berasal dari pohon mangga di sekitar rumah intan.
"Orang tua lu kerja semua tan?." Tanya salsa sambil mengedarkan pandangan ke sekitar
"Ehm iya." Ucap intan
"Tan gua mau ngomong." Ucap alvira padahal menurut salsa ini terlalu buru buru.
"Ngomong aja daritadi kita ngomong kan." Jawab intan santai
"Tan maafin gua soal kemarin, gua gatau sama sekali kalo steven ternyata gitu, maaf tan." Ucap alvira sambil mengenggam erat tangan intan.
"Ah udah, santai aja. Mungkin gua yang terlalu baper. Udah al, lu fokus sama steven aja. Gua gak papa." Ucap intan dengan seulas senyum namun alvira yakin bahwa itu adalah fake smile.
"Eh apaan, alvira tuh sama renal, lu tuh sama steven." Ucap salsa menentang perkataan intan tadi.
"Stevennya aja suka sama orang lain, ga ada hak gua, ga ada harapan." Ucap intan sambil terlihat termenung.
----------------
drama sekali astaga :((
haaloo semuanyaa!!!! kangen ga?
kangen pastinya kaaan, aku aja kangen ngetik di work ini ahahaha.
maaaf sekaali, 1 bulan lebih aku fakum wattpad wkwk.makasih banyaak buat semua support dan komen pemaksaan untuk update wkwk
tanpa kalian aku ga ada semangat dan motivasiTERIMAKASIH 9K READER❤😚😢
terharu bangeet astagaaa
nanti kalo 10k aku bener bener langsung update deh janji👌
KAMU SEDANG MEMBACA
the jutek girl
Romance-HIATUS SEMENTARA- Siapa yang bisa menyangkal datangnya cinta? Atau siapa yang mengetahui takdirnya sendiri? Manusia manapun tak akan ada yang mengetahui mengenai itu. Hanya tuhanlah yang tau atau mungkin sebuah perjalanan hidup yang akan mengubahny...