08: There Is Something Wrong!

55 41 3
                                    

Jeka's POV

~

          Melewati beberapa jam setelah gue selesai main kejar-kejaran sama Juho lantaran gue pengen banget mukul kepala dia, bell berbunyi nyaring dari ruang siaran. Lantas gue berdiri dan mengambil satu-satunya buku diatas meja gue beserta pulpen dan memasukannya asal ke dalam tas. Menyibak tas gue kebahu, gue berjalan pelan keluar kelas sembari menoleh ke arah Vian dan Jim---berniat menunggu.

          Gue sama Vian sama-sama diam---Yah tapi manusia itu sibuk sama ponselnya. Gue lihat, alisnya mengkerut dan terlihat fokus banget ke layar ponsel. Sementara cowok pendek di sebelah kiri gue juga sedang sibuk sama ponselnya, tapi dengan eskpresi yang menggelikan. Selang beberapa detik, Jim nepuk bahu gue sambil bersuara keras, "Jek! Gue udah denger Hot News dari Juho. Gila! Lo beneran suka sama Jean?" Tanyanya sembari memperlihatkan senyum miring ke gue.

          Gue diam. Melirik ke Vian, cowok itu sekarang udah melirik gue dari sudut matanya dengan alisnya yang naik sebelah. Menatap Jim kembali, manusia pendek itu udah tersenyum mengejek sekarang. Mck! Ini gara-gara Juho!

          "Nggak." Jawab gue datar. "Juho bilang gitu ke lo? Kebalik kali! Dia yang suka sama Jean." Sambung gue, dingin.

          Disaat itu juga Vian mendengus tidak peduli dan Jim langsung melengos namun tetap pada senyumannya. Gue hanya diam sembari berjalan sepanjang koridor hingga menuruni tangga menuju lantai dasar. Sesampainya di aula, gue melihat Yoga, Raymon, Randi dan Juho sudah berdiri dengan tawa masing-masing. Mungkin Juho mengeluarkan lelucon konyolnya lagi.

          Saat gue, Jim, dan Vian berada di dekat empat manusia itu secara spontan gue langsung menatap Juho lurus. Awalnya dia sibuk tertawa lebar, tapi setelah menyadari tatapan gue yang menatap dia lekat, tawanya menjadi masam. Gue menahan tawa untuk itu.

           "Lo ngomong apa ke Jim, Ho?" Tanya gue berusaha datar.

           Dia menyengir lebar. "Hot News. Hehehe." Jawabnya sembari terkekeh kecil. Randi yang melihat itu juga tertawa pelan.

           "Lo 'kan yang suka sama Jean? Masa seenaknya bilang gue suka sama dia. Lo kali." Ujar gue lagi.

           Setelah berkata demikian, kepala gue di dorong sama Yoga. Gue lantas menoleh ke arahnya dan melotot. "Kenapa lo dorong kepala gue?" Protes gue dengan suara tertahan.

          "Juho nyebar Hot News  ke Jim bukan berarti dia suka sama Jean! Tapi lo malah nuduh-nuduh dia!" Belanya.

          "Lagian, Juho bener. Kita juga bisa lihat." Ujar Randi.

          "Jangan sembarangan bilang kalo dia yang suka. Lo kali yang beneran suka!" Tambah Raymon

          "Tuh! Lihat 'kan? Gue nggak main asal ngomong ya, Jek. Mereka juga sependapat sama gue!" Sekarang Juho yang berbicara---membela diri atau sekedar membenarkan ucapannya mengenai gue-yang-suka-sama-Jean---diikuti mereka yang lain turut membenarkan ucapan Juho. Seketika gue terdiam dan pikiran gue berkeliaran kemana-mana. Apa iya gue suka sama Jean?

