2.2 PLAN A

925 151 19
                                    

Irene datang dengan kekasihnya setelah dihubungi Sehun untuk menemani si jomblo makan siang.
"Makin lengket aja" goda Sehun sebari melirik Suho yang baru melepas maskernya.
"Perjuangan nih dapetnya" goda Suho yang memeluk Irene didepan Sehun.
Sehun hanya menelan kopi pahitnya dengan wajah datar. Ingin rasanya mengumpat namun tak berani. Sudah punya macan soalnya Suho ini.

"Ada apa sih nelpon?" kini Irene bersuara, wajahnya yang jutek semakin membuat Sehun tak enak untuk mengutarakan keinginannya.

"Gini.. " Sehun menggantung ucapannya, agak ragu.
"Iya gini apa?" tanya Suho yang tahu kalau Sehun agak takut dengan muka jutek kekasihnya.
"Iya ada apa?" tanya ulang Irene yang menyeruput ice chocolate blend pesannya. Mood nya pun berubah lebih tenang.
"Tahu Suzy dimana?"
"Ini pertanyaan ngeledek bukan sih? Kan kau tahu Suzy tak suka denganku. Mana aku tahu dia dimana" ujar Irene yang kembali jutek.
"Sebenernya aku juga tahu kau musuh bebuyutan nya Suzy, siapa tahu kau tahu. Aku benar-benar tak tahu harus tanya siapa lagi" keluh Sehun yang terdengar lemah dari suara seruputan minumannya.
"Jisoo, kau tanya Jisoo saja. Aku dengar dia ke Korea untuk berlibur"
Mendengar nama Jisoo seperti melihat air ditengah gurun, Sehun menjadi kembali bersemangat.
"Kau sudah cari Suzy di apartemennya? Aku dengar juga kau sudah datang kerumah orang tuanya waktu itu" ujar Suho yang ikut nimbrung. Ia menyandarkan kepalanya dibahu Irene namun langsung didorong oleh Irene, Sehun hanya menahan tawa melihat nasib Suho yang punya pacar sejutek Irene.

Dilain tempat, Kyunghoon menjajah apartemen Jieun sejak pagi hari. Lantaran bertengkar di chat karena tak suka saat pacarnya satu panggung dengan Jungkook, sebagai permintaan maaf Kyunghoon mengendap-endap ke apartemen Jieun untuk membuat kejutan sarapan.


"Ya!  YA!!  apa kau mau menghancurkan dapurku?" Jieun berteriak cukup keras melihat pacarnya itu belagak menjadi chef gordon dengan melempar telor goreng.
Kyunghoon hanya nyeringis sebari memungut potongan kecil telur yang jatuh dan langsung memakannya sambil berkata,
"Mian mian, hehehe"
"Pergi ! Awas.. Awas" usir Jieun yang akhirnya memilih mengambil alih tugas memasak sarapan.

Tak ingin keluar dari area dapur, Kyunghoon malah menempel kemanapun Jieun bergerak, tak masalah meski disikut berkali-kali agar menjauh.

"HYA!!!" Jieun dan Kyunghoon menoleh bersamaan mendengar teriakan yang cukup keras yang ternyata dari Sehun.

"Jangan terlalu bermesraan kalau putus kau akan gila" ujar Sehun yang iri kenapa adiknya bisa beruntung sekali kehidupan asmaranya. Ia menaruh kantung berisi roti di meja makan lalu memukul kepala adiknya itu.
"Hyung !" gerutu Kyunghoon lalu menghampiri kakaknya.
"Kau kenapa kemari?" tanya Kyunghoon yang ikut gabung bermain PS.

"Seperti penampungan" gumam Jieun, sesekali ia melirik takut-takut adik kakak itu menghancurkan perabotan yang ada di apartemennya.

"Kau tak takut kakakmu ini bunuh diri kalau kau tinggal sendirian? Aku kesepian ~~" Sehun merajuk ke adiknya sebari menyandarkan kepalanya dibahu Kyunghoon.
"Omongan itu doa Hyung, jangan macam-macam" Kyunghoon merespon serius candaan kakaknya, membuat suasana awkward, perlahan Sehun mengangkat kepalanya menjauh dari bahu adik nya itu.
Jieun hanya tersenyum dengan tingkah keluarga Oh itu.

"Sudah tahu Suzy dimana?" Tanya Jieun yang ikut bergabung sebari membawa jus untuk Sehun dan Kyunghoon.
Sehun menggelengkan kepalanya diikuti hembusan napas berat.
"Aku tahu"
"Jinjja?! Odi?" Sehun langsung bangun dari duduknya, lalu pindah dari lantai ke sofa, sebelah Jieun.

Wajahnya terlihat antusias menunggu jawaban Jieun.
"Selama beberapa bulan ini dia di New York, mengurus kerjaannya"
Belum selesai berbicara Sehun langsung menjawab,
"New york? Dia tak akan kembali? Aku akan membeli tiket pesawat kesana" Sehun buru-buru mengambil ponsel dikantung celananya, panik.
"Wow wow, slow hyung!" Kyunghoon mengambil ponsel kakaknya itu, takut Sehun langsung membooking tiket pesawat.

MOMENTUM [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang