Kita terbelit rindu yang dalam.
Tergugu sia-sia dalam bisu,
dalam hening yang biru.Kita berpijak pada ranah yang kusam.
Menyesapi sunyi.
Tak melangkah, tak juga pergi.Hingga, sepercik gemilangmu hadir di sudut sana.
Jadi,katamu
Ayo tinggalkan rindu sebentarAku mengantarmu di persimpangan rasa, meski tak juga pasti adanya.
Lalu menuju senja.
Kutitipkan rindu padanya.
Agar dapat dibawa terlelap bersama syahdu nya malam yang gulita.Konon kau membawa rindu berkelana.
Di sepanjang terik siang mu.Untukku, waktu berjalan lambat.
Namun rindu mu mengering dengan cepat .
Lalu engkau terlupa.
Terperangkap oleh gemilang buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Se'rasa'h Sebelum Humus
PoetryDilarang percaya pada keabadian! . . Jika daun mati saja masih dapat terfermentasi, Bagaimana mungkin aku percaya rasa-mu tak akan berpaling ke lain hati?