Jeka's POV
~
"Muhammad Jevano!"Gue terkesiap. Secara refleks gue langsung duduk tegap dan menatap ke arah papan tulis, dimana papan putih itu menyender tegak di dinding disertai dengan guru killer yang menganggumkan, berdiri disana dengan mata yang melotot ke arah gueㅡBu Nely. Beliau mengajar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Mengusap tengkuk, gue menyengir lebar. Seperkian detik, suara tawa tertahan mulai terdengarㅡdari penghuni kelas ini.
"Jam pelajaran saya, bukan untuk waktu kamu tidur! Kamu mau ibu hukum lagi?!" Tanya beliau dengan keras, kejam, dan jahat. Mata yang melotot itu tambah melebar. Bahkan gue berpikir, mewanti-wanti dengan heranㅡkalau bisa saja mata itu keluar dari tempatnya jika saja Bu Nely melototi gue terlalu berlebihan. Gue ganteng banget ya sampai matanya Bu Nely harus melihat gue secara jelas lewat seluk peluk bola matanya?
Gua berdecak pelan. "Ya elah, Bu. Mana ada orang yang mau di kasih hukuman? Ya saya nggak mau lah! Saya janji deh merhatiin Ibu kalo lagi nerangin teori di depan." Jawab gue sembari mengacungkan dua jari, tanda peace. Gue memasang senyum meyakinkan, berharap guru galak itu mau percaya terhadap ucapan gue yang sebenarnya nggak berguna sama sekali.
Di depan, Bu Nely menghela napas pelan. Matanya perlahan-lahan redupㅡnggak melotot lagi. Menunjuk gue menggunakan spidol, Bu Nely berkata dengan datar. "Hafal'kan buku paket halaman seratus satu sampai halaman seratus tujuh, jelaskan ke saya dengan detail apa saja yang kamu telah baca. Di jam saya yang selanjutnya, saya tagih saat itu juga." Perintahnya sembari duduk di kursi meja guru di depan. Tangannya mengambil pulpen dan menandatangani buku hadir untuk guru di buku piket. "Jam pelajaran Ibu sudah habis. Apa mata pelajaran selanjutnya?" Lanjutnya, bertanya.
"Seni, Bu!"
"Berapa jam?" Tanya Bu Nely lagi.
"Sampai jam istirahat pertama, Bu!"
Bu Nely mengangguk. "Baiklah. Pelajaran kali ini kita akhiri dan disambung di jam selanjutnya. Tolong tidak ribut, jangan keluar kelas. Assalamualaikum!" Ujarnya sembari merapikan barang bawaannya dan melenggang pergi keluar kelas.
"Walaikumsalam!" Balas kami satu kelas, serempak sembari berdiri.
Baru saja Bu Nely hilang dari jangkauan jendela kelas, seketika suara menyebalkan langsunh hadir di indera pendengaran gue dengan enaknya.
"YAA MAMPUS LO, JEK! SURUH NGAPALAIN PKN BANYAK BENER!"
"TIDUR MULU SIH, UDAH KEBAL LO SAMA BU NELY? HAHAHA!"
"Semangat ya, Jeka. Enak 'kan di kasih tugas sama Mama Nely? Hahaha!"
"Selamat deh nggak di kasih hukuman mungut sampah di lapangan. Nikmatin aja ya."
Gue melirik mereka semua dengan tajam, terutama buat Jim sama Vian yang saat ini lagi ketawa kerasㅡngetawain gue dengan gelinya. "Sialan lo." Gumam gue, pelan. Setelah itu, gue langsung melengos dan mengambil ponsel gue dari saku celana.
Jim mendekat, diikuti Vian yang berjalan menghampiri meja gue. Meja paling nyaman di kelas, terletak di barisan paling belakang, dan tertutup. Udah gitu, gue duduk sendirian, nggak ada yang berani gangguㅡkecuali Jim sama Vianㅡenak 'kan?
"Tugas Bahasa Inggris udah lo, Jek?" Tanya Jim setelah mendaratkan bokongnya di kursi sebelah gue sembari melipat kedua kakinya. Vian ikut duduk di kursi sebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORDINARY MISTAKE [HIATUS]
Fanfiction"Ngeliat lo kesulitan adalah satu-satunya kesulitan gue." End : ?