13: Which Welcomes Sunday Morning.

33 23 0
                                    

Jean's POV

~

Jam weker berbentuk bulat dengan warna merah seperti bunga mawar itu berbunyi nyaring diatas nakas. Gue hanya bergeming dan tangan ini menjulur ke arah jam, menyenggol benda yang bergerak bolak-balik dengan cepat, seperkian detik jam itu langsung berhenti berbunyi. Hari ini hari minggu, hari dimana temen-temen gue bakalan pulang kerumah masing-masing sebab sudah dari hari jum'at mereka menginap disini. Rasanya, gue pengen banget buat maksa mereka untuk menginap disini lebih lama.

Melirik jam weker tersebut, jarum jam disana menunjukan pukul 07.30 AM, jadi gue langsung beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar gue. Gue membersihkan diri disana sekaligus berpakaian. Setelah itu, gue sempat rapi-rapi sebentar sebelum keluar kamar dan melenggang menuju ruang tengah. Disana, hanya ada Clara yang gue lihat sedang duduk tenang sembari memainkan ponselnya. Dilihat dari luar, gue tahu dia belum mandi sebab masih menggunakan pakaian tidurnya dan masih berwajah bantal---walaupun sedikit.

Mendapati kedatangan gue yang duduk disebelahnya, Clara menoleh sambil berujar, "Udah wangi aja lo pagi-pagi begini." Katanya, berbasa-basi.

Gue mengangguk. "Iya dong. Terus, lo kenapa nggak mandi aja?" Giliran gue yang bertanya.

Clara mengangkat bahu. "Nggak ah. Nanti aja agak siangan." Jawabnya enteng lalu menepuk punggung tangan gue sambil berujar lagi, "Geng-nya Randi mau pulang jam 10. Temen-temen kita nggak tahu mau pulang jam berapa, tapi kayaknya sih jam 10 juga, kata Nesa juga ikut geng-nya Randi aja." Ucapnya sembari mengangkat tangannya kembali dan mengecek ponselnya.

Gue ber-oh ria. "Terus kenapa?" Tanya gue, penasaran.

"Gue nggak pulang jam 10. Yah, gue mau pulang agak siangan aja. Gue juga udah ngomong sama Randi." Jawabnya dengan pandangan lurus pada ponsel, nggak menoleh ke gue.

Gue tersenyum kecil. "Mau ngapain?" Tanya gue lagi, disengaja.

Clara akhirnya mendongak dan mendelik ke arah gue. Gue melipat bibir ke dalam, mencoba menahan tawa agar nggak lolos karna melihat perubahan wajahnya setelah mendengar pertanyaan gue yang menyebalkan. "Ya mau disini lebih lama lah! Kok pake nanya?" Tanyanya balik dengan nada sewot. Gue tertawa setelahnya.

Terdengar suara kegaduhan kecil di dapur. Gue lantas menoleh dan memperhatikan keadaan ruang makan serta dapur rumah gue. Ternyata, disana ada Bi Aris. Alis gue bertautan, kok tumben Bi Aris yang masak sarapan bukan Mama? Apa Mama belum bangun ya? Beranjak dari sofa, gue langsung berjalan menuju dapur. Clara sempat melemparkan pandangan herannya, tapi tangan gue segera memberi isyarat kalau gue akan pergi ke dapur. Clara hanya mengangguk sebagai jawaban dan sibuk menatap ponselnya lagi.

Gue tersenyum terang saat berdiri di samping beliau. "Eh Bi Aris! Lagi masak apa, nih?" Kata gue, sekedar basa-basi.

Wanita lanjut usia ini menolehkan kepalanya ke gue, tersenyum hangat sembari membalik beberapa lembar daging. "Lagi buat Sandwich untuk sarapan kamu sama temen-temen kamu, Je." Jawab Bi Aris ramah. Lantas dia melanjutkan setelah mengambil satu piring dari raknya, "Bi Aris mau nambahin telur mata sapi biar isinya banyak. Nggak papa 'kan?" Tanya Bi Aris lagi, memastikan.

Gue berdecak lucu sebelum melemparkan senyuman lagi ke Bi Aris. "Ah, Mereka mah apaan aja dimakan, Bi. Apalagi telur buatan Bi Aris 'kan enak, jadi mereka bakalan suka kok."

Bi Aris tertawa senang. "Ah, kamu bisa aja, Je." Tuturnya.

"Oh iya. Bi Aris, Mama kok nggak kelihatan? Belum bangun ya?" Tanya gue pada akhirnya.

ORDINARY MISTAKE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang