#2. PROLOGUE

218 62 15
                                    


Jeka menoleh. Matanya menatap lurus Jean yang berada di sampingnya. Jean terdiam dengan pandangan menunduk ke bawah, disadari sejak tadi Jean nggak ngalihin pandangannya ke wajah Jeka. Seenggaknya Jean nggak melihat ke arah Jeka, sampai satu hal terlintas di pikiran Jean dan membuat cewek itu pun berminat buat nanya ke Jeka. Refleks, Jean menoleh, menatap Jeka terang-terangan dan bersuara,

"Lo pernah ngalamin kesulitan?" Tanya Jean ke Jeka. Perasaan gugup langsung menyelimuti diri Jean sekarang. Dan benar, Jean memang sedang kesulitan.

"Gue selalu punya kesulitan." Jawab Jeka tenang, setenang lautan luas. Ia melengos, menatap objek lain.

Jean penasaran. "Apa?"

Sekitar butuh lima detik, Jeka menoleh ke Jean lagi. Tatapannya teduh, tepat di kornea mata. Jantung Jean berdebar seiring Jeka yang makin memperdalam tatapannya. Jujur saja, Jean belum pernah melihat tatapan Jeka seperti ini, jadi mungkin ini memang benar-benar serius. Setelah menghembuskan nafasnya pelan, Jeka menjawab dengan kalimat yang mampu membuat waktu seakan berhenti berjalan,

"Ngeliat lo kesulitan adalah satu-satunya kesulitan gue."

-oOo-


Vomentnya😘
.
.
.
Berkarya itu nggak segampang buang gas😌

Berkarya itu nggak segampang buang gas😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ORDINARY MISTAKE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang