Kali ini,
Aku hanya mengeluh pada hatiku.
Tentang kau yang selalu.
Menyisir mundur, menyapu bersih.
Pada objek yang mengalihkanku.
Seperti mematahkan tangga mimpi.
Yang coba ku daki untuk mengangkasa.
Lalu aku berhenti,
Mengalah pada rasa.
..dan aku melihat
Engkau menyeretnya.
Sebagian isinya berserakan.
Di jalur curang mu.
Sedang aku tertinggal di jalur start.
Masih memandang bingung.
Pada siapa hati mu tertuju?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Se'rasa'h Sebelum Humus
ŞiirDilarang percaya pada keabadian! . . Jika daun mati saja masih dapat terfermentasi, Bagaimana mungkin aku percaya rasa-mu tak akan berpaling ke lain hati?
