14: Suggestions And Praise.

37 23 1
                                    

Jeka's POV

~

            "Gue minjem duit lo goceng dong, Jek! Duit gue keselip di loker, gue males ngambil."

          Gue berdecak keras saat suara cempreng milik cowok pendek itu terdengar pada pendengaran gue. Mendongak buat menatap sepasang iris yang sedang menatap gue sambil menunggu gue mengeluarkan lembaran kertas dari saku, gue lantas menatap malas pada sosok Jim di hadapan gue sekarang. "Buat apaan?"

          Jim berdehem. "Beli somay."

           Gue melengos dan segera mengambil satu lembar uang di saku kemeja gue. Sesuai yang Jim minta, gue memberinya uang lima ribu rupiah karna cowok pendek itu pengen membeli somay sesuai ucapannya barusan. Jim melenggang pergi dan gue menunduk lagi untuk melihat ponsel gue. Menunggu alamat IP diterima karena gue lagi mencoba memakai akses Wi-Fi kantin. Lumayan bro, gratisan.

          Nggak lama, Jim kembali dengan sepiring
Somay lengkap dengan saus, kecap manis dan seiris jeruk nipis. Well, dia langsung melahapnya dan mengunyah cepat. Yoga yang duduk di sebelahnya melirik sekilas. Beberapa detik kemudian, gue mendengar cowok itu bersuara, "Beli berapa lo?"

           Jim menoleh ke Yoga. "Goceng." Jawabnya singkat. Dia menarik sebelah alisnya dan bertanya datar, "Kenapa? Mau?"

          Yoga mengguman pelan. Lantas tangan kanannya langsung meraih garpu yang Jim genggam. Tapi secepat mungkin Jim menarik tangannya dan mengundang tatapan heran dari Yoga. Mck! Gue udah bisa menebak Jim bakalan ngomong apa setelah ini.

          "Gue minta somay lo, bego."

          "Minta sama Jeka! Gue dapet goceng dari dia."

          Tebakan gue benar. Jim Sialan.

          Saat itu juga Yoga langsung menoleh ke gue dengan tatapan menuntut. Wajahnya kelihatan sewot, tapi dia mencoba mengendalikannya dengan membuat ekspresinya sedatar triplek. Gue mendengus. "Goceng, dong." Katanya.

           Gue melirik Yoga dulu sebelum merogoh saku lagi dan mengambil uang lima ribu rupiah dari sana. Menggumpalkannya dengan asal, gue melempar gumpalan uang itu dan spontan Yoga langsung menangkapnya. Menyengir nggak jelas, dia langsung berdiri. "Makasih, bro!" Ujarnya berterimakasih dan langsung melipir pergi.

          Jim terkekeh pelan dan melanjutkan makan makanannya. Sementara gue hanya kembali memalingkan pandangan gue ke layar ponsel dan sesekali melihat ke ambang pintu kantin, melirik sekilas siapa yang datang. Gue juga sempat mengangkat alis beberapa kali saat pandangan gue bertemu dengan cewek-cewek yang melemparkan senyum manis ke gue. Well, meskipun gue balas begitu, mereka tetep nggak melenyapkan senyumnya seolah gue barang bagus yang membuat mereka nggak bisa berhenti senyum. Jim juga mulai senyum setengah saat ada yang menyapa.

          Mengedarkan pandangan ke sekitar lagi, atensi gue langsung menatap otomatis pada beberapa cewek yang baru menginjakan kakinya di sini. Mereka terlihat linglung disana karna memperhatikan beberapa meja kantin, mungkin mencoba mencari mana meja dan kursi yang kosong. Gue diselimuti rasa heran sekarang, sekumpulan cewek-cewek itu adalah teman-temannya Jean. Kalo lo nggak tahu yang mana,  mereka yang ikut nginep di rumahnya kemarin. Mata gue tetap melihat ke singgah sana hingga pada akhirnya gue melihat dua orang manusia yang baru datang kemari sembari tersenyum satu sama lain. Gue langsung mengumpat dalam hati.

          Lagi dan lagi gue melihat Jean sama cowok blasteran itu. Siapa namanya?---Reynan?

          Tanpa berpikir panjang, gue langsung beranjak dari duduk gue. Bahkan Jim ikut mendongak dengan ekspresi bingung karna gue berdiri secara mendadak. Tapi sebelum melebarkan langkah, ponsel di genggaman gue bergetar singkat. Cukup membuat gue tahu bahwa ada beberapa pesan atau notifikasi yang masuk. Membuka ponsel, gue langsung membuka pesan chat itu.

ORDINARY MISTAKE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang