Pesta megah yang kau banggakan telah usai.
Kau mungkin terbuai.
Buta akan banyaknya luka yang tersemai.
Hingga kini, luka yang ku jahit masih terasa sakit.
Melihatmu terasa bagai ditoreh sembilu.
Setiap pertemuan berisi tatap duka, penuh derita masa lalu.
Namun kau menutup mata.
Berpura lupa.
Tentang luka kita.
Luka untukmu yang ku derita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Se'rasa'h Sebelum Humus
PoetryDilarang percaya pada keabadian! . . Jika daun mati saja masih dapat terfermentasi, Bagaimana mungkin aku percaya rasa-mu tak akan berpaling ke lain hati?
