Seorang pria sedang duduk dimeja kerjanya menatap serius pada laptop ber cap apel di depannya. Matanya sesekali menatap ponsel yang ada di sampingnya. Menunggu kabar dari seseorang.
tring tring
"Ya"
"Oppa, saat ini aku akan tiba di Seoul pukul 2. Bisakah kau menjemputku?"
"Ya aku akan menjemputmu"
"Eoh Oppa, keretanya akan berangkat sebentar lagi, sampai ketemu nanti"
Pip..
"Maafkan aku ibu ayah, anakmu telah mengecewakan kalian" Gumam Minhyuk.
___________________________________
Dilain tempat pada saat yang sama.
"Felix ayolah makan makananmu. Jika kau tidak makan dokter Park akan marah. Jika dia marah dia akan berubah menjadi monster dan memakan Felix" Perempuan berjas putih sedang membujuk salah satu pasiennya untuk makan.
"Felix mau disuapi dokter Hanna. Felix tidak mau disuapi dokter Hyura. Dokter Hyura galak"
"Heh apa yang kau bilang? Aku tidak galak hanya tegas agar kalian tidak nakal. Sekarang makan agar kau cepat sembuh"
Lee Felix, anak berusia 6 tahun yang menderita kanker otak stadium akhir. Mendiang ayahnya merupakan pria Jerman dan meninggal karena penyakit yang sama saat Felix berumur 3 tahun.
"Dokter Hyura"
ditengah acara makannya Felix membuka suara
"Iya"
"Apakah aku bisa sembuh?"
"Jika kau makan, minum obat, dan selalu bahagia maka kau akan sembuh Felix. Lagi pula kau masih kecil. Tuhan tidak mau mengambilmu jika kau belum menikah, buka mulutmu lagi"
"Kata dokter-
"Ssshhhuuttt.. kunyah dulu baru bicara"
"Kata dokter Hyungwon, kematian tidak mengenal usia"
"Jangan dengarkan dokter Hyungwon, dia tidak sehat. Nah sudah habis, sekarang minum obatmu"
Felix meminum obat ke 2 nya hari ini
"Dokter Hyura maukan berjanji pada Felix untuk menjaga Ibu ketika Felix sudah tidak ada?"
"Hei! Yang akan menjaga ibumu itu kau bukan aku. Jadi istirahatlah dan jangan berbicara aneh aneh. Dan jangan dengarkan dokter Hyungwon, dia belum berpengalaman"
"Dokter Hyura, margamu dan aku sama. Kau bisa menjadi kakakku dan menjaga ibuku"
"Diam dan tidur. Aku ingin keluar dulu, ibumu akan sampai 5 menit lagi"
"Dan lagi, Lee adalah marga suamiku"
Sampai diluar ruangan air mata Hyura tidak sanggup di tampung lagi.
"Jika kau menangis siapa yang akan menyemangati mereka semua?"
Perkataan orang di sampingnya mengagetkan Hyura.
"Ah dokter Park. Maafkan aku"
"mau makan siang bersama?"
"Jika dokter mau mentraktirku"
"Untuk anak didikku"
***********************
Seorang pria terlihat sedang menunggu seseorang di stasiun. Pandangannya tak lepas dari ponselnya.
"OPPA"
Sang pria yang merasa dipanggil pun menoleh dan mengembangkan senyum saat melihat kekasihnya mendekat.
"Oppa maukah nanti malam menginap? Saera merindukan Oppa"
Sang pria terkekeh
"Kau masih saja manja. Iya aku akan menginap"
Setelah mengatakan hal tersebut kedua sejoli yang dimabuk cinta itupun meninggalkan stasiun lalu menuju kerumah sang perempuan.
___________________________________
*tlingking*
"Dokter ponsel mu berbunyi"
"Lalu kenapa? Aku akan menyuntikmu"
"Bukalah dulu, mungkin dari suamimu. Mungkin itu penting juga. Shownu akan menunggu"
"Tidak, kau yang lebih penting dari pesan di ponselku. Jangan menangis waktu aku suntik ya anak nakal"
"Shownu sudah besar. Sudah 6 tahun. Shownu tidak akan menangis hanya karena disuntik AAAAAA DOKTER KENAPA MENYUNTIKNYA TIBA TIBA? SHOWNU KAGET"
"Kau banyak bicara. Aku gemas"
"Dokter tidak bisa lembut jadi perempuan. Shownu tidak suka perempuan kasar"
"haahh.. terserah kau saja tampan. Nyonya, setelah ini jangan biarkan dia berbicara dan suruh dia tidur. Shownu kau harus tidur jika ingin sembuh. Aku pamit dulu"
Ketika diluar barulah Hyura membuka pesan di ponselnya. Benar kata Shownu jika itu dari suaminya.
Lee Minhyuk
Aku tidak akan pulang malam iini3:26 p.m.
Baiklah
3:50 p.m.
Hyura melanjutkan langkahnya menuju ruangan Hyungwon agar temannya itu bisa menghiburnya.
___________________________________
alwaysgreentea
kamu jangan menghilang, acu bingung mau berbagi sama syapa...