           Beberapa detik kemudian, gue melihat Jean turun dari tangga dan berjalan pelan bersama keenam temannya. Dia tertawa lebar selagi salah satu temannya mengucapkan kalimat humor yang mampu membuat yang lain pun tertawa geli. Gue langsung menoleh, temen-temen gue pun demikian. Tadinya, tatapan gue fokus pada salah satu cewek berambut hitam sedada disana yang masih tertawa geli, tapi seketika ada sesuatu yang menganggu---lebih tepatnya merusak pemandangan. Yaitu dimana gue melihat manusia tadi---Reynan---yang menghampiri Jean bersama satu temannya. Dia terlihat mengucapkan sesuatu sama Jean. Dan disini, gue beserta temen-temen gue ataupun teman-teman Jean disana sama-sama memperhatikan. Apalagi Vian yang udah nggak kebaca apa arti pandangannya.

          Disana, Jean tersenyum manis. Lagi.

          Gue mencoba bersikap normal. Selayaknya gue nggak begitu peduli apa yang gue lihat sekarang ini. Tapi gue merasa di dalam diri gue seolah terbakar sesuatu karna satu perihal. Gue sadar, rahang gue mengeras sekarang. Bahkan gue udah menekan bibir gue menjadi garis keras. Dan mata gue, nggak bisa berhenti menatap kesana. Kearah Jean, teman-temannya dan cowok itu.

          Mendengus keras, gue mencengkram tali tas gue dengan keras. Menghela nafas kasar gue berjalan duluan meninggalkan mereka. Sedikit bahu gue membentur bahu Jim. Dan gue tahu kalau teman-teman gue langsung mengikuti gue sekarang.

          Pikiran gue benar-benar nggak fokus. Jujur, gue merasa sedikit kacau. Tapi, nggak akan gue biarin kalau teman-teman gue sampai tahu akan hal ini. Gue harus keliatan biasa aja.

          Tapi kayaknya mereka lebih mengerti, lebih paham, dan lebih tahu duluan dari gue.

          Gue berhenti berjalan dan berbalik badan sehingga menghadap teman-teman gue. Nggak ada Vian diantara mereka. Dan gue siap mendengar apa yang memang bakalan gue dengar setelah melihat kejadian tadi.

          "Kita lebih ngerti. Jangan di bantah lagi." Kata Raymon. Dari nada suaranya, terdengar dia sedang serius sekarang. Gue hanya diam menatapnya, begitupun sebaliknya.

          Jim berdecak. "Most Wanted disekolah kita ternyata bego dalam masalah yang kayak gini. Padahal bukan pengalaman pertama kalinya." Komentarnya cepat.

          Gue membeku. Perkataan Jim barusan seolah menjadi air yang sangat dingin---yang baru saja ditumpahkan di atas kepala gue sehingga gue tersadar sekarang. Ada sesuatu yang salah di diri gue. Ya, sesuatu yang salah.

          "Lo suka 'kan sama Jean?" Tanya Randi.

          Sebenarnya yang boleh tahu hal itu hanyalah diri gue sendiri. Mereka pun nggak boleh tahu sebenarnya. Tapi sangat disayangkan, karna mereka yang membantu gue menyadarkan semuanya, jadilah disini sekarang. Gue mengangguk dalam hati, mengiyakan pertanyaan Randi.

          Tiba-tiba saja Vian datang bersama Jean disampingnya. Semua langsung menatap dia, termasuk gue yang menatap dia sekaligus menatap cewek yang berdiri disebelahnya yang tengah menundukan kepalanya. Vian menarik nafas dan menatap gue, dan gue juga menatap  dia balik. Di menit itu, dia bersuara yang membuat gue merasa aneh dan kembali membeku,

          "Secepat ini, Jek?"

-oOo-

Horee up :v
.
.
Part yang ga begitu panjang :v maaf yang kali ini ga panjang kaya part sebelum2nya. :(
.
.
Mau nanya, baca pict yang ada di part prologue ga? Kalo baca, di laksanain ya hehe :) kalo ngga baca yaa inisiatip sendiri aja :)
.
.
Dibutuhin voment, kritik dan saran ya hehe💕
.
.
Love you - Jeka.

ORDINARY MISTAKE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang