Hyura melangkahkan kakinya memasuki rumah besar yang telah ia tinggali bersama suaminya sejak 2 tahun yang lalu. Semua masih sama seperti 2 tahun yang lalu, tidak ada yang berubah. Hanya Hyura yang mencintai suaminya.
"Apakah suamiku sudah pulang bibi Jung?" Tanya Hyura pada salah satu asisten rumah tangganya.
"Tuan Lee belum pulang nyonya. Saya akan menyiapkan makan malam untuk nyonya" kata bibi Jung lalu pergi.
__________________________________
Setelah mandi dan makan malam Hyura menunggu dengan cemas lelaki yang berstatus sebagi suaminya di ruang tamu.
Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi namun suaminya masih belum pulang.
"Aku sudah bilang jangan menungguku. Mengapa kau tidak mengerti juga?" Kata pria yang baru saja memasuki rumah.
"Aku hanya ingin melakukannya"
"Kau melakukan hal ini selama dua tahun penuh. Apakah tidak lelah?"
"Kata ibuku Surga seorang istri ada di Suami, istri tidak boleh lelah melayani suami nya. Walaupun sang istri ditolak oleh suaminya"
Perempuan itu tersenyum kecut di akhir kalimatnya."Terserah kau saja" Balas sang suami sambil berlalu ke kamar.
Sesampainya dikamar sang suami langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun pada istrinya.
"Kenapa hanya aku yang mencintainya?" Monolog sang istri
Tak lama kemudian sang suami pun keluar dari kamar mandi. Hanya mengenakan handuk putihnya dan tidak mengenakan baju.
Melihat ada yang janggal dari tubuh suaminya, Hyura pun bertanya.
"Aku tidak ingat pernah meninggalkan sebuah kissmark di dadamu"
lalu memandang seorang yang masih ber status sebagai suaminya itu dengan lekat.
"Apakah ada orang lain?" Hyura bertanya dengan tatapan datar dan suara yang datar.
"Apakah orang itu yang membuatmu selalu pulang pagi beberapa hari ini?"
"Apakah orang itu yang membuatmu dingin padaku?"
"Haha dari awal memang hanya aku yang mencintai mu. Kau sama sekali tidak pernah mencintaiku hanya aku yang mencintaimu" sambungnya sambil terkekeh
"Bukankah dari awal aku sudah bilang, jika kau tidak mencintai aku, jika pernikahan ini hanya paksaan, walaupun hanya aku yang mencintaimu dan seterusnya akan begitu. Minimal hargailah aku. Jangan menghianatiku Min"
"Jika kau tak bisa menghargai aku, hargailah ibumu yang sangat bahagia dengan pernikahan ini"
Minhyuk menatap Hyura dengan pandangan datar dan tidak berniat menyangkal kata kata istrinya.
"Aku lelah, aku akan tidur dikamar sebelah" Saut Minhyuk datar.
"Kenapa tidak disini saja? aku hama untukmu Min? Tidak bisakan kau menerimaku? jika tidak bisa menerimaku hargailah aku sebagai titipan ibuku kepada ibumu"