05: Dark and Cold.

67 45 6
                                    


Jean's POV

~

Dari kemarin sore sampai pagi hari ini, gue nggak bisa memudarkan senyuman gue yang berkembang dengan sendirinya di bibir ini. Setelah gue nontonin Jeka main gitar di ruang musik dua hari lalu dan dia yang berujar sedemikian rupa yang berhasil buat gue mematung, dari saat itu gue jadi lebih sering chattan sama dia. Obrolannya cukup aneh tapi asik. Gue sama dia ngobrolin topik dari yang nggak terlalu penting sampai hal yang bener-bener nggak penting. Dan itu alasan kenapa gue senyum terus menerus.

Hari ini hari rabu. Hari dimana temen gue yang memiliki otak diatas rata-rata itu saatnya mengikuti lomba cerdas cermat disekolah. Lantas, anak-anak kelasan gue udah berisik dengan segala macam suara lantaran terlalu bahagia karna tahu bakalan nggak belajar.

Sementara di bangku gue, Ara dan Virly lagi memberi masukan pada Caca.

"Jawabnya jangan ngasal!" - Ara

"Iya, Ara." - Caca

"Harus bener jawaban lo biar menang!" - Virly

"Iya, Virly." - Caca

"Tapi kalo menang, harus traktir!" Ujar gue pada akhirnya.

Caca mengangguk kesekian kalinya. "Iya-Iy---Eh! Nggak tau! Kan duit gue terbatas. Kalo mau ditraktir, ya harus nunggu gue menang!" Jawabnya keras.

Gue, Ara dan Virly kompak berdecak keras dan memutar bola mata malas. Beberapa menit kemudian, suara pemberitahuan untuk peserta lomba cerdas cermat terdengar dari ruang siaran melalui spiker sekolah. Lantas, Caca berdiri dari duduknya dan berucap, "Doain biar menang ya!" Katanya diiringi senyum lebar.

Gue mengangguk bersama Ara dan Virly,

"OKE!"

*

Sekitar lima jam nggak belajar alias jam kosong, ruang siaran memberitahu bahwa kalau hari ini pulang cepat. Lantas, semua murid terlalu seneng dengan kenyataan itu. Menyampirkan tas gue ke bahu, gue menoleh ke Ara karna dia nanya sama gue sepintas soal teman duduknya Virly. "Tasnya Caca gimana?"

"Beresin aja buku-bukunya. Nanti dia juga ke kelas dulu buat ngambil tas." Jawab gue. Keluar kelas bersama Ara dan Virly, gue disambut dengan Nesa dan Clara yang berjalan menghampiri kelas ini. Spontan, gue bertanya,

"Lo berdua mau kemana?"

Nesa menatap gue. "Gue harus susulin Gisel nih. Dia 'kan lagi nungguin Caca. Karna gue sama Gisel harus ke rumah Caca dulu sebelum pulang. Mau minjem buku sekalian ngerjain tugas bareng." Jawab Nesa panjang. Gue denger Ara berseru dan mengusap kepala Nesa seolah bangga. Tapi setelahnya, cewek itu tertawa geli.

"Kalo lo?" Tanya Virly ke Clara.

Clara yang sedang main ponsel langsung mendongak dan menjawab, "Gue pulang bareng Randi. Yah, sekalian jalan-jalan. Gue laper soalnya." Jawabnya diiringi cengiran lebar. Gue dan Virly kompak memutar bola mata malas

Pun Clara dan Nesa berbalik arah, gue, Ara dan Virly berjalan menuju tangga diujung koridor. Gue sempat melirik kelasnya Vian yang sudah kosong tidak berpenghuni. Apa Vian udah pulang duluan ya?

Saat sampai aula sekolah, gue melihat Vian yang lagi jalan seorang diri. Lantas gue mengejar dia, membiarkan Ara dan Virly berjalan di belakang.

ORDINARY MISTAKE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang