Hari sudah gelap ketika perempuan ber hoodie hitam itu keluar dari sebuah rumah sakit. Rambut pendeknya tergerai rapi, ditelinganya terpasang earphone warna putih.
Dengan perlahan, kaki-kakinya yang terbalut ripped jeans hitam yang dipadu dengan sepatu hitam pula membawanya ke dalam sebuah mobil.
Setelah masuk, ditaruhlah tas punggung kulit biru tua itu di kursi belakang. Di kursi kemudi telah ada lelaki jas abu abu yang memandanginya.
"Apa kau lihat lihat?!" Ketus perempuan itu.
"Kau cantik" Kata lelaki disampingnya
Jika perempuan lain dipuji cantik akan terbuai sampai wajahnya merah, tapi tidak untuk perempuan ini.
"Sudah tau" Balas perempuan itu sambil terpejam
"Ayolah Hyu, aku sedang memujimu"
"Diamlah! aku lelah"
Hari ini Minhyuk menjemput istrinya karena ban mobil Hyura bocor tadi.
"Kenapa kau memakai pakaian santai?
"Rumah sakit memperbolehkan pekerjanya memakai pakaian bebas asal sopan pada tanggal 20"
"Itu alasan kamu memakai baju seperti ini?"
"iya"
Suasana kembali hening sesaat. Mereka berdua bergelut dengan pikiran masing masing.
Sampai salah satu dari mereka membuka percakapan.
"Kau sudah dapat sekretaris Min?"
"Sudah"
"Dia wanita atau laki-laki" Tanya Hyura ingin tahu
"Bagaimana jika aku menjawab dia wanita?"
"Baguslah kalau dia wanita. Jadi kau tidak hanya bergaul dengan Irene saja"
"Dia cantik, tinggi, dan saat wawancara, keahlian khususnya adalah menari. Aku ingin melihat tariannya" Minhyuk berniat menjahili Hyura.
"Lalu apa urusanku?"
"Ayolah Hyuuu, aku ingin kau cemburu" Minhyuk frustasi
"hanya di mimpi mu! bangunkan aku jika sampai rumah"
_________________________________________
"Min, apakah kau tidak merasa sepi?"
Minhyuk mengalihkan pandangan dari laptopnya ke Istrinya.
"terkadang aku merasakannya"
"Min, aku selalu merasa ada yang kurang di pernikahan ini"
Minhyuk tau kemana arah pembicaraan Hyura.
"Hyu, bukankan kubilang jangan membicarakan ini lagi"
"Min ayolah! kau dan aku sudah dewasa"
"Aku tidak ingin kejadian 2 tahun lalu terulang lagi. Aku hampir kehilanganmu"
Nada bicara Minhyuk melemah di akhir kalimatnya.
"Itu tidak akan terulang lagi, aku berjanji Min"
"Maaf Hyu"
Minhyuk berlalu, meninggalkan Hyura yang masih menunggu jawaban iya dari dirinya.
_______________________________________
Kamar itu tertutup rapat. Tapi dengan celah kecil di tirai jendela membuat cahaya matahari masuk menganggu orang yang tengah menikmati tidurnya.
Ia terganggu karena cahaya matahari tepat mengenai wajahnya membuat ia menutupi wajahnya dengan selimut.
Lalu gangguan lain mulai datang, Teriakan yang berasal dari seorang perempuan yang menyuruhnya bangun. Ia mengumpat dari balik selimutnya sambil menutupi telinganya dengan bantal.
Saat ia melanjutkan tidurnya, ia merasakan sebuah usapan halus di pipinya.
"Min bangunlah. Kau harus mencari uang hari ini"
Dan juga sebuah bisikan halus di telinganya.
"Saera?" Tanyanya.
Sekarang bukan usapan yang di dapatkan Minhyuk, tetapi sebuah tamparan pada pipinya
Minhyuk hanya ingat 1 nama yang membangunkannya dengan bisikan halus dan usapan lembut.
Hyura tidak pernah membangunkannya dengan cara lembut itu.
"Brengsek kau Lee!"
Minhyuk membuka mata dan ada Hyura.
Jadi Hyura yang membangunkannya?
Akhir hidup Minhyuk sudah didepan mata. Dia akan mati sekarang.
Setelah mengucapkan umpatan untuk Minhyuk, Hyura segera meraih tas dan kunci mobilnya.
Hyura adalah tipe orang yang akan diam jika sudah emosi. Jika dia meluapkan kekesalannya, bukan sebuah amarah yang meledak. Melainkan sebuah tangisan.
"Kau bodoh Lee Minhyuk" Minhyuk menyumpahi dirinya sendiri.
_________________________________________
Setelah memasuki audi biru donkernya, Hyura segera menancap gas ke rumah Wonho. Dia akan menumpang sarapan disana. Rencananya pagi ini setelah menyuruh Minhyuk bangun, ia akan makan dengan suaminya itu karena demi apapun, Hyura sangat lapar. Dia belum makan dari semalam.
Dan rasa lapar Hyura menjadi 10 kali lipat setelah membangunkan Minhyuk.
Mobilnya sudah memasuki pekarangan rumah Wonho. Rumah Wonho tidak sebesar rumah Minhyuk.
Rumah Wonho memiliki 2 lantai dengan lantai 2 yang hanya di isi dengan alat olahraga dan kamarnya. Pekarangannya luas dengan 2 pohon di kanan dan kiri. Halaman belakangnya bernuansa alami dengan kolam renang yang tidak terlalu besar.
Hyura mengetuk pintu dan dibuka oleh asisten rumah tangga Wonho yang baru. Hyura belum pernah bertemu dengan yang ini.
"Anda mencari siapa?"
"Aku Kim Hyura, aku teman kecilnya Wonho, apakah dia masih dirumah?"
"Tuan Shin sudah pergi bekerja 10 menit sebelum anda kemari"
"Ah, yasudah. Aku pergi dulu"
Setelah mendapat anggukan dari asisten rumah Wonho, Hyura melangkahkan kakinya kembali ke mobil dan mengendarainya menuju sebuah kafe.
Dia sangat lapar.
________________________________________
ayo kita call